Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nasibmu Kini Kartu Lebaran

7 September 2010   00:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:24 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_251921" align="alignleft" width="259" caption="www.gerang.blogspot.com"][/caption]

Entah sejak kapan dimulai, saling mengucapkan selamat lebaran di hari raya idul fitri seakan sudah jadi tradisi di masyarakat kita. Meskipun hal seperti ini tidak pernah ada di zaman Rasulullah dulu, tapi seolah-olah belumlah afdol jika berlebaran tanpa saling mengucapkan selamat dan maaf. Meskipun tidak bisa bertemu atau ngobrol langsung, banyak sekali media yang bisa mewakili penyampaian ucapan tersebut, antara lain dengan kartu lebaran. Dulu sekitar tahun 90-an sampai awal 2000 yang lalu kartu lebaran memang sangat populer. Setiap menjelang lebaran, hampir semua toko terutama yang menjual buku dan alat-alat tulis selalu memajang berbagai jenis kartu upacan lebaran. Desainnya pun bermacam-macam, ada yang sederhana (tanpa gambar) sampai yang agak rumit. Harganyapun bervariasi, dari yang murah sampai agak mahal tergantung jenis kertas, gambar/desainnya. Banyak juga kartu lebaran yang dijual murah alias diobral. Kartu-kartu lebaran juga banyak dijual di sini. Di tempat ini juga selalu penuh dengan antrian orang-orang yang ingin mengirimkan kartu lebaran kepada kerabat ataupun teman-teman terdekat. Pokoknya sampai numpuk deh, bahkan saking banyaknya sehingga petugas posnya kewalahan, ada kartu yang baru sampai ke tujuan setelah sebulan lamanya, padahal jaraknya dekat. Ada pula yang senang mengirimkan kartu lebaran hasil karya sendiri. Ada juga yang dititipkan ke toko-toko untuk dijual. Saya juga termasuk orang yang senang sekali membuat kartu lebaran sendiri. Bagiku hand-made itu memang lebih menarik dan unik. Makanya, dulu ketika masih sekolah SD-SMA, saya gemar sekali mengoleksi kartu lebaran kiriman dari orang lain yang desainnya bagus-bagus sebagai contoh untuk ditiru, bahkan sampai sekarangpun masih ada yang saya simpan. Asyik rasanya bisa mendesain sendiri kartu lebaran kita. Bahkan dulu saya pernah berniat untuk untuk menjualnya di toko, tapi belum terlaksana sampai sekarang. Namun seiring perkembangan teknologi informasi, keberadaan kartu lebaran mulai tersingkir. Sejak internet mulai populer di awal tahun 2000-an, kartu lebaran mulai tergusur oleh keberadaan email ataupun kartu lebaran elektronik (e-card). Bagi mereka yang gemar berinternet tentu saja lebih suka mengucapkan selamat lebaran lewat email atau e-card, lebih praktis dan desainnya pun sudah tersedia, tinggal milih. Tak berapa lama kemudian, setelah handphone menjadi barang yang sangat mudah diperoleh dan dapat dimiliki oleh semua orang, masyarakat mulai banyak yang memanfaatkannya. Kartu lebaran semakin tersingkir saja, meskipun sampai sekarang masih bisa dijumpai di beberapa tempat seperti kantor pos. Tapi entahlah laku terjual atau tidak. Tentu saja masyarakat lebih memilih SMS atau MMS lewat handphone ketimbang harus bersusah payah menulis di kartu lebaran dan pergi ke kantor pos. Selain praktis, juga lebih murah dan cepat. Meskipun terkadang jaringan seluler sering error pada saat lebaran. Sayapun sekarang sudah tidak pernah lagi mengirim ucapan lebaran menggunakan kartu, ngapain susah-susah, sudah ada HP, email ataupun facebook. Begitulah nasib kartu lebaran di masa kini, kalah tenar dan tersingkir oleh kemajuan teknologi. Tapi menurutku sih, sebenarnya mengirimkan ucapan lebaran dengan kartu itu lebih berkesan ketimbang sekedar SMS, apalagi jika hasil kreasi sendiri dan goresan tulisan atau tanda tangan si pengirim. Bagaimana dengan teman-teman, masih senang gak mengucapkan selamat lebaran dengan kartu? Tapi apapun media ucapannya, yang penting kita bisa saling memberi selamat dan memaafkan. Jadi mumpung inget dan sempat, di sini saya sekalian mau mengucapkan : Selamat Hari Raya Idul 1431 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin kepada teman-teman semua Taqobalallahu minna wa minkum. Salam Kompasiana Bogor, 7 September 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun