Mohon tunggu...
Aryati Kamaya
Aryati Kamaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi yang gemar menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Persuasif Pada Pidato Jokowi di Sidang DPD-DPR RI 2019

18 September 2024   21:42 Diperbarui: 18 September 2024   21:54 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pidato Presiden Jokowi pada Sidang Bersama DPD-DPR RI 2019 cukup persuasif dalam menyampaikan visi serta strategi pemerintah untuk masa depan Indonesia. Dari aspek kemampuan meyakinkan audiens, pidato ini menampilkan argumen kuat, didukung data konkret tentang pencapaian pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. Salah satu kutipan Jokowi yang dapat membuktikan hal ini adalah, "Infrastruktur yang telah dan akan terus kita bangun tidak hanya menjadi jembatan fisik tetapi juga jembatan bagi terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia." Kutipan ini tidak hanya menjelaskan pencapaian konkret, tetapi juga menggugah rasa keadilan dan harapan, yang mampu menggerakkan perasaan dan opini audiens.

Selain itu, Jokowi juga mengandalkan seruan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sebuah isu yang relevan bagi masyarakat. "SDM unggul adalah kunci Indonesia maju," kata Jokowi dalam pidatonya. Melalui penyampaian ini, Jokowi tidak hanya menawarkan janji, tetapi juga menantang audiens untuk berpartisipasi dalam agenda nasional, membuat audiens merasa terlibat dalam perubahan tersebut.

Kemampuannya untuk mengubah opini audiens terlihat dalam seruannya terhadap birokrasi yang lebih efisien: "Kita harus memotong prosedur yang panjang dan berbelit-belit." Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melakukan perubahan, yang mungkin menggugah skeptisisme terhadap birokrasi yang lambat, sehingga audiens yang awalnya meragukan menjadi lebih optimis terhadap perubahan tersebut.

Jokowi menyinggung isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat, seperti kualitas sumber daya manusia (SDM) dan penyederhanaan birokrasi. Misalnya, katanya, "Sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci pembangunan Indonesia," hal ini mengacu pada keinginan rakyat  untuk mendapatkan pendidikan dan keterampilan yang lebih baik. Daya tarik ini juga menggugah emosi dan membuat penonton merasa menjadi bagian penting dari perubahan. 

Pidato ini bukan hanya berisi janji pemerintah, tetapi juga mendorong audiens untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Dengan demikian, Jokowi menciptakan rasa kepemilikan bersama, yang lebih mungkin mengubah pandangan audiens menjadi lebih positif dan optimis terhadap masa depan Indonesia.

Pidato Jokowi pada Sidang Bersama DPD-DPR RI 2019 efektif dalam hal mempersuasi karena memadukan elemen logis, emosional, dan kredibilitas, yang semuanya penting dalam retorika. Pertama, dari segi logis, Jokowi memberikan bukti nyata berupa capaian pembangunan infrastruktur yang dapat diverifikasi. Kutipan seperti, "Infrastruktur yang telah dan akan terus kita bangun..." mendukung klaimnya, memberikan dasar rasional bagi audiens untuk mempercayai dan mendukung kebijakan tersebut.

Kedua, dari segi emosional, Jokowi menyentuh hal-hal yang penting bagi masyarakat, seperti keadilan, kesejahteraan, dan peningkatan kualitas hidup. Ketika ia menyebutkan, "SDM unggul adalah kunci Indonesia maju," dia merangkul aspirasi rakyat tentang pentingnya pendidikan dan keterampilan, memicu rasa harapan dan keinginan untuk terlibat.

Ketiga, dari aspek kredibilitas, Jokowi berbicara sebagai seorang presiden yang telah menjalankan program-program nyata selama periode pertamanya. Ketegasannya dalam melakukan reformasi birokrasi, seperti "memotong prosedur yang panjang dan berbelit-belit," menunjukkan komitmennya untuk memperbaiki kelemahan sistem, yang menambah kepercayaan audiens.

Dengan menggabungkan argumen berbasis bukti, daya tarik emosional, dan kredibilitas personal, pidato ini secara efektif meyakinkan dan berpotensi mengubah opini audiens terhadap masa depan Indonesia. Jokowi dan perannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang sangat dipercayai dan dicintai oleh rakyat memiliki power yang lebih saat ingin mempengaruhi opini publik. Power ini bisa dimanfaatkan untuk bisa menggait dan mempengaruhi cara pandang khususnya terhadap poin-poin penting yang telah disampaikan Jokowi pada pidato kenegaraannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun