Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiket Mudik Lebaran Lebih Mahal Daripada Tiket ke Syurga

5 September 2010   22:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_250635" align="alignleft" width="259" caption="www.bismania.com"][/caption] Sekarang sudah memasuki minggu terakhir puasa, sudah mulai terasa nuansa berlebarannya. Berita tentang mudik lebaran mulai mendominasi baik di media cetak maupun elektronik. Mulai hari ini, arus mudik sudah mulai meningkat, dan mungkin akan mencapai puncaknya pada hari selasa atau rabu besok. Mengenai tiket mudik kendaraan umum seperti bus, kereta api, pesawat, wah jangan ditanya deh. Susah banget dapetinnya, terutama H-3 sampai H-1 lebaran. Kalau tidak pesan jauh-jauh hari pasti gak akan kebagian. Bahkan untuk tiket KA ada yang sudah habis terjual sebelum puasa. Tiket KA memang dikenal paling susah didapat bahkan ada yang sampai antri seharian untuk mendapatkan tiketnya. Masalah harganya, dijamin sadis banget deh, gila-gilaan, naiknya bisa sampai 100% lebih. Teman saya mendapatkan tiket KA ekskutif Sembrani rute Jakarta-Surabaya tanggal 6 September dengan harga 475 ribu rupiah, padahal biasanya hanya seharga 300-an ribu rupiah. Lebih parah lagi tiket bus yang saya beli, bus ekskutif Pahala Kencana pada tanggal 8 September rute Bogor-Pati saya beli dengan harga 365 ribu rupiah, padahal hari biasa hanya dijual sekitar 150 ribu rupiah. Peningkatannya luar biasa, keuntungan yang diperoleh agen busnya lumayan besar sekali ya. Belum lagi tiket pesawat, pasti harganya jadi mahal sekali. Saya gak ngerti, mengapa perusahaan jasa angkutan umum itu menaikkan harganya sampai 100%. Apakah memang seperti itu ya aturan dari pemerintah? Kalau memang begitu, benar-benar dikomersialkan sekali ya silaturahim di saat lebaran ini. Coba bandingkan dengan tiket masuk ke syurga, benar-benar jauh ya harganya. Untuk mendapatkan syurga akhirat yang katanya indahnya tidak terbayangkan dan terpikirkan oleh benak manusia saja tidak perlu bayar mahal-mahal. Cukup menjalankan perintah Allah SWT seperti sholat lima waktu, puasa, membayar zakat, sedekah dan ibadah lainnya, itu sudah merupakan tiket ke syurga. Jangankan begitu, menyingkirkan duri di pinggir jalan saja, atau perbuatan baik yang kelihatannya sepele kalau diniatkan karena Allah SWT bisa merupakan tiket untuk masuk ke syurga. Mudah bukan?!! Gak pake susah, tapi kenapa manusia banyak yang tidak mau membeli tiket ke syurga ya. Begitulah, Allah SWT memang selalu memudahkan jalan bagi hamba-Nya dan tidak pernah perhitungan seperti manusia. Jadi mau pilih mana? Tiket mudik lebaran atau tiket ke syurga. Kalau saya pilih dua-duanya, sebab tiket mudik lebaran juga bisa jadi tiket ke syurga kalau niatnya benar-benar ikhlas. Kalau sudah begini, jangan lihat dari mahalnya nilai nominal tiket, tapi lihatlah nilai silaturahimnya, benar gak?!! Semoga bermanfaat. Semoga puasanya lancar :-) Bogor, 6 September 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun