[caption id="attachment_209775" align="alignnone" width="640" caption="Ramon Tungka (kanan) pemeran Roy"][/caption] INDONESIA Book Fair telah dibuka hari ini. Acara yang digelar di Istora Gelora Bung Karno Senayan ini berlangsung dari tanggal 17-25 November 2012 ini diikuti oleh berbagai penerbit. Di hari pertama ini, Istora Gelora Bung Karno tampak sepi. Tempat parkir motor yang biasanya penuh dengan motor, sehingga nyaris tidak ada tempat yang kosong, namun hari ini banyak tempat kosong yang tersedia. Indikasi sepi hari pertama ini juga dapat dilihat dari para pengunjung yang berkeliling di lorong-lorong tempat pameran. Biasanya lorong-lorong tersebut penuh sesak dengan pengunjung, sampai-sampai untuk berjalan saja ‘terjebak macet’. Tapi lain hari ini, saya dapat berjalan dengan jalan cepat, dapat berpindah dari satu penerbit ke penerbit lain dengan cepat. Entah belum datang atau memang sedikit penerbit yang mendaftar, ruang Kenanga 1 hingga 3, banyak tempat kosong yang sebenarnya dapat disewa penerbit untuk memajang buku-bukunya. Akan tetapi kesepian di atas tidak berlaku di panggung utama. Di panggung utama itu digelar Promo Film “Balada Si Roy” dan dikunjungi oleh banyak pengunjung. Bangku-bangku yang tersedia penuh diisi oleh pengunjung. Hanya satu dua bangku saja yang tidak diisi oleh pengunjung. Juga nampak beberapa pengunjung yang lebih memilih berdiri untuk mengikuti jalannya acara. Acara dimulai dengan pembacaan puisi oleh Rahmat Heldi yang merupakan salah seorang murid Gola Gong. Diikuti dengan nyanyian Balada Si Roy dan nyanyian Balada Avonturir yang masing-masing dibawakan oleh Irwan dan Ziko. Selanjutnya si Roy yang diperankan oleh Ramon Tungka naik ke panggung dan langsung disambut dengan pertanyaan. “Dalam memerankan si Roy, apa yang dipersiapkan oleh mas Ramon? Apakah dengan membaca dan mempelajari novel Balada Si Roy atau mengadakan berbagai traveling untuk menghayati peran si Roy,” tanya Rully seorang peserta. Sebagaimana diketahui Balada Si Roy merupakan novel karya penulis Gola Gong. Novel yang bercerita tentang Si Roy yang berlatar daerah Serang, menceritakan seorang petualang alias avonturir. “Saya sebenarnya memang senang berpetualang alias sering melakukan travelling. Travelling bagi saya bukan merupakan hobi, sudah menjadi jalan hidup saya. Terkait dengan novel Balada Si Roy, kebetulan saya memiliki kakak-kakak yang memang menjadi pembaca cerita Balada Si Roy. Saya menjadi sekarang seperti ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh karakter Si Roy.” Lebih lanjut Ramon menjelaskan bahwa di tahun 90’an kiblat anak muda tidak lepas dari 3 tokoh; si Boy yang keren dan rajin shalat, Lupus yang gemar menggelembung permen karet dan Si Roy. Cuma si Roy yang belum diangkat ke layar lebar. Dengan rendah hati Ramon menjelaskan, “Sebenarnya saya memang belum bisa dikatakan sebagai si Roy. Bang Gong (Gola Gong) lah yang sebenarnya yang layak dikatakan the Real Si Roy. Oleh karena itu, saya memang perlu masukan dan kritik dari teman-teman sekalian.” Di sebelah Ramon Tungka, terdapat mbak Intan sebagai wakil dari pihak produser Blue Star Marine (BSM) menjelaskan bagaimana kronologis dipilihnya novel Balada Si Roy untuk diangkat menjadi layar lebar. “Pak Imam Ghozali selaku produser, pada malam itu menghubungi mas Gong dan berniat mengangkat Balada Si Roy ke layar lebar. Pembicaraan ini berujung pada kunjungan kami untuk menemui mas Gong pada saat itu juga. Terus terang, saya tidak hobi membaca. Saya tidak tahu apa dan bagaimana novel Balada Si Roy. Tapi begitu orang-orang tahu kami akan memproduseri film Balada Si Roy, banyak email datang ke saya.” “Banyak orang yang menghubungi saya. Baik artis maupun non artis. Ada seorang ibu yang menghubungi saya dan menyatakan bahwa anaknya cocok untuk peran si Roy. Ada pula seorang tukang pos yang menemui saya. Tukang pos itu sudah tua dan sebentar lagi akan pensiun. Dia bercerita bahwa dulu saya pernah membuat lagu tentang Si Roy ini dan lirik lagu itu masih ada pada saya.” Ramon menambahkan, “Kaum muda saat ini sedang membutuhkan figur. Saya rasa sosok Roy cocok untuk idola anak muda saat ini.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H