Gaung sekolah ramah anak sudah bukan lagi sesuatu yang baru di pendidikan nusantara saat ini. Gerakkan untuk mewujudkan sekolah ramah anak pun telah didukung dengan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan sekolah ramah anak yang digagas oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Pada tulisan ini, penulis hendak berbagi salah satu bagian penting dalam pengembangan sekolah ramah anak yang lebih sederhana dan tentu lebih optimal dalam pencapaiannya.Â
Hal ini telah penulis terapkan di sekolah yang pernah penulis pimpin dan juga telah memberi manfaat yang baik khususnya untuk peningkatan mutu lulusan.
Saat menjalani kepemimpinan sebagai kepala sekolah waktu itu di tahun 2014, penulis merenung dan memikirkan bagaimana membangun sekolah yang ramah murid (penulis mengganti kata anak agar lebih terkesan sesuai kondisi persekolahan), artinya membangun suasana persekolahan yang dekat dengan murid, yang nyaman serta terbangun komunikasi yang sehat dan efektif antara sekolah, murid, dan orangtua.
Suatu ketika penulis mendapatkan sebuah ide untuk memulai pembangunan sekolah ramah murid, penulis membuka keran komunikasi yang cair, tidak kaku dan penuh kedekatan antara kepala sekolah dan guru. Salah satunya dengan cara berkantor bersama guru.Â
Penulis memutuskan untuk tidak berkantor di ruang kepala sekolah sendirian seperti jaman dulu dilakukan oleh kepala sekolah tempat penulis bersekolah. Penulis menikmati bekerja bersama dengan guru di ruang guru. Mendengarkan, mengamati, berdialog dengan mereka sungguh merupakan suatu kondisi yang membangun kesamaan visi.
Saat tim guru telah merasakan kehadiran pimpinannya yang cair, tentu tim guru dapat berkomunikasi dengan mudah dalam segala permasalahan, mereka lebih terbuka dan juga lebih cair dalam komunikasi. Mereka tetap menghormat pimpinannya namun tidak terlalu kaku dalam interaksi.Â
Di ruangan ini pun, kami dapat mengadakan pertemuan untuk rapat atau briefing langsung tanpa harus pindah ke ruang khusus. Kedekatan dan kekompakan sebagai sebuah tim dibangun dari sini, inilah yang saat ini dikenal dengan gaya kepemimpinan informal.Â
Setelah tim solid, tentu ini menjadi modal yang kuat untuk mendukung pelaksanaan program apapun salah satunya sekolah ramah murid.
Ketika bekerja bersama guru di ruang guru, penulis pun secara reguler mengadakan briefing pagi atau sore untuk menyamakan frekuensi kerja dan menarik tim agar hadir di sini dan saat ini.Â