[caption id="attachment_184041" align="aligncenter" width="600" caption="Batu tanjung layar di bawah birunya langit"][/caption] Pantai selatan pulau Jawa memang memang menyimpan keindahan alam yang luar biasa. Dan Pantai Sawarna adalah salah satu keajaiban ciptaan Tuhan di sisi selatan Pulau Jawa bagian barat. Kalau tidak percaya silahkan datang sendiri ke sana. Tempat ini tidak terlalu sulit untuk dijangkau dari ibukota. Hanya menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam sudah bisa bisa sampai ke pantai ini. Meskipun begitu, kita akan sering bertemu kemacetan (terutama di hari libur), dan jalan tidak mulus. Apalagi kondisi jalan yang berkelok-kelok, memang agak melelahkan. Namun semuanya akan terbayar seketika sesaat setelah kita tiba di sana. Sawarna, artinya satu warna, begitulah kata-kata yang sering diucapkan oleh penduduk sekitar jika kita menanyakan tentang sawarna. Pantai ini memang belum sepopuler Pelabuhan Ratu atau Parangtritis, pengelolaannya juga masih dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Saya pun baru mendengar tentang pantai ini dan melihat fotonya dari teman-teman sesama hobi fotografi. Keinginan untuk sampai dan melihat langsung keelokan pantai ini akhirnya terwujud sekitar 2 bulan lalu. Dan nyatanya sawarna memang mempesona. pantaslah tempat ini menjadi incaran para fotografer untuk mengabadikan setiap momennya dalam sebuah foto. Buktinya banyak sekali ditemui pemandangan orang-orang yang sedang menenteng kamera DSLR dan membidik ombak dengan bantuan tripod. Di sana juga banyak turis mancanegara yang berkunjung ke sini.
[caption id="attachment_184045" align="aligncenter" width="600" caption="Beberapa fotgrafer sedang membidik deburan ombak di Pantai Lagoon Pari"]
[/caption] Ada beberapa pantai yang bisa dikunjungi di Desa Sawarna, yaitu pantai Ciantir, Tanjung Layar, Lagoon Pari, Pantai Langir. Jalan menuju pantai dipisahkan oleh sungai, sehingga kita harus melewati jembatan gantung untuk mencapai tempat tersebut. Sungainya cukup dalam, agak menyeramkan juga melewatinya jembatannya, tetapi sepertinya jembatannya cukup kuat untuk menahan beban orang bahkan motor yang melintas sekalipun, asal bergantian.
[caption id="attachment_184043" align="aligncenter" width="350" caption="Jembatan penghubung ke Pantai Sawarna"]
[/caption] [caption id="attachment_184044" align="aligncenter" width="525" caption="Sawah dan perbukitan di dekat pantai"]
[/caption] [caption id="attachment_184046" align="aligncenter" width="600" caption="Menuju Pantai Ciantir"]
[/caption] [caption id="attachment_184047" align="aligncenter" width="600" caption="Pantai Ciantir yang berpasir"]
[/caption] Pantai terdekat adalah Ciantir dan Tanjung Layar, bisa dicapai beberapa menit dengan berjalan kaki. Sebelum mencapai pantai tersebut kita melewati landskap berupa persawahan hijau yang menyegarkan pandangan mata. Perpaduan yang indah dan harmoni sekali, terutama saat kita memasuki Pantai Ciantir yang berpasir, dimana bukit dan sawah masih dapat dilihat dari pinggir pantai. Menyusuri pantai arah ke timur, akan membawa kita menuju Pantai Tanjung Layar, dimana tampak dua buah batu besar yang meruncing ke atas. Batu ini biasanya dijadikan ikon pantai sawarna, wow luar biasa…serasa berada di pantai mana gitu..mungkin sambil membayangkan di Belitung atau Raja Ampat. Enggak ding, masih kalah jauh hehe.
[caption id="attachment_184049" align="aligncenter" width="600" caption="Menuju Tanjung Layar"]
[/caption]
[caption id="attachment_184048" align="aligncenter" width="600" caption="Senja di Tanjung Layar"]
[/caption] Saat di Sawarna, 2 kali saya melewati sore dan sunset di pantai Ciantir dan Tanjung Layar. Di sore yang pertama, cuaca begitu cerah, meskipun berawan, langit terlihat biru sekali. Air laut juga nampaknya sedang pasang, sehingga dua batu di Pantai Tanjung Layar terendam air cukup tinggi. Ombak pantai selatan begitu tinggi menabrak batu karang. Suasana begitu ramai, banyak orang-orang terutama fotografer dengan kamera dan tripodnya bersliweran, sampai bingung mencari spot yang kosong. Mungkin mereka tidak ingin melewatkan momen-momen indah di sini, soalnya batu layarnya bagus banget, apalagi refleksinya. Bagi yang ingin belajar slowspeed, di tempat ini cocok sekali. Tidak terlalu banyak foto bagus yang saya hasilkan di sore yang pertama. Banyak tempat yang saya lewatkan, terutama jalur pantai antara Pantai Ciantir dan Tanjung Layar. Saat maghrib tiba, saya bersama teman-temanpun kembali kembali ke homestay.
[caption id="attachment_184050" align="aligncenter" width="600" caption="Triknya mentari sore"]
[/caption] Saya kembali pada sore berikutnya. Suasana agak berbeda karena pantai terlihat lebih sepi. Syukurlah saya bisa mendapatkan pemandangan Pantai Ciantir tanpa terlalu banyak penggangu. Panas terik begitu terasa tetapi langit masih biru cerah berawan. Sambil jepret sana-sini, saya berjalan menuju Tanjung Layar. Tetapi ternyata pemandangan di sana agak mengecewakan. Ternyata airnya sedang surut, jadi kedua batu layar tidak terendam air. Langitpun berubah agak mendung dan awannya tebal. Mungkin ini kali ya penyebab pantai jadi sepi. Beberapa saat saya memotret di situ sambil istirahat, tapi lama-lama bosan juga, udah mati gaya hehehe.
[caption id="attachment_184051" align="aligncenter" width="600" caption="Surut"]
[/caption] [caption id="attachment_184052" align="aligncenter" width="600" caption="Batu-batunya terlihat jelas"]
[/caption]
Saya balik ke arah Pantai Ciantir, di tempat yang banyak bebatuan tersusun simetris. Meskipun sudah agak putus asa karena langit mendung, saya tetap memotret. Saya perhatikan dari kejauhan tampak beberapa orang sedang berselancar ria. Kebetulan saya bawa lensa 18-200 mm. Lumayanlah foto orang sedang bermain-main dengan papan selancar di antara ombak yang menggulung tinggi bisa didapat meskipun kecil. Foto agak sedikit blur karena saya tidak pakai tripod.
[caption id="attachment_184053" align="aligncenter" width="600" caption="Berselancar"]
[/caption] [caption id="attachment_184054" align="aligncenter" width="600" caption="Pantai dari kejauhan"]
[/caption]
Tidak terasa waktu maghrib pun tiba, tiba-tiba langit berubah menjadi cantik dengan warna-warninya yang memukau. Meskipun mendung, tenggelamnya matahari menimbulkan perpaduan warna antara kuning, jingga, merah dan keunguan menjelang langit berubah gelap. Ditambah lagi dengan susunan batu-batu di pantai yang membentuk garis-garis simetris serta garis horizon yang memisahkan langit dan bumi. Belum lagi siluet ranting dan pepohonan yang menghias pinggir pantai, bagaikan lukisan alam semesta yang indah tiada tara. Sayang sekali kalau dilewatkan, agak lama juga berada di tempat ini karena perlu beberapa jepretan untuk mencoba beberapa mode white balance dan mendapatkan hasil yang lumayan. Jadi saya tetap bertahan di tempat itu bersama beberapa orang teman sampai langit benar-benar gelap.
[caption id="attachment_184055" align="aligncenter" width="600" caption="Warna-warni langit senja (1)"]
[/caption] [caption id="attachment_184056" align="aligncenter" width="600" caption="Warna-warni langit senja (2)"]
[/caption] [caption id="attachment_184057" align="aligncenter" width="600" caption="Warna-warni langit senja (3)"]
[/caption] [caption id="attachment_184058" align="aligncenter" width="600" caption="Warna-warni langit senja (4)"]
[/caption]
Lihat Sosbud Selengkapnya