Kegiatan sekolah terkhusus bagi murid di kelas ujung seperti kelas 9 dan 12 Â sering kali terabaikan dan kebanyakan sekolah memberikan para murid untuk tidak ke sekolah dengan beragam alasan, namun di sekolah kami para murid ini mendapat kesempatan untuk tetap meningkatkan pengetahuan di luar pengetahuan akademis, juga untuk menambah wawasan terkait pengembangan diri yang sangat diperlukan di masa mereka berdikari nanti. Selama tujuh hari para murid mendapat semacam pembekalan berupa belajar memahami diri sendiri, maka tema kegiatan ini kami beri nama, "Find The True You".
Pada hari ke-6, kami mengundang nara sumber yang juga seorang pengurus yayasan sekolah kami. Beliau sangat berpengalaman sebagai pengusaha yang sukses dalam bisnis ritel berupa bisnis swalayan di kota Surabaya. Bisnis beliau dikenal baik oleh warga Surabaya dan sekitarnya khususnya dalam menyediakan kebutuhan buah-buahan segar dan berkualitas. Motto swalayan yang beliau dirikan adalah "Mutu adalah Tradisi".
Beliau memaparkan cerita pengalaman beliau dari minus hingga akhirnya menjadi pengusaha sukses hari ini. Pemaparan beliau tentang sukses dan kiat sukses ini akan penulis paparkan dalam tulisan kali ini agar dapat dijadikan inspirasi kita semua agar dapat hidup sukses dan bahagia seperti yang lontarkan beliau di saat mengawali sharing bersama para murid.
Sejak beliau kelas 2 SMA di tahun 1972 hingga hari ini, beliau telah mendapatkan inspirasi terkait definsi sukses. Beliau memahami arti sukses bagi beliau itu ternyata bukan sebuah pencapaian maksimal materi seperti yang digaungkan oleh banyak orang. "Sukses itu bukan sebuah pencapaian materi yang banyak, namun sukses itu adalah kepuasan yang diperoleh dari sesuatu yang kita cita-citakan". Kepuasan itu tidak melulu bicara materi, namun kepuasan itu adalah bagian dari mentalitas. "Jika kita ingin hidup bahagia dan sukses, maka kita perlu untuk menjadi puas dengan hal yang kita lakukan". Definisi ini menjadi penting untuk diperhatikan sebelum kita mengejar sukses atau mencari sukses, kita perlu memahami bahwa ternyata di pemahaman beliau sukses itu adalah kepuasan dari apa yang kita peroleh, jika kita tidak pernah puas maka kita tidak pernah merasakan arti sukses.
"Uang atau materi itu tidak perlu kita cari, namun mereka akan mendekat ke kita, kita layaknya magnet bagi mereka. Untuk itu tugas kita bukan mencari uang atau materi, tetapi munculkan kepercayaan diri yang kuat bahwa kita yakin apa yang kita lakukan itu berkualitas". Beliau menambahkan bahwa untuk mendapatkan materi itu bukan dengan mencarinya hingga kadang-kadang kita menghalalkan beragam cara. Namun untuk mendapatkan materi dapat dimulai dengan mempersiapkan mental yang memiliki kepercayaan diri yang kuat, mental yang menerima diri yang utuh sehingga mental ini dapat menjadikan kita pribadi yang layak di percaya oleh banyak orang.
Literasi menjadi bagian penguat dalam menjalankan bisnis. "Seringlah liat peluang melalui membaca, mendengar, serta menyimak perubahan aturan atau regulasi yang terjadi di negara kita". Memahami peluang itu menjadi bagian terpenting dalam menjalankan bisnis. Beliau menyampaikan bahwa beliau pernah berbisnis semi konduktor bekas yang beliau beli dari jepang di tahun 1990-an awal, dan bisnis ini sempat sukses besar, hal ini karena beliau melihat peluang bisnis ini sedang marak dalam peningkatan produksi elektronik di Indonesia waktu itu. Juga ketika beliau membaca terkait adanya kebijakan import buah di tahun 1992, peluang ini langsung dijadikan aksi dengan membuka gerai buah segar dan gerai ini berkembang hingga hari ini.
Kebiasaan literasi menjadi bagian penting untuk membuka pikiran agar sadar terhadap informasi terkini dan menerima perubahan yang terjadi. "Perubahan itu lebih cepat daripada perencanaan", tutur beliau. Setiap perencanaan yang kita buat belum tentu berhasil karena perubahan yang terjadi lebiih cepat terjadi daripada rencana yang kita buat. Untuk itu kita sangat perlu sadar diri, melek informasi dan cermat dalam menyikapi situasi. Perencanaan pun perlu dibuat berlapis-lapis agar dapat menjawab perubahan yang terjadi.
Selanjutnya beliau memaparkan pentingnya untuk membangun sebuah brand atau merek dagang. "Kami membangun merek kami perlu waktu kurang lebih 9 bulan agar bisa diterima masyarakat dengan baik, dan di saat membangun merek jangan berharap untung dulu, yang penting adalah dikenal dulu oleh masyarakat. Dikenal sesuai dengan visinya perusahaan". Beliau menegaskan pentingnya membangun image terhadap brand yang dibangun, dan ini perlu waktu dan kajian secara rutin. Kompetitor hadir untuk menguatkan brand kita jadi tidak perlu dikhawatirkan berlebih, cukup pelajari kekuatan kompetitor dan kelemahannnya. Walau waktu di kota Surabaya telah berdiri toko buah segar yang besar, namun beliau mendapat insight bahwa toko buah beliau pasti lebih baik dalam hal pelayanan yang diberikan. Hal ini terbukti dengan moto mutu adalah tradisi, maka beliau terus meningkatkan mutu dalam pelayanan ke pelanggan beliau,"Jangan tamak kalau berdagang, laba perlu disisihkan untuk meningkatkan pelayanan ke pelanggan", tutur beliau sehingga sebagian laba yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan terus meningkatkan kualitas brand yang dibangun.
Apa yang beliau lakukan saat ini setelah usaha beliau maju pesat dengan jumlah gerai tersebar hampir di delapan arah mata angin? Beliau katakan,"Saat ini saya terus belajar, belajar dari mereka yang maju, melihat peluang-peluang yang ada seperti mehami kondisi moneter negara kita", kata belajar ini menunjukan walau beliau sudah di titik pencapaian sukses beliau saat ini, beliau tetap meningkatkan pengetahuan beliau dan terus mengembangkan diri beliau. Beliau merasa hari ini sukses besok belum sukses, sehingga sukses hari ini tidak membuat beliau tenggelam dan malahan membuat beliau untuk sadar diri untuk mencapai sukses lainnya di hari berikutnya.
"Saat ini saya perlu siapkan untuk generasi berikutnya setelah saya", ungkap beliau dalam menjawab pertanyaan apa yang beliau rencanakan ke depan. Beliau sedang melakukan kaderisasi atau regenerasi agar segala usaha yang dibangun ini dapat langeng untuk generasi berikutnya. Beliau tahu diri bahwa beliau saat ini sudah berusia 68 tahun, yang artinya sudah tidak muda lagi, untuk itu perlu sekali untuk memberikan tongkat estafet ke generasi berikutnya. Proses regenerasi ini perlu waktu dan perencanaan yang matang juga, karena perubahan situasi dan kondisi ke depan sangatlah dinamis dan penuh dengan tantangan yang besar.
Di saat ditanyakan tentang bagaimana para murid kelas 9 dan 12 ini agar dapat berkembang di masa mereka di mana kecerdasan buatan telah menjadi penantang besar atau partner penting bagi kehidupan manusia, beliau mengutarakan,"Tekuni ilmu apapun yang kalian suka, tekuni secara mendalam hingga kalian jadi ahlinya di ilmu itu, tidak perlu gentar dengan AI (kecerdasan buatan). AI ada karena manusia, bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Tugas kita cukup memahami bagaimana menggunakan mereka, mengoptimalkan mereka agar membantu pekerjaan kita". Tantangan kedepan untuk generasi kita adalah lebih kepada penguatan kebiasaan berkolaborasi bersama banyak orang dan banyak alat canggih. Kita tidak perlu gentar akan kehadiran robot atau mesin pintar, tapi kita perlu tahu bagaimana menggunakannya, dan mengoptimalkannya termasuk bagaimana bisa bekerjasama itu penting,