Mohon tunggu...
Arya Wahyu Pratama
Arya Wahyu Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Masters Student | Teacher | Freelance Writer

Semasa kuliah S1 aktif di berbagai organisasi diantaranya Ketua HMJ Sastra Arab, Koordinator Jurnalistik Internship Humas UM, Wakil Ketua BEM UM, dan Koordinator Wilayah Aliansi BEM SI Jatim. Selain itu juga berhasil menjuarai berbagai perlombaan dan penghargaan diantaranya: Juara 2 Debat Bahasa Arab ALAFEST PBA UMM, Finalis LIDM, dan penerima Djarum Scholarship. Saat ini melanjutkan pendidikan di S-2 Magister Keguruan Bahasa Arab UM. Mengabdi sebagai guru bahasa Arab di SMP IT Asy-Syadzili Malang. Dan menjadi anggota badan ad-hoc KPU Kabupaten Malang sebagai Anggota PPS di Desa Tumpang. Bersedia diundang menjadi pemateri tentang Leadership, Kepenulisan Jurnalistik, dan Pelatihan Bahasa Arab. Untuk komunikasi lebih lanjut dapat dihubungi melalui DM IG @aryawahyuprat atau melalui surel aryawahyup22@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Malu Ngaku PMII: Refleksi Harlah ke-30 PMII Rayon Al-Maturidi

27 Februari 2022   21:47 Diperbarui: 27 Februari 2022   21:52 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Sahabat/i Al-Maturidi dalam Live Mural disela-sela peringatan Harlah/dokpri

Hari ini merupakan hari yang spesial bagi anggota Rayon PMII Al-Maturidi Fakultas Sastra Komisariat Sunan Kalijaga Universitas Negeri Malang (UM). Pasalnya hari ini merupakan puncak harlah mereka yang ke-30. Berdasarkan manuskrip sejarah yang ditulis oleh pengurus Komisariat PMII Sunan Kalijaga tahun 2016, Rayon Al-Maturidi merupakan rayon tertua diantara rayon-rayon di lingkungan UM yang didirikan pada 27 Februari 1992.

Dalam manuskrip berjudul "Ekspedisi Sejarah Liga: Temuan 1 -- Arsip Pembentukan Rayon-Rayon di Lingkup Komisariat PMII Sunan Kalijaga tahun 1992" tersebut, dipaparkan bahwa pendirian Rayon Al-Maturidi berdasarkan SK PC PMII Kota Malang nomor 065.PC.XIX.V-42.01-016.A-1.2.1992. 30 tahun bukanlah waktu yang pendek, tentunya dalam kurun waktu itu banyak sejarah terukir, betapa Al-Maturudi menjadi rumah berproses mahasiswa hingga mencetak kader-kader yang Bertaqwa, Intelektual, Profesional seperti yang diharapkan. Namun kemudian di benak saya muncul pertanyaan:

  • Apa benar Omek itu buruk dan jelek?
  • Apakah memang kita benar-benar paham dan mengimplementasikan tujuan Omek? Atau hanya sakadar ikut-ikut saja?

Saya kira dua pertanyaan diatas merupakan pertanyaan fundamental seklaigus esensial yang perlu kita jawab dalam momen spesial ini. Pertanyaan pertama merupakan keresahan saya pribadi sebagai anggota PMII atas banyaknya pernyataan tak berdasar dan klaim yang menjelekkan organisasi ekstra kampus (omek). Untuk menjawabnya, mari kita membuat sebuah kesepakatan bahwa tujuan didirikannya organisasi adalah untuk kebaikan, apapun organisasi itu entah omek ataupun organisasi intra kampus, termasuk PMII. Secara historis menyatakan bahwa PMII telah berkontribusi bagi negara baik melalui kegiatannya ataupun prosesnya hingga mencetak kader-kader bangsa.

Puncak peringatan Harlah 30 Rayon PMII Al-Maturidi/dokpri
Puncak peringatan Harlah 30 Rayon PMII Al-Maturidi/dokpri

Tuduhan buruk atas omek rupanya menjadi tren yang sulit dihilangkan di lingkungan UM. Entah siapa yang memulainya hingga mayoritas mahasiswa baru memiliki perspektif negatif tentang omek. Terlebih di Fakultas Sastra yang dikenal dengan mahasiswanya yang anti Omek. Di momentum spesial ini saya ingin mengatakan kepada mereka bahwa PMII bukanlah seperti yang diisukan senior kalian. Mungkin senior kalian beranggapan negatif karena saat itu ada konflik dengan oknum PMII, namun sekarang zaman sudah berubah. Kader-kader PMII tidak pernah diajarkan menyebarkan keburukan. Poin yang ingin saya tekankan disini adalah jika kamu belum tahu seluk beluk sebuah organisasi jangan langsung memberikan klaim yang tak berdasar.

Saya sepakat dengan apa yang dituliskan oleh sahabat-sahabati dalam live mural yang diadakan di sela-sela perayaan harlah, terpampang dengan jelas tulisan: "JANGAN MALU NGAKU PMII !"

Maka saya mengajak sahabat-sahabati sekalian untuk menunjukkan kepada khalayak bahwa kita semua adalah kader yang patut diperjuangkan, tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi dengan pandangan buruk tentang omek baik dari sisi akademis, aktivis, hingga organisatoris.

Untuk pertanyaan kedua merupakan pertanyaan internal bagi kader PMII Rayon Al-Maturidi, sejak pertama MAPABA apa yang menjadi tujuan kita. Jangan -- jangan Cuma sekadar ikut-ikut saja tanpa memahami tujuan PMII. Yaa meskipun sudah disampaikan saat MAPABA bisa jadi materi yang banyak itu hanya menjadi materi tanpa kita mengimplementasikannya dalam kehidupan. Contoh sederhana adalah ketika kita mengatasnamakan PMII untuk mendapatkan sesuatu, jangan sampai ini terjadi kepada pribadi kita. Kita harus menanamkan dalam benak kita bahwa PMII adalah sarana kita dalam belajar dan berproses untuk masa depan. Bukan karena kita gabung PMII kita akan mendapatkan privilage khusus, PMII bukan karpet merah sahabat! Mari bersama menerpa diri kita dalam perjuangan dan kebersamaan seperti tema yang diusung dalam harlah tahun ini "Tanam Tumbuh Perjuangan dalam Bingkai Estetika Pergerakan".

Untuk itu, kepada sahabat-sahabati rayon Al-Maturidi mari bersama membuka diri dan mengevaluasi apakah kita sudah melakukan apa yang dilakukan pendahulu kita Sahabat Mahbub Djuaedi dkk?

Selamat Harlah ke-30 Rayonku ! Tumbuh subur perjuangan !

Ilmu dan Bakti ku berikan, Adil dan makmur ku perjuangkan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun