Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ICMI dan Bangsa yang Sedang Tidak Akur

18 Januari 2022   19:50 Diperbarui: 18 Januari 2022   20:51 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat beradab adalah streotyping masyarakat Indonesia sejak jaman Sriwijaya. Kehidupan masyarakat sangat diwarnai oleh kehidupan harmonis dan saling menolong. Gotong royong adalah salah icon paling jelas bangsa ini. Masyarakat bisa hidup berdampingan menyelesaikan permasalahannya bersama-sama saling berbagi.

Inilah tujuan bersama seluruh komponen bangsa ini, mengembalikan kehidupan yang rukun dan damai. Bangsa ini merdeka karena adanya kebersamaan dan persatuan antar elemen kebangsaan. Nilai-nilai dasar ini tertanam dalam jiwa bangsa dan dimanifestasikan dalam butir-butir Pancasila, sila ketiga dan Preambule UUD'45.

Dengan pemikiran-pemikiran konstruktif, ICMI harus mengambil peran dan menjadi katalisator dalam kemajukan perdebatan. ICMI harus bisa berdiri di atas semua golongan Islam bahkan di luar Islam, dan dengan fikiran para cendikiawannya terus mendorong semangat persatuan. Perjuangan ICMI tidak semata-mata untuk kepentingan umat Islam namun untuk bangsa dan negara.

Hal ini pernah ditegaskan oleh Habibie.  Dalam sebuah sambutannya, Habibie mengatakan ICMI tidak hanya memperhatikan umat Islam, tetapi mempunyai komitmen memperbaiki nasib seluruh bangsa Indonesia.

ICMI juga perlu mengembalikan lagi narasi kebangsaan, membangun dengan kemajuan Iptek berlandaskan Imtak yang dulu sangat kental dengan perjalanannya. Kehidupan demokrasi bangsa semakin berkualitas jika disandarkan pada paduan Iptek dan Imtak.

ICMI juga perlu menuangkan gagasan bagi pembanguan kebaangsaan dalam jangka waktu panjang dan menegah. Gagasan ini perlu diadaptasikan kedalan penyusunan rencana jangka pancang pasca selesainya RPJP 2000-2025. Sebagai wadah para cendekiawan muslim, ICMI harus bisa memberikan masukan konstruktif dan terlibat aktif dalam isu tematik ekonomi, sosial budaya dalam rangka mendorong Indonesia bermartabat menuju Indonesia Emas di tahun 2045.

Jika NU mengeluarkan ajaran "Islam Nusantara" dan kemudian diadopsi negara menjadi wajah Islamnya Indonesia, maka ICMI perlu melepaskan energi untuk mempersatukan berbagai kepentingan semua golongan dengan landasan nalar kebangsaan. Wajah dan integritas ICMI sebagai wadah cendekiawan muslim tetap dipertahankan dalam program-program berbasis nilai-nilai agama, aspirasi ummat, dan kemanusiaan.

Kalaupun tidak memihak, ICMI setidaknya dapat mendorong perbaikan agar komponen bangsa yang sedang tidak akur kembali bisa saling memahami dan bergandengan tangan demi tegaknya NKRI. Ubuntu!

 

Selamat bekerja pak Ketua Arif Satria!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun