Mohon tunggu...
Arya PutraWisnuwardhana
Arya PutraWisnuwardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030141

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030141

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kota Lama Menjadi Wisata Ikonik Kota Semarang, Akankah Ramai Dikunjungi Wisatawan?

8 April 2022   16:36 Diperbarui: 8 April 2022   16:38 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Lama merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Semarang, yang dimana destinasi tersebut menyajikan arsitektur Eropa Kuno di masa lalu. Bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda ini, masih utuh dan kokoh berdiri. Walaupun sudah tidak dihuni, bangunan-bangunan kuno tersebut menjadi tempat spot foto untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kota Lama.

Kota Lama disebut juga Little Netherland, karena kawasan Kota Lama terlihat terpisah dengan daerah sekitarnya. Serta, kawasan Kota Lama terdiri dari bangunan kuno peninggalan Belanda. Salah satu bangunan di Kota Lama yang dari dulu hingga saat ini masih kokoh dan terawat dengan baik yaitu Gereja Blenduk. Gereja Blenduk sendiri sudah berumur lebih dari dua setengah abad. Bangunan yang memiliki nama asli Nedherland Indische Kerk ini, masih digunakan sebagai tempat ibadah dan juga menjadi Landmark Kota Semarang.

Karena zaman dulu masyarakat pribumi sulit mengucapkan nama tersebut, akhirnya mereka menyebutnya dengan nama Gereja Blenduk. Sebutan tersebut dilihat dari bentuk bangunan Gereja Blenduk yang berbentuk bulat dan berwarna perunggu. Perubahan nama pun juga disebutkan pada jembatan berok yang berlokasi di dekat Kota Lama. Nama asli jembatan berok adalah Gouvernementsbrug. Karena penyebutannya susah, akhirnya masyarakat hanya mengambil nama belakangnya yaitu brug, yang kemudian dieja berok oleh masyarakat.

DOKPRI
DOKPRI

Banyak sekali tempat-tempat di Kota Lama yang layak dikunjungi oleh para wisatawan. Seperti adanya gedung 3D Art Gallery, yang dimana tempat tersebut berisi pameran karya seni yang dipajang dan bisa berubah setiap harinya. Untuk biaya masuknya sendiri, per orang dikenai biaya 20 ribu. Kemudian di depan 3D Art Gallery, ada penginapan bobobox. Penginapan ini merupakan kamar hotel yang berbentuk kapsul, akan tetapi masih nyaman untuk tidur orang yang menginap. Tempat lain yang cocok untuk dikunjungi adalah Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur. Ikan bakar Cianjur atau yang disingkat IBC ini, menjadi destinasi kuliner di Kota Lama Semarang yang terkenal dengan kelezatan makanan lautnya. Untuk harga makanan di Ikan Bakar Cianjur sendiri, menurut saya sangat tidak ramah dikantong. Harga makanan disini terutama seafoodnya bisa dibilang cukup mahal. Oleh karena itu, bagi anda yang mahasiswa ataupun pelajar, jangan coba-coba makan disitu. Karena jika kalian datang dan makan tanpa melihat menunya, maka uang saku per bulan anda langsung habis. Akan tetapi jika makan dan datang dengan keluarga besar masih cocok sebagai tempat makan bersama. Tempat wisata lainnya di Kota Lama sebenarnya masih banyak, seperti resto Spiegel, kemudian ada cafe tekodeko dan tempat lain yang cocok untuk dikunjungi.

DOKPRI
DOKPRI

Selain terkenal dengan keunikan destinasinya, Kota Lama juga memiliki sejarah filosofinya. Pada saat tahun 1678 setelah Perjanjian Mataram, wilayah Kota Semarang dikuasai oleh VOC. Dibawah kekuasaan Belanda, tempat tersebut pun dibangun, dan juga Belanda membangun Benteng Vijfhoek untuk tempat tinggal masyarakat Belanda dan digunakan sebagai pusat militer Belanda. Kemudian di tahun 1740 meldaklah perang 'Geger Pecinan' untuk merebut kembali wilayahnya. Setelah perlawanan tersebut selesai, akhirnya dibangunlah fortifikasi yang mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang. Mengetahui perkembangan infrastruktur kota yang sangat pesat, akhirnya Benteng Vijfhoek dibongkar dan kemudian dibangun benteng baru yang mengelilingi kawasan Kota Lama. Pembangunan benteng baru ini berlangsung pada sekitar tahun 1741. Untuk memudahkan akses warga Eropa, dibangunlah jalan-jalan penghubung di dalam benteng dengan jalan utama yang kala itu bernama de Herenstaart yang sekarang bernama Jalan Letjend Suprapto. Jalan yang terletak di depan Gereja Blenduk  itu juga menjadi bagian dari jalan raya pos sepanjang 1000 km yang membentang sepanjang Anyer -- Panarukan.

Adanya nilai-nilai historis di kawasan Kota Lama ini, menunjukkan kemegahan dan keunikan serta keindahan Kota Semarang. Bahkan keindahan tersebut pun mengundang banyak pihak untuk memberdayakannya sebagai aset pariwisata budaya saat itu. Bisa kita lihat sendiri, bagaimana bangunan Kota Lama saat ini yang masih kokoh dan terjaga dengan baik. Bahkan bangunan-bangunan kuno di kawasan tersebut pun telah disulap menjadi bangunan mewah dan bahkan menjadi restoran disana. Saya pun sempat melakukan wawancara dengan warga disekitar Kota Lama tentang kawasan Kota Lama yang saat ini semakin megah. Saya mewawancarai warga yang bernama Pak Sadikin untuk menyakan pendapatnya tentang tanggapannya mengenai Kota Lama yang semakin megah. Pak Sadikin pun menjawab "menurut saya, malah apik yo mas kawasan Kota Lama sekarang jadi lebih baik sekarang, jadi kawasannya tu tambah rame mas dan engga sepi meneh mas". Kemudian Pak Sadikin pun menambahkan "pembangunan Kota Lama yang megah saat ini, malah membuat kawasan sini tuh engga angker lagi mas, dalam artian pas dulu tahun 90an, kalo warga atau orang lewat sini malem-malem mesti takut sama orang-orang yang jahat yang niat mencuri dan sebagainya. Tapi sekarang dah nda gitu lagi mas, sampai malem pun Kota Lama sekarang rame terus gapernah sepi" ujar Pak Sadikin.

Dengan pembaharuan di kawasan Kota Lama yang membuat Kota Lama menjadi destinasi ikonik wisata Kota Semarang, tentu membuat kawasan Kota Lama saat ini selalu ramai pengunjung. Bahkan saya pun sebagai penduduk Kota Semarang sendiri merasa bahwa, kawasan Kota Lama selalu ramai setiap harinya, terutama ketika hari menjelang malam. Bahkan jika kita datang pada saat weekend, kawasan Kota Lama bisa dibilang macet pada jalur utamanya. Karena memang seramai itu pengunjungnya hingga jalanannya pun ikut macet. Walaupun saat ini Kota Lama sudah menjadi aset pariwisata, masih banyak hal yang perlu diperbaiki hingga saat ini. Salah satunya adalah parkir liar dan pungutan harga parkir yang mahal. Kawasan Kota Lama saat ini masih banyak oknum-oknum yang melakukan parkir liar dengan harga yang mahal, bahkan tarif motor pun bisa mencapai 5000. Perlu adanya tindakan tegas bagi pemerintah dan polisi setempat untuk menindak kasus tersebut, supaya Kota Lama menjadi destinasi wisata yang nyaman untuk dikunjungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun