Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Strategi Atasi Krisis Psikis

29 September 2024   11:05 Diperbarui: 29 September 2024   11:12 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan layaknya perekat yang kuat sekali yang membuat cengkraman gurita ingatan masa lampau merajalela sehingga menterjemahkan ingatan itu dalam bentuk generalisasi yang awalnya hanya takut dengan sungai namun akhirnya ketakutan itu menyebar hingga takut ke kolam renang. Inilah yang penulis maksud bahwa penting sekali bagi kita semua untuk belajar memahami ranah afeksi salah satunya memahami perasaan.

Contoh lain betapa kuatnya ranah afeksi dalam mempengaruhi ingatan atau ranah kognitif kita. Ingatlah suatu ketika kita melakukan presentasi pertama kali dihadapan teman sekelas kita, jika waktu itu kita gugup, khawatir, gelisah, demam panggung, apa yang terjadi. Hafalan yang sudah kita ingat dan kita ulang berkali-kali, semua seketika itu menguap dan kita tidak dapat menemukannya dalam ingatan kita. Betapa dasyatnya perasaan kita saat itu, energinya dapat menutupi kehebatan kognitif kita waktu itu.
 Setelah deskripsi perasaan dilakukan, dimana relasi penulis mulai memahami perasaan yang melekat dalam cengkraman ingatan yang mengganggu mental mereka, penulis mengajak relasi penulis untuk bertekad atau berniat yang kuat dengan pertanyaan, "Perasaan ini sudah diketahui, perasaan ini mengganggu kehidupan anda, apa yang ingin anda lakukan dengan perasaan ini di kemudian hari?, anda ingin bersamanya atau anda ingin melepaskannya?".

Hal kedua yang penting adalah komitmen atau tekad atau niat yang kuat untuk hidup lebih baik. Hidup lebih baik itu menjadi poin utama yang juga menjadi kunci sukses dalam memperbaiki cengkraman ingatan yang mengganggu mentalitas seseorang. Saat ditanya seperti yang penulis sampaikan di atas, sebagian besar relasi penulis akan menjawab, "Saya mau perasaan ini saya lepas, saya mau dibantu untuk melepaskan perasaan ini, dan saya bersedia menerima tuntunan anda untuk melepas perasaan ini".

Tekad ini adalah pintu yang terbuka yang memberi kesempatan kepada relasi penulis untuk mengijinkan penulis membantu mereka keluar dari jeratan perasaan negatif yang mereka miliki. Pintu yang dibuka ini menjadi tahapan yang penting guna menyelaraskan energi perasaan negatif yang merekatkan ingatan masa lampau hingga terbawa ke masa kini.

Setelah tekad disampaikan, penulis memulai untuk menenangkan riakan pikiran relasi penulis dengan mengajak mereka untuk tenang, rileks dan nyaman. Pikiran yang tenang inilah dapat membantu relasi tersebut untuk melihat dasar dari ingatan masa lampau mereka. "Sekarang, ijinkan anda untuk merilekskan pikiran anda, menenangkan pikiran anda, setiap tarikan dan hembusan nafas, anda meningkatkan rasa nyaman, rasa rileks dan ketenangan dalam pikiran anda".

Beberapa saat setelah pikiran mereka tenang, hal ini dapat kita lihat dari air muka, dan otot tangan atau kaki mereka. Saat tenang dicapai, air muka tampak rileks, otot tangan jika diangkat sedikit tidak ada tahanan layaknya sebatang cabang pohon yang tergelak di tanah, tidak ada penahannya untuk diangkat.

Inilah rangkaian yang penting untuk membantu cengkraman ingatan dipahami. Mulai dari memahami perasaan yang melekatan pada ingatan tersebut, selanjutnya mengajak pikiran untuk melepas bentuk pikiran yang ada dan mengarahkan sang pikiran untuk rileks, tenang dan merasa nyaman, selanjutnya bangun komitmen diri untuk bersedia keluar dari jeratan cengkraman ingatan yang menghantui tersebut. Lalu pikiran menjadi siap untuk melihat perasaan yang terjadi sebagai perasaan yang ada di masa lampau dan bisa diterima jika perasaan itu di masa lampau sehingga saat ini perasaan yang ada adalah perasaan tenang dan nyaman dapat diterima. Ingatan masa lampau pun hanya sebuah ingatan tidak lagi dicengkram namun perlahan dilepas.
Demikianlah rangkaian bagaimana pengelolaan ranah afeksi lewat perasaan dapat kita pelajari agar kita bisa terlepas dari segala riakannya di masa lalu seperti trauma, fobia, kekhawatiran, gelisah dan perasaan negatif lainnya.

Semoga tulisan ini memberikan pancingan dan penyadaran untuk kita semua agar segera memahami ranah afeksi kita dan mulai mengembangkan ketrampilan mengelola afeksi kita dan tidak terjerat dalam pengembangan kognitif semata.

www.freepik.com
www.freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun