Mohon tunggu...
Arya Rizki Darmawan
Arya Rizki Darmawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Teknik UNLAM

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ray Tidak Nakal Lagi

8 Agustus 2011   04:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:59 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wajah Bu Carin telah keriput sebelum waktunya. Rambutnya pun telah memutih di umur muda. Ini dikarenakan anaknya yang bernama Ray selalu membuat Bu Carin kewalahan untuk mengurus Ray yang sangat manja.

Setiap hari Ray terus menerus membuat Bu Carin pusing hingga sakit kepala yang berat akibat tingkah lakunya. Tetapi Ibu dari satu anak ini tetap sabar dalam mengurus Ray. Kesabaran Bu Carin pun malah dimanfaatkan oleh Ray, agar semua kebutuhan dan keinginannya terus dipenuhi oleh Ibunya. Sehingga pada suatu hari Ray meminta sebuah baju yang seharga Rp 4.000.000,- agar dia mau makan. Jika tidak dibelikan, anak ini akan memberontak dan tidak mau makan. Maka terpaksa Bu Carin membelikan baju itu. Tetapi keinginan nafsu makan Ray tidak bertahan lama, sehingga dia meminta sesuatu lagi agar dia mau makan.

“Ray anak Ibu sayang… Ayo makan nak,” ucap Bu Carin dengan nada sabar mengahadapi Ray yang mengunci mulutnya rapat-rapat.

“Ga mau..!!!” teriak Ray pada ibunya.

“Ray mau makan kalau ada mainan Super Mario..!!” lajut teriak Ray.

“Iya sayang..Nanti Ibu belikan..”

“Ray maunya sekarang…!!”

Dengan sekejap Bu Carin menggas mobil Avanzanya. Bu Carin bersama Ray langsung menuju toko mainan yang ada di dekat rumah. Keinginan Ray terpenuhi, sehingga makan siang pun berjalan dengan lancar.

***

Bu Carin terus menerus mewujudkan semua keinginan Ray. Sampai pada suatu hari, Bu Carin datang ke tempat psikolog untuk konsultasi masalah anaknya yang sangat manja ini. Bu Carin sudah tidak tahan lagi untuk mengurus Ray yang sangat manja. Bu Carin ingin anaknya berubah.

“Mbak.. Jadi bagaimana untuk merubah sikap Ray?” tanya Bu Carin pada psikolog itu.

“Setiap hari seperti mimpi buruk,” lanjut jelas Bu Carin.

“Bu Carin.. Ibu harus terus sabar untuk menghadapi Ray.. Begini saja, pertama-tama Ibu harus sedikit demi sedikit untuk bersikap tegas dan disiplin pada anak. Ibu harus membikin aturan pada anak. Misalnya aturan jam bangun, makan pagi, berangkat sekolah dan seterusnya,” jelas Psikolog itu.

Bu Carin sedikit ragu dengan masukan psikolog tersebut. Apa Ray bisa berubah dengan cara seperti itu? Tapi ada baiknya Bu Carin mencoba terlebih dahulu.

Siang ini jadwal Bu Carin menjemput Ray di sekolahnya. Bu Carin duduk di mobil menunggu Ray datang.

Kreekk. “Ibu belikan Ray mainan Spongebob yang baru,” tiba-tiba Ray muncul dihadapan Bu Carin.

“Tidak…Kita langsung menuju rumah.” jawab Bu Carin dengan tegas.

“Ray tidak mau pulang. Ray mau mainan Spongebob,”Ray mengamuk dalam mobil.

Dengan sigap Bu Carin mengunci pintu mobil agar Ray tidak bisa keluar. Bu Carin pun menggas mobil Avanzanya dan menuju jalan pulang. Di sepanjang jalan Ray terus mengamuk sambil menendang-tendang pintu mobil. Tetapi Bu Carin terus saja tidak memperdulikan apa yang diperbuat anaknya.

Setelah sampai di rumah, Ray tidak ingin turun. Ray terus saja meminta mainan Spongebob yang baru.

“Ray ayo turun,” ucap Bu Carin.

“Tidak Mau..!!!!!” teriak Ray.

“Ya sudah, Ibu masuk dulu,” ucap Bu Carin sambil keluar dari mobil.

Bu Carin langsung masuk ke dalam rumah dan membiarkan Ray sendiri di mobil. Tak lama kemudian Ray keluar sendiri dari mobil tanpa paksaan dari Ibunya.

“Ibu..Ray lapar..!!” lanjut permintaan anak ini.

“Ibu sudah siapkan Ayam Goreng di meja makan.”

“Ray ga mau, Ray mau Coco Crunch.!!”

“Tidak ada Coco Crunch. Ibu sudah masak Ayam Goreng. Makan saja yang sudah ada,” tegas Bu Carin.

“Ray tidak mau makan..!!” teriak Ray sambil berlari menuju kamarnya.

Bu Carin merasa khawatir karna anaknya tidak mau makan. Dan hampir saja Bu Carin memenuhi keinginan Ray, tetapi karna teringat ucapan psikolog tadi, Bu Carin mengurungkan niatnya.

Bu Carin terus menunggu Ray di meja makan. Tak lama kemudian Ray muncul di hadapan Bu Carin.

“Mana Coco Crunchnya?” tanya Ray dengan nada naik.

“Tidak ada sayang.. Ini ada Ayam goreng.. Coba saja makan, enak lho,” ucap Bu Carin dengan nada sabar.

“Ray tidak mau..!!” Ray langsung kembali ke kamarnya.

Bu Carin hanya bisa sabar dengan tingkah laku anaknya. Bu Carin pun duduk di ruang keluarga sambil membaca Al-Qur’an. Tetapi tak lama kemudian Bu Carin mendengar suara pintu kamar Ray terbuka, dan melihat Ray sedang duduk di meja makan sambil makan Ayam goreng buatan Ibunya.

***

Setiap saat Bu Carin terus berdoa kepada Allah agar anaknya bisa berubah menjadi mandiri. Dan tak ada hentinya Bu Carin terus bersabar menghadapi tingkah laku anaknya yang sangat manja.

Hari demi hari Bu Carin terus berusaha membuat Ray menjadi mandiri dengan penuh kesabaran. Usaha Bu Carin tersebut pun tidak sia-sia dan membuahkan hasil yang besar. Sekarang Ray telah berubah menjadi anak yang mandiri dan sering melakukan ibadah-ibadah. Ray yang sekarang bukan lah Ray yang manja dulu. Ray yang sekarang adalah anak kebanggaan Bu Carin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun