PERAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK USIA DINI
Pengembangan karakter merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan sejak usia dini. Karakter adalah kekuatan mental dan moral yang membentuk kepribadian seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter diartikan sebagai sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Memiliki karakter berarti memiliki tabiat, kepribadian, dan watak tertentu (Tim Penyusun Kamus, 1989: 389).
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein”, yang berarti "mengukir." Hal ini mengimplikasikan bahwa karakter seseorang perlu dibentuk melalui proses panjang, layaknya mengukir pola pada sebuah batu. Memiliki akhlak mulia tidak serta-merta hadir sejak lahir, tetapi membutuhkan pengasuhan, pembelajaran, dan pengalaman yang terus-menerus.
Dalam bahasa Arab, karakter sering dikaitkan dengan akhlak (berasal dari kata “khuluk”), yang berarti kebiasaan atau tabiat untuk berbuat baik. Oleh karena itu, pembentukan karakter tidak hanya melibatkan pembelajaran teknis, tetapi juga penanaman nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati.
PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
Sebagai pengasuh utama, orang tua memegang peran penting dalam membentuk karakter anak. Lingkungan keluarga adalah sekolah pertama tempat anak belajar memahami nilai-nilai kehidupan. Sikap, tindakan, dan kebiasaan yang ditunjukkan oleh orang tua menjadi cerminan bagi anak.
Ketika orang tua menunjukkan empati, kejujuran, dan tanggung jawab, anak cenderung meniru dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Sebaliknya, jika orang tua menunjukkan sikap negatif, seperti mudah marah atau tidak konsisten, anak juga dapat menyerap pola-pola perilaku yang tidak baik.
ANAK USIA DINI: PERIODE EMAS PEMBENTUKAN KARAKTER
Masa kanak-kanak adalah periode emas dalam kehidupan seseorang, di mana fondasi kepribadian dan karakter mulai terbentuk. Solehuddin, dkk. (2005: 449-450) mencatat beberapa ciri khas anak usia dini, antara lain:
- Unik: Setiap anak memiliki bawaan, minat, dan latar belakang yang berbeda.
- Egosentris: Anak cenderung melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
- Aktif dan energik: Anak senang melakukan berbagai aktivitas, terutama yang baru dan menantang.
- Eksploratif: Rasa ingin tahu yang besar mendorong anak untuk menjelajah dan mempelajari hal-hal baru.
- Relatif spontan: Perilaku anak umumnya alami dan mencerminkan apa yang ia rasakan.
- Mudah frustasi: Anak mudah kecewa ketika menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan.
- Kurang pertimbangan: Anak belum memiliki kemampuan berpikir matang, termasuk dalam memahami risiko.
- Daya perhatian pendek: Anak hanya fokus pada hal-hal yang menarik baginya.
- Bergairah untuk belajar: Anak belajar dari pengalaman dan aktivitas yang mendorong perubahan positif dalam perilakunya.
CARA ORANG TUA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK