Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah atau Seolah-olah Sekolah

25 Januari 2024   21:00 Diperbarui: 25 Januari 2024   21:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.freepik.com

Penulis membaca artikel di Kompas hari Kamis, 25 Januari 2024 dengan judul Pendidikan dan Industri Perlu Proaktif. Artikel ini menjelaskan dengan jelas bahwa telah terjadi gap atau jurang pemisah antara kebutuhan industri dan lulusan dari sekolah atau universitas. Seolah-olah sekolah berjalan sendiri dengan segudang materi pelajaran yang dirangkai dengan bingkai kurikulum yang terus berganti dan tidak memperhatikan kebutuhan industri yang juga terus membutuhkan kriteria minimal untuk menjalankan roda industri.

Apakah sekolah memahami jika murid mereka kelak lulus dari sekolah akan bekerja di industri atau karena sekolah hanya menjalankan formalitas pendidikan seolah-olah murid tidak perlu tahu apa itu kebutuhan industri kelak di masa depan mereka?

Tentu hal ini tidak boleh terjadi di sekolah-sekolah yang mengedepankan filosofi pendidikan yang mengedepankan pendidikan untuk mempersiapkan masa depan para muridnya. Sekolah perlu sekali untuk membiasakan diri dengan membuka diri mereka untuk membaca situasi di luar sekolah yang penuh dengan tantangan yang menunggu para murid mereka.

Kebutuhan industri saat ini tidak lagi beralih kenamanya nilai rapor semata, sejak lahirnya mesin belajar, kecerdasan buatan, kecanggihan teknologi informasi, maka orientasi kebutuhan industri pun sudah bergerak ke arah lain yaitu kebutuhan dalam ketrampilan interaksi antar manusia.

Ketrampilan berinteraksi antara manusia ini dapat berupa ketrampilan komunikasi efektif dan efisien, ketrampilan dalam memimpin tim, ketrampilan dalam bekerjasama dengan orang banyak, ketrampilan untuk memahami diri dan orang lain, ketrampilan dalam bernegosiasi, ketrampilan dalam fleksibelitas dan adapatif, ketrampilan dalam menjadi pribadi inisiatif dan produktif serta inovatif, dan ketrampilan menemukan masalah dan solusinya.

Sekolah dapat melakukan refleks sesegera mungkin, apakah kita mengenalkan, mendidik, serta membiasakan murid kita untuk memiliki ketrampilan di atas? Jika sudah, luar biasa sekolah anda termasuk sekolah yang sehat dan bukan seolah-olah sekolah. Namun bagi yang belum melakukannya, mari segera melakukannya.

Membangun ketrampilan yang diharapkan dunia industri di sekolah perlu sekali kekuatan tekad dan penguatan mindset yang tepat terhadap pengelolaan sekolah. Sekolah bukanlah sebuah pabrik lawas yang bergerak hanya begitu-begitu saja, namun sekolah adalah ruang seni yang penuh variasi warna, bentuk, kreasi dan lainnya.

Sekolah dapat menyimak pelaksanaan kurikulum hanya sebuah pedoman dan bukan sebuah paksaan, satuan pendidikan hari ini memiliki ruang yang lebar untuk melakukan kreativitas dalam mengelola sebuah sekolah. Kuatkanlah pendidikan yang berorientasi kepada murid sebagai subjek belajar dan bukan kurikulum sebegai orientasi dasarnya. Jika kita telah benar dalam memilih orientasi ini maka kita dapat mengelola sekolah yang mengarah kepada menyiapkan murid untuk siap di masanya.

Saat ini, kunci utama untuk membuat sekolah yang menyiapkan murid ke masanya adalah bagaimana dewan pendidik memiliki kesamaan visi ke arah tersebut. Tugas pengelola sekolah untuk terus mengajak, mendidik, dan menguatkan para pendidiknya ke arah tersebut. Ingat mereka pun adalah murid bagi para pengelola sekolah, maka mereka pun perlu dilatih, dibina bukan hanya dituntut tanpa pembinaan dan pengawasann serta penguatan.

Selanjutnya adalah pengelolaan struktur kurikulum. Struktur kurikulum sangatlah penting untuk dicermati agar murid mendapatkan waktu untuk mengelola ketrampilan mereka yang dibutuhkan untuk masa depan mereka, karena itu pengelola sekolah melalui kepala sekolah perlu memahami pembagian waktu dan kebutuhannya agar sekolah tidak hanya menghabiskan waktu hanya untuk menyelesaikan isi buku namun ada waktu untuk mendidik, melatih dan membiasakan murid memiliki ketrampilan yang diperlukan di masanya.

Kecermatan pengelola sekolah dalam membaca masa depan menjadi kunci dasar pengembangan sebuah sekolah yang pada akhirnya akan membuat masyarakat mempercayainya dan tentu dapat memberi keuntungan pada sekolah tersebut agar terus menjadi sekolah pilihan bagi masyarakat. Untuk itu, sekolah teruslah melakukan refleksi, berkunjunglah ke zona-zona yang membuka wawasan, selalulah berniat untuk lebih baik agar sekolah yang dikelola benar-benar sebuah sekolah yang bukan seolah-olah sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun