Mohon tunggu...
Rendi Aryanto
Rendi Aryanto Mohon Tunggu... -

semoga z....bisa. ok

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemekaran Daerah Tidak Selamanya Positif

31 Maret 2011   15:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah kita pernah sejenak menganalisa, sebenarnya apa yang melatarbelakangi daerah seakan-akan ingin memisahkan diri dari daerah aslinya. Pokok paling pangakal sebenarnya adalah masalah kesejahteraan, bagi daerah yang belum sejahtera atau dapat dikatakan tertinggal biasanya kalau daerah tersebut memiliki potensi yang bagus, cenderung untuk memisahkan diri dari daerah asalnya. Namun pernahkah kita untuk menganalisa lebih lanjut, biasanya kalau ada daerah yang ingin memisahkan diri sudah tentu ada orang yang memprakarsai. Pernahkah kita menilai latar belakang orang tersebut? Adakah kepentingan tertentu sehingga orang tersebut bersemangat agar terbentuk daerah yang baru? Atau adakah politik kepentingan dalam pembentukan daerah tersebut? Kenapa pertanyaan ini muncul, karena selama ini kalau kita lihat daerah-daerah yang dimekarkan ternyata bagi mereka yang belum mampu dalam mengelola daerahnya justru hanya membuat pembiayayaan membengkak, rakyat yang menjadi korban karena harus ikut iuran untuk infrastruktur pembangunan fasilitas daerah.

Dari tiga tiga puluh tiga propinsi yang ada di Indonesia, dan ada daerah yang dimekarkan ada isu bahwa, hanya ada dua daerah pemekaran yang berhasil menumbuhkan ekonominya. Yang lainya ternyata belum cukup mampu untuk mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun