[caption id="attachment_73979" align="aligncenter" width="275" caption="Ilustrasi : www.elitha-eri.net"][/caption]
Malam bergulir perlahan Dari peraduan senja di ufuk barat Mengantar tubuh yang penat Dalam istirahat panjang di peraduan
Seharian bergelut dengan warna-warni dunia nyata Asyik dengan pernak-pernik dunia maya Sibuk dengan tontonan dan hiburan yang melenakan Nyenyak tertidur kudibuatnya
Jarum pendek dan panjang berkejaran Tengah malampun terlewati Sampailah jarum pendek ke angka dua Sudah masuk sepertiga malam terakhir
Aku tetap asyik dalam buaian mimpi-mimpi Sayup-sayup kudengar alarmku berbunyi Ada yang berbisik di telingaku Nanti saja, lima belas menit lagi
Mata tetap terpejam Tanganku berusaha menghentikan suara alarm itu Demikian seterusnya Dan setanpun ikut menimpali
Ia ikat tubuh dan kakiku hingga tak bisa bergerak Ia tutup mataku hingga tak mampu terbuka sedikitpun Seraya berbisik “Lanjutkan saja mimpi-mimpi indahmu”
Aku tak berdaya tuk melawannya Semakin terlelap dalam buaian mimpi Hingga tiba-tiba suara adzan terdengar nyaring di telinga Dan subuhpun telah tiba Oh...hilang sudah kesempatan itu sekali lagi Sama seperti malam-malam sebelumnya Sepertiga malam terakhir yang terlewatkan Betapa ruginya aku...
Bogor, 21 November 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H