Sang ketua OSIS ini tanpa penolakan atau bahkan tanpa ragu langsung memberikan smartpohonenya dengan suka rela. Begitu juga murid-murid lainnya, mereka yang melanggar dan ketahuan langsung menyerahkan smartphone-nya tanpa keras kepala untuk menolak.
Apa yang saya ceritakan di atas adalah kejadian nyata yang saya hadapi waktu itu sebagai kepala sekolah untuk murid SMP dan SMA. Saya belajar dari mereka dengan cara dekat dengan mereka, bukan hanya melalui teori perkembangan atau teori komunikasi, tapi saya juga benar-benar bersama mereka untuk memahami cara mereka berpikir.Â
Pembelajaran yang saya peroleh waktu itu, saya menjadi tercerahkan terkait bagaimana ego sebagai kepala sekolah jika tidak diarahkan dengan baik akan membuat kepala sekolah menjadi sosok yang menakutkan, menegangkan hingga membinasakan karakter murid-muridnya.Â
Bersama mereka, kita tidak perlu mengubah mereka secara langsung, cukup tunjukan bahwa kita hendak mendengarkan mereka, memahami mereka, juga mengajak mereka untuk lebih baik dalam memanfaatkan momen remaja mereka. Mereka bukan manusia labil atau manusia intoleransi atau manusia nakal, namun mereka adalah manusia yang dinamis, kreatif dan penuh semangat juang.
Hidup bersama remaja memerlukan kebesaran hati kita untuk menerima kedinamisan mereka. Remaja hari ini biasa menyatakan suka dan tidak suka secara gamblang kepada pendidiknya, dan jika pendidiknya tidak berhati besar maka sulit bagi pendidik untuk memahami maksud baik dari suka atau tidak sukanya mereka.Â
Remaja sangat kuat dalam pemahaman arti mana yang patut dan mana yang tidak patut, asalkan pendidik mau memberikan ketegasan bukan kekerasan dan juga lebih banyak mendengarkan bukan menasehati, maka remaja mudah untuk luluh dan mau untuk bersama-sama berjuang untuk sebuah prestasi.
Pengalaman saya bersama remaja SMA waktu ujian nasional masih menjadi momok, serta profil sekolah sangat ditentukan oleh nilai ujian nasional. Walau di SMA yang saya pimpin waktu itu, input siswa beragam dengan prestasi akademis yang terbatas. Saya bersama guru bekerjasama dengan para remaja ini untuk mendongkrak mereka agar mendapatkan peringkat baik SMA di provinsi.Â
Alhasil kami berhasil menduduki peringkat SMA swasta terbaik di provinsi DIY waktu itu di dua program IPA dan IPS. Ini merupakan prestasi yang gemilang, dan saya dan tim SMA sangat bahagia sekali, karena dapat membuktikan kepada masyarakat khususnya orangtua murid SMA bahwa para murid mampu berjuang mencapai titik terbaik baik di usia SMA.Â
Inilah penting sekali untuk berhati besar, kurangi ego sebagai pendidik, lebih banyak mendengar, tegas, terus bersama mereka, jadikan mereka bagian dari sekolah, ajak mereka terlibat menentukan aturan sekolah, adakan pendekatan informal yang santai tetapi bermakna, terima kritik dan saran dari mereka, serta beri mereka kesempatan untuk bangkit menjadi bagian pembinaan remaja yang perlu diperhatikan.Â
Semoga sharing ini memberikan inspirasi kepada para pendidik dan orangtua yang sedang bersama remaja SMA khususnya, alhasil kita dapat kurangi dampak negatif dari kenakalan remaja yang marak terjadi di negara ini.