Mohon tunggu...
kusuma wikrama
kusuma wikrama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tajen, Sabung Ayam di Bali

29 Januari 2016   22:49 Diperbarui: 7 Februari 2016   00:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekian Banyak daerah di Indonesia tentu mengenal sabung ayam. & hiburan warga yg satu ini juga mempunyai istilah-istilah yg berlainan di tiap-tiap daerah. Di Bali, sabung ayam juga sebagai gerakan hiburan dikenal bersama istilah tajen yg berasal dari kata taji yg berarti pisau mungil. Taji atau pisau mungil inilah yg nantinya dapat dipasang terhadap kaki ayam yg dapat diadu. Tidak Serupa dgn sabung ayam di daerah lain yg rata-rata cuma berperan yang merupakan fasilitas hiburan, sehingga sabung ayam di Bali pula berperan dalam ritual keagamaan yg dikenal bersama nama tabuh rah. Kata tabuh rah berarti meneteskan darah ke bumi yg adalah sektor ritual bhuta yadnya yang merupakan simbol permohonan biar bhuta (pengaruh negatip) tak menggangu & manusia terhindar dari marabahaya.


Meski sama-sama sabung ayam, tajen & tabuh rah mempunyai perbedaan yg amat sangat mendasar, tajen yakni wujud hiburan yg lekat bersama aktivitas judi sedangkan tabuh rah yaitu murni aktivitas ritual keagamaan. Aktivitas sabung ayam yang merupakan wujud perjudiaan tak dibenarkan menurut agama Hindu. Biarpun begitu seiring dgn perubahan kehidupan social penduduk di Bali, tajen justru mendapat dukungan oleh beraneka kalangan penduduk & tabuh rah tidak jarang dimanipulasi & dijadikan tameng utk penyelenggaraan tajen.


Wacana tajen dari th ke thn seolah jadi bola liar yg oleh sebahagian orang yg berkepentingan dikembangkan jadi isu politik utk pertarungan kekuasaan di tingkat daerah. Bagi mereka yg pro, tajen dilihat berperan juga sebagai medium jalinan & komunikasi lintas strata sosial & tajen serta digelar dalam kaitan pembangunan kehidupan sosial ekonomi penduduk rutinitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun