Mohon tunggu...
Arya PutraWisnuwardhana
Arya PutraWisnuwardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030141

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030141

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Tim dengan Squad Mewah di Inggris, Apakah Siap Membantai Lawannya?

9 Maret 2022   22:28 Diperbarui: 9 Maret 2022   22:39 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bola.okezone.com

Manchester United merupakan  tim sepakbola di Inggris yang telah memiliki banyak trophy baik domestik maupun di kancah eropa. 

Manchester United sendiri telah menjuarai trophy liga inggris secara total 20 trophy baik di era pagelaran premier league maupun sebelum era premier league, yang dimana trophy tersebut menjadi yang terbanyak di Inggris diikuti Liverpool dibawahnya dengan total keseluruhan trophy di Liga Inggris sebanyak 19 trophy. 

Untuk prestasi Manchester United di kancah Eropa sendiri juga memiliki penghargaan yang cukup membanggakan yaitu dengan 3 trophy Liga Champions, 1 trophy Liga Europa, 1 trophy Super Eropa, dan 1 trophy Club World Cup.

Manchester United telah mencapai awal masa kejayaannya pada era pelatih Matt Busby (1945 -- 1969), yang dimana pada era kepelatihannya MU berhasil mendapatkan banyak penghargaan terutama di kancah domestik. 

Matt Busby menjadi pelatih yang paling sukses menangani Manchester United di era pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an. 

Setelah pergantian beberapa pelatih karena MU mengalami keterpurukan, belum ada satu pelatih yang mampu membawa permainan MU kembali. Kemudian pada tahun 1986 munculah sosok Sir Alex Ferguson(1986-2013) yang menggantikan Atkinson pada November 1986. 

Era kepelatihan Ferguson mengalami masa sulit pada 2 musim pertamanya, hingga pada tahun 1990 Ferguson berada dalam ancaman pemecatan, akan tetapi sayang sekali tidak jadi karena MU berhasil memenangkan piala FA pada tahun 1990.

Era Sir Alex Ferguson disebut sebagai suksesor baru Matt Busby karena pada eranya MU berhasil memenangkan trophy bergengsi di Inggris mulai dari piala Liga Inggris, Piala FA, Piala Champions dan Piala bergengsi lainnya, bahkan MU pernah mendapatkan treble winner pada tahun 1998-1999. Musim tersebut menjadi musim tersukses bagi MU karena menjadi satu-satunya tim asal Inggris yang memenangkan treble winner. 

Pasti kalian yang bukan fans MU merasa panas kan? Ketika melihat MU menjadi klub Inggris yang memiliki treble ahahaha, dan tentu fans MU senyum senyum sendiri melihat sejarah klubnya yang pernah mendapat treble. 

Pada tanggal 8 Mei 2013, Sir Alex Ferguson mengumumkan bahwa ia akan pensiun sebagai manajer pada akhir musim, yang kemudian digantikan oleh mantan manager Everton yaitu David Moyes.

Pada era kepelatihan David Moyes, MU mengalami penurunan perform yang dimana pada saat itu menjadi awal perform medioker MU, eh ups. Kemudian kepelatihan dilanjutkan oleh Ryan Giggs dan selanjutnya Louis Van Gaal. 

Pada era kepelatihan Van Gaal, MU tidak terlalu menjadi medioker karena berhasil menjuarai piala FA pada musim 2015-2016. Pada saat itu Van Gaal telah merekrut pemain mahal seperti Di Maria, Schneiderlin dan Memphis Depay. Akan tetapi pada akhir musim 2015-2016, Van Gaal dipecat dan digantikan oleh Jose Mourinho yang dimana di musim sebelumnya Mourinho berhasil membawa Chelsea menjuarai Liga Inggris.

 Pada era Mourinho, MU berhasil mengalami sedikit peningkatan perform dan tidak terlalu medioker karena pada saat itu MU berhasil menjuarai Piala Europa, Piala FA dan Community Shield. Tahun berikutnya di MU belum berhasil menjuarai Piala Premier League dan akhirnya membuat Jose Mourinho digantikan oleh Yang Mulia Lord Baginda Yang Dipertuan Agung King Ole Gunnar Solksjaer. Kita tahu sendiri bagaimana performa MU dibawah kepelatihan bapak yang satu ini hahaha.

Era kepelatihan Solksjaer, mungkin bisa dikatakan sebagai kembalinya perform medioker MU, walaupun MU selalu masuk champions league. Akan tetapi kalau hanya masuk Champions League hanya melengkapi slot untuk apa? 

Lebih baik mencari cara untuk mendpatkan piala di kancah lain. Pada era Ole Gunnar Solksjaer, Manchester United menjadi tim yang memiliki squad mewah dan mahal, karena pada saat itu Solksjaer merekrut Edinson Cavani dari PSG kemudian merekrut Raphael Varane dari Real Madrid seharga 47 juta euro yang dimana Raphael Varane telah menjuarai Liga Champions sebanyak tiga kali berturut-turut, yah mungkin MU merekrut Varane supaya MU dapat meraih piala Champions juga seperti yang Varane dapatkan di Real Madrid. 

Kemudian MU juga merekrut Jadon Sancho dengan harga fantastis 85 juta euro. Harga tersebut cukup sesuai dengan performa hebat Sancho ketika bermain di Borussia Dortmund. 

Rekrutan mewah MU berikutnya yaitu Lord Maharaja King Harry Maguire dengan biaya transfer mencapai 80 juta poundsterling dan menjadi bek termahal di dunia mengalahkan harga transfer Virgil Van Dijk dengan harga 75 juta poundsterling. Transfer Maguire ke MU banyak mendapat komentar dari fans sepakbola, karena transfer tersebut dianggap tidak masuk akal untuk harga bek sekelas Maguire, yang dimana performanya di Leicester tidak terlalu terlihat. 

Harga transfer Maguire menjadi awal kegemilangannya di MU, karena berhasil mengalahkan transfer Van Dijk yang sebelumnya sebagai bek termahal dunia. Akan tetapi kehadiran Maguire, Varane dan Cavani belum cukup untuk membawa MU meraih gelar satu pun, akan tetapi MU berhasil mendapatkan penghargaan yang hebat yaitu penghargaan rumput terbaik chuakhhs. 

Pada tahun 2021, Yang Mulia Ole Gunnar Solksjaer kembali mendatangkan King GOAT Cristiano Ronaldo dari Juventus, yang dimana kemungkinan transfer Ronaldo tersebut dapat membawa MU meraih trofi minimal Champions League, karena kita tahu MU memiliki 2 pemain yang pernah menjuarai Champions League 3 kali berturut-turut.

Kembalinya Cristiano Ronaldo ke MU membuat para fans rival takut terjerit -- jerit dan juga membuat fans MU sangat bangga dengan kedatangan Ronaldo dan banyak juga fans MU yang berkomentar "RONALDO UDAH DATANG KE MU NIH BOS, SIAP MEMBANTAI LAWAN" dan yah memang pada awal musim pertama bersama Ronaldo, MU berhasil membantai Newcastle United dengan skor 3-1. Skor tersebut membuat fans MU ada yang berkomentar "MU NIH BOS SENGGOL DONG" "SIAP -- SIAP DIBANTAI MU". 

Kemenangan tersebut membuat fans lain ada yang takut ada yang tidak, karena penampilan positif mereka diawal match MU.  Tetapi ternyata performa tersebut tidak bertahan lama, di match berikutnya performa MU mengalami penurunan drastis karena mengalami banyak kekalahan dan sedikit mendapatkan kemenangan. Pada perform MU yang sedang mengalami penurunan, ada sebuah strategi baru dari bek MU yang belum pernah ada dalam sejarah sepakbola yaitu strategi "no look defending". 

Startegi tersebut berhasil ditemukan pada pertandingan MU melawan Southampton dan pada saat itu berhasil membuat bek lain dan kiper De Gea kebingungan dengan strategi baru dari Maguire.

Performa MU belum mendapatkan trend positif, karena belum banyak kemenangan yang mereka dapat dan banyak pihak yang mengatakan bahwa Solksjaer tidak mampu membawakan trofi untuk MU dengan squad mewahnya. 

Kemudian MU memecat Solksjaer dan digantikan oleh Ralf Ragnick yang dimana dia adalah "guru" dari Thomas Tuchel dan Jurgen Klopp dan juga mereka adalah pelatih yang berhasil membawa timnya yaitu Chelsea dan Liverpool meraih trofi Liga Champions.

Kedatangan Ralf Ragnick ke MU juga membawa kebanggaan sendiri bagi fans MU sama seperti ketika kedatangan awal Ronaldo. Bahkan banyak fans MU yang berkomentar "GURU TUCHEL DAN KLOP NIH BOS" "BERSAMA RAGNICK DAN RONALDO, MU SIAP BANJIR TROFI" "PENEMU GEGENPRESSING NIH BOS", seperti itu lah kira -- kira kebanggaan fans MU. Akan tetapi kehadiran Ragnick di MU tidak merubah keadaan MU sebagai tim yang telah keluar dari zona champions chuakhs. 

Padahal pada era Solksjaer, dia disalahkan karena tidak mampu memainkan squad mewah, tetapi ketika sudah berganti pelatih pun tetap sama saja hahaha. Ada juga pihak fans yang menyalahkan Ronaldo karena tidak bisa mencetak banyak gol untuk MU. Ada juga fans yang menyalahkan Maguire karena performanya yang tidak sesuai dengan kualitasnya.

Performa MU yang saat ini masih belum mendapatkan penampilan positif walaupun sudah memiliki Ronaldo dan Maestro Ralf Ragnick. Kita sebagai fans sepakbola pun tidak tahu apa penyebabnya, padahal squad MU sudah memiliki kualitas mewah dan pelatih penemu fstrategi gegenpressing, yang dimana strategi tersebut menjadi strategi yang digunakan Chelsea dan Liverpool untuk menjuarai Liga Champions. 

Mungkin pihak majamen club ingin memberikan yang terbaik untuk KING MU dengan mendatangkan Ralf Ragnick, yang notabennya sebagai guru gegenpressing dengan harapan, bisa membawa MU meraih gelar baik domestik maupun Eropa.

Kita tahu sendiri di musim ini, harapan MU untuk mendapatkan gelar domestik sudah tidak ada, karena MU sudah gugur di piala FA dan Carabao yang kata fansnya ketika gugur yaitu "CUMAN PIALA KALENG, MU FOKUS CHAMPION". Untuk perebutan premier league sudah susah karena perform TOP 3 PREMIER LEAGUE diatas MU sangat susah dikalahkan oleh MU, bahkan MU saat ini sudh disalip oleh Arsenal yang dulunya pernah dikomentari buruk oleh fans MU chuakhs. 

Satu -- satunya harapan MU untuk trofi adalah Liga Champions, akan tetapi kita tahu sendiri MU terseok -- seok ketika menghadapi Atletico Madrid di leg 1 hahaha. Jika semisal pun MU menang, MU harus menghadapi Munchen, Madrid, Chelsea, Liverpool, City dan TIM BESAR lainnya.

Kunci keberhasilan sebuah tim adalah chemistry, strategi serta konsisten. Untuk meraih trofi perlu adanya kesabaran yang tinggi baik dari pihak klub, pemain maupun fans. Karena untuk meraih trofi perlu percaya proses, kita bisa lihat beberapa tahun terakhir Liga Inggris didominasi oleh City, dan tim lain sudah tidak memenangkan liga Inggris selama 2 musim, setelah terakhir Liverpool tahun 2019. Akan tetapi tim lain tetapi bisa mendapatkan trofi di kancah Eropa seperti Chelsea dan Liverpool yang tidak nihil trofi selama 5 tahun chuakhs. 

Tetap semangat untuk semuanya karena begitulah sepakbola, kadang menang kadang MU, Mengapa? Karena MU lebih sering kalah hiyahiya. Bahkan kekalahan MU di derby Manchester kemarin, masih ada pembelaan dari fansnya "gapapa kalah dari City biar Liverpool tidak bisa menyamai trofi kami". 

Timnya kalah saja masih ada yang dibanggakan oleh fansnya bayangkan coba, padahal fans tim lain menganggap imbang saja bagai kekalahan, lah ini kalah masih ada yang membela. Tetapi tidak apa setidaknya masih ada yang bisa dibanggakan dari kekalahan hiyahiya. Maaf becanda hehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun