Dalam usaha pemerintah untuk memerangi virus corona yang lagi merebak, berbagai cara telah diupayakan untuk memutus mata rantai penyebarannya. Salah satu usaha pemerintah (Kementrian Kesehatan) adalah dengan mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Dalam usaha pemerintah untuk memerangi virus corona yang lagi merebak, berbagai cara telah diupayakan untuk memutus mata rantai penyebarannya. Salah satu usaha pemerintah (Kementrian Kesehatan) adalah dengan mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala BesarBerskala Besar (PSBB) diberlakukan pada hari Jumat, 10 April 2020 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pembatasan ini dimaksudkan untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 saat ini. Lebih jelasnya, berikut ini adalah kebijakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah selama:
1. Aktivitas dan k kegiatan ibadah dan keagamaan,
2. Aktivitas dan kegiatan persekolahan dan tempat kerja,
3. Aktivitas dan kegiatan di tempat dan fasilitas umum,
 4. Aktivitas dan kegiatan operasional transportasi umum,
5. Aktivitas dan kegiatan sosial,
 6. Aktivitas dan kegiatan lain yang termasuk dalam pertahanan dan keamanan umum. Penyebaran virus corona (Covid-19) semakin hari semakin meningkat. Pemerintah menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang terjangkit penularan Covid-19. Dari perkembangan data yang saya peroleh, memang sangat nampak peningkatan dari penyebaran virus corona. Menurut data jumlah kasus baru yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 5.136 orang, dirawat 4.221, sembuh 446 orang dan meninggal dunia sebanyak 469 (per Tanggal 15 April 2020). Sedangkan data terbaru saat ini di Indonesia untuk yang positif corona mengalami penambahan 684 orang, jadi total untuk saat ini adalah 28.233 orang positif. Kasus yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 mencapai 471 jiwa sehingga totalnya ada 8.406 orang.
 Sesuatu yang negatif (derita) merupakan kenyataan yang selalu ingin dihindari oleh setiap manusia. Kebahagiaan atau kebaikan adalah hasrat tertinggi yang ingin digapai oleh setiap manusia. Berbagai usaha ditempuh—membangun hidup sosial, ekonomi, spiritualitas, edukasional, dan lain sebagainya—demi mewujudkan tatanan ideal yang dihasrati. Sesuatu dikatakan negatif bila ia bertolak belakang dengan idealitas yang diharapkan atau diidami. Namun bukan menjadi suatu kebaruan, bahwasannya suatu negativitas selalu menghampiri perjalanan kehidupan manusia. Kebahagiaan sebagai hasrat tertinggi manusia selalu mendorong manusia baik secara personal maupun komunal berjuang demi mengembalikan tatanan hidup seperti yang diidealkan. Kita bisa mempersepsi kenyataan ini di dalam ketersituasian manusia di dalam negativitas Covid-19 saat ini.
Di era Pandemi seperti saat ini perkuliahan online bukanlah sebuah hal baru dalam dunia pendidikan, melainkan suatu sistem yang telah ada dengan beriringnya perkembangan teknologi. Namun, yang ada malah sebaliknya sistem pendidikan yang dianjurkan dan diharapkan dengan media digital atau daring masih sangat minim di Indonesia. Bukan hanya soal virtual belajar namun banyak hal lain seperti fasilitas yang tersedia dan layanan internet yang sangat memengaruhi daya kecakapan mahasiswa dalam menguasai pembelajaran.
Perkuliahan online atau daring menjadi pilihan saat ini disaat merebaknya virus corona. Pandemik ini menuntut semua orang tanpa terkecuali untuk menggunakan sarana media digital dalam kegiatan belajarnya. Berbagai universitas berlomba-lomba mencari cara yang efektif dalam mengaplikasikan sistem pembelajarannya
Akan tetapi, ada saja kerentanan dalam penerapan sistem perkuliahan darurat yang ada. Salah satunya adalah layanan jaringan internet yang belum merata ke semua daerah hal tersebut sangat memengaruhi rfektivitas dan mutu perkuliahan menjadi rendah dan sulit untuk dipahami dengan cepat.Â