Zenit St. Petersburg saat menjuarai Piala UEFA tahun 2008 silam saat ini Piala UEFA sudah berubah menjadi UEFA Europa League © UEFA.comMoskow, Rusia
Terlepas dari kondisi saat ini yang terjadi, banyak sisi menarik dari sepak bola Rusia yang perlu dikupas.
Negara dengan luas wilayah terluas se-jagad raya ini memang mempunyai sejarah panjang sepak bola baik eropa maupun dunia.
Tapi kenapa sepak bola Rusia atau Klub Rusia tidak bisa berbicara banyak dalam hal prestasi serta bisnis dibanding liga Eropa lainnya. Bahkan secara antusias liga Rusia kalah dibanding Turki, Austria, Portugal dan Belanda.
Banyak faktor yang melatarbelakangi kenapa Rusia tidak berkembang dalam dunia sepak bola, selain memang mayoritas orang Rusia masih menyukai Hockey es dibanding sepak bola sebagai olahraga favoritnya. Lalu faktor apa saja yang menjadi biang keladi kemunduran sepak bola Rusia di pentas eropa dan dunia dalam beberapa waktu terakhir?
Memang Rusia sukses sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018 dan bisa melaju hingga perempat final sebelum dikalahkan olek Kroasia lewat drama adu pinalti, tapi bisa dilihat bagaimana tim nas Rusia begitu tertatih-tatih saat berjuang di Kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 sebelum harus dikeluarkan karena isu politik. Mengapa bisa terjadi?
Faktornya akan coba penulis ulas disini secara independen, faktor pertama tentu tidak lakunya pemain sepak bola Rusia di klub eropa yang bermain di 5 liga top eropa. Praktis saat ini hanya Golovin, Miranchuk, Cheryshev, Chalov di Basel dan kiper Leverkusen Andrey Lunyov yang masih eksis, sisanya pemain Rusia tidak begitu laku. Kenapa ini menjadi penyebab?
Karena bagaimana tim nas Rusia bisa mendapatkan pemain yang kompetitif untuk bersaing dengan Negara eropa lainnya jika banyak pemainnya hanya berkelas pemain liga lokal Rusia saja.
Faktor yang berikutnya adalah tidak berimbangnya kekuatan klub di Rusia, Zenit, Spartak, CSKA, Dynamo, Lokomotiv dan Sochi adalah beberapa tim yang mungkin sudah bisa dikatakan klub profesional dan mandiri tanpa dana dari pemerintah daerahnya.
Sisanya klub seperti Ural, Khimki, Rostov, K. Sovetov, Akhmat Grozny, Nizhny dan Ufa masih dimiliki oleh pemerintah daerahnya, klub tersebut berlaga di Liga Primer Rusia.