Mohon tunggu...
Arya Wisnu Wardana
Arya Wisnu Wardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030125

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Satu Tahun Pandemi, Bagaimana Kondisi dan Kebiasaan Baru di Malioboro?

16 April 2021   13:36 Diperbarui: 16 April 2021   14:38 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta adalah salah satu kota terkenal di Indonesia. Yogyakarta juga dikenal memiliki julukan  sebagai Kota Pelajar, Kota Gudeg, Kota Perjuangan, Kota Pariwisata dan Kota Budaya. Kota ini juga menjadi satu dari dua daerah "Istimewa" yang berada di Indonesia selain Daerah Istimewa Aceh. 

Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin berkunjung disini karena lengkapnya kota ini dari berbagai aspek seperti tempat bersejarah, Hiburan dan Kuliner. 

Yogyakarta yang mendapat julukan Kota Pariwisata memiliki banyak sekali destinasi wisata yang sangat beragam. Dimulai dari wisata kuliner yang memiliki cita rasa yang beragam dari Bakpia, Bakmi, Nasi Tiwul hingga Gudeg semua ada di kota ini. Wisata bersejarah juga tak kalah dengan kuliner seperti Candi-Candi, Museum, Monumen hingga Keraton.

Salah satu tempat wisata yang terkenal di Jogja adalah Malioboro yang berada ditengah-tengah kota. Nama ini bahkan seakan menjadi wakil dari jogja, karena setiap mendengar nama Malioboro tentu pikiran pertama yang terlintas adalah Kota Jogja. 

Jalan Malioboro ini memiliki Panjang sekitar 2,5 kilometer yang dimulai dari Tugu Jogja hingga keselatan sampai di Kantor Pos Jogja. 

Para wisatawan yang datang di Jogja sepertinya belum afdol apabila tidak mampir atau menjungjungi tempat ini. Malioboro tidak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga malam hari, banyak pedagang kaki lima yang berjualan kerajinan khas seperti kalung, gantungan kunci, gelang dan masih banyak yang lainnya.

Namun semenjak mewabahnya virus Corona atau Covid-19 banyak sekali membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Virus yang menular melewati droplet ataupun udara ini sangat membahayakan bagi Kesehatan manusia terutama organ pernafasan. 

Dampak yang dihasilkan dari virus ini selain dari sektor ekonomi juga berdampak bagi sektor pariwisata. Malioboro salah satunya tempat yang mengalami dampak nyata karena mewabahnya virus ini. 

Bagaimana tidak, diawal mewabahnya Covid-19 di Indonesia pada bulan Maret tahun lalu Kawasan Malioboro sempat ditutup untuk mencegah penyebaran dikawasan ini. Pemerintah kota setempat menutup Kawasan Malioboro ini dimulai dari bulan Maret hingga Juli 2020.

Menurut Syahrizal, salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di Kawasan Malioboro mengunkapkan bahwa mewabahnya virus ini sangat berdampak terhadap ekonominya. 

Penutupan Kawasan Malioboro yang dilakukan oleh pemerintah setempat mengakibatkan dia harus memutar otak untuk menghidupi keluarganya. Walaupun dibulan Juli tahun 2020 sudah mulai dibuka namun tetap saja Kawasan ini masih sepi pengunjung. 

Banyak aturan baru dari pemerintah setempat yang diberlakukan dikawasan Malioboro ini untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Penggunaan wajib masker dan Social Distancing bagi pengunjung ataupun penjual tentu hal yang pasti diterapkan. 

Aturan jam buka untuk para pedagang yang ingin berjualan yang dimulai dari pagi hingga pukul lima sore saja. Namun diawal tahun 2021 ini sudah mulai berjualan secara normal dari pagi hingga malam hari dengan tetap menjaga Protokol Kesehatan.

sumber : Dokpri
sumber : Dokpri

Menurut pengamatan saya masih ada beberapa orang yang tidak mematuhi protokol Kesehatan saat berkunjung di Kawasan Malioboro. 

Beberapa pengunjung disana Nampak mengabaikan untuk menggunakan masker atau ketika menggunakan masker tidak dipakai dengan benar dan hanya sebagai syarat. Selain itu juga penerapan social distancing beberapa orang masih mengabaikan. 

Seperti berkerumun saat berkunjung dengan rombongan dan duduk diarea yang sudah diberi tanda dilarang. Syahrizal juga berharap kepada Pemerintah dan Masyarakat untuk bekerjasama untuk mengatasi pandemi ini agar kembalinya tata kehidupan normal seperti biasanya. Apabila hal itu bisa dijalankan tentu akan menguntungkan bagi siapa saja dan khususnya memperbaiki kondisi ekonomi yang sempat melemah selama kurang lebih satu tahun kebelakang.

Pandemi Covid-19 yang sangat membahayakan bagi Kesehatan masyarakat membuat pemertintah setempat bertindak dengan berbagai kebijakan. Selain kebijakan melalui pengumuman tertulis ataupun langsung, pemerintah juga melakukan tindakan preventif dan penambahan fasilitas di Kawasan Malioboro guna mencegah penularan Covid-19. Berikut beberapa tindakan preventif  baru yang diberikan pemerintah setempat untuk upaya pencegahan penularan Covid-19.    

Wastafel atau Tempat Cuci tangan

sumber : Dokpri
sumber : Dokpri

Wastafel merupakan fasilitas yang penting guna menjaga kebersihan tangan. Penambahan fasilitas wastafel ini juga wujud dari himbaun dari pemerintah Indonesia untuk selalu mencuci tangan. Wastafel di Kawasan Malioboro ini tersedia diberbagai titik dari ujung utara hingga selatan Malioboro. Wastafel ini juga dilengkapi dengan sabun cuci tangan agar kebersihan tangan benar-benar terjaga.

Stiker Jaga Jarak

sumber : Dokpri
sumber : Dokpri
Stiker jaga jarak berguna untuk para wisatawan yang berkunjung agar tetap menerapkan Social Distancing. Stiker ini ditempelkan dilantai trotoar Kawasan Malioboro. Meskipun stiker ini tidak ditempelkan disemua area lantai, namun diharapkan stiker ini menjadi pengingat untuk selalu menjaga jarak.

Tempat Duduk Yang dibatasi

sumber : Dokpri
sumber : Dokpri
Kursi yang sebelumnya muat untuk dipakai dua orang kini hanya cukup ditempat oleh satu orang saja. Hal ini juga termasuk upaya pemerintah setempat untuk mengurangi kerumanan dan menjaga jarak aman. Namun beberapa pengujung sepertinya megabaikan hal tersebut Nampak beberapa dari mereka masih duduk santai padahal kursi itu sudah ada papan dilarang untuk duduk lebih dari satu orang.

Shield pembatas ditransportasi andong

sumber : Dokpri
sumber : Dokpri
Andong merupakan transportasi tradisional yang digerakan oleh kuda dan dikendalikan oleh Kusir. Andong di Kawasan Malioboro ini cukup banyak dan memang lebih nikmat apabila menaiki andong daripada kendaraan mobil untuk mengitari Kawasan Malioboro. Sejak pandemi melanda pemerintah juga memberlakukan kebijakan untuk andong agar diberi shiled pembatasan antara Kusir dan penumpang. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan baik kusir atau penumpang dari droplet. Disamping itu juga seorang kusir juga wajib menggunakan masker untuk menjaga kenyamanan penumpang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun