Implementasi Kurikulum Merdeka menjadi penguat untuk menerapkan pembelajaran bermakna
Penerapan P5 atau pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, sungguh memberikan makna tersendiri untuk para murid, walau P5 masih terkesan dibuat terpisah dengan kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh sekolah.
P5 menghadirkan kontekstual pembelajaran agar para murid menyadari keberadaan mereka saat ini dengan isu-isu kehidupan di sekitar mereka. Untuk itu tema P5 adalah baik jika diambil dekat dengan kehidupan para murid.
Beberapa sekolah menerapkan kearifan lokal sebagai tema sentral mereka untuk penyelesaian P5, dan sebagian lainnya membawa isu global yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat dunia. Ini adalah hal baik yang sangat memberikan ruang para murid untuk sedikit banyak menerapkan hal yang mereka pelajari untuk memberi solusi isu terkait dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran seperti ini dapat dikatakan sebagai pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna akan lebih mudah dicerna dan diingat oleh para murid dari pada pembelajaran yang abstrak dan hanya mengandalkan satu upaya untuk belajar yaitu diingat saat diuji.
Pembelajaran bermakna mengharapkan para murid untuk dapat memahami situasi dan menterjemahkannya dalam rubrik permasalahan yang selanjutnya diarahkan ke penyelesaian walau penyesaian ini belum tentu sebuah solusi optimal namun sebuah langkah awal menuju solusi permasalahan.
Para murid menjadi terbiasa untuk mengarahkan mental mereka kepada strategi berpikir logis, emosi positif dan juga mendekatkan mereka ke sebuah imajinasi yang tentunya memerlukan bukan hanya kognitif namun juga meta kognitif. Pembelajaran bermakna ini adalah pembelajaran yang menjadi prototype mendekati pembelajaran mereka kelak di masyarakat.
Gerakan P5 jika dilakukan dengan optimal sejak mulai perencanaan hingga pelaksanaannya serta penilaiannya maka P5 menjadi pesawat pendidikan yang sangat efektif dan efiesien dalam menyiapkan generasi bangsa yang bermental sang pembelajar sepanjang hanyat.
Sekolah sudah seharusnya meninggalkan tradisi ujian tutup buku, ujian perkara konsep namun sekolah sudah seharusnya memulai tradisi baru yaitu ujian buka buku, ujian yang tidak hanya individu namun perlu kolaborasi dari beragam dasar ilmu, juga ujian yang terintegrasi dalam rangkaian strategi menuju satu tema yang terpusat.
Sekolah seharusnya paham bahwa para generasi yang bersekolah disiapkan untuk menghadapi kehidupan yang menyelesaikan masalah bukan dengan pilihan ganda atau tidak boleh buka buku atau permasalahan hanya diselesaikan dengan menggunakan satu bidang ilmu.