Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Janji Hujan

28 Januari 2011   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296218309988869026

[caption id="attachment_86167" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen pribadi Aryani"][/caption] Rintik hujan di sore ini mengiringiku pulang. Tidak terlalu deras, hanya gerimis. Tapi cukuplah untuk membasahi tanah dan kerudungku. Sepatuku lumayan basah terkena cipratan airnya. Langitpun tidak terlalu gelap, tapi sang surya tak sanggup memancarkan keindahan sunsetnya. Sebentar reda, sebentar turun lagi, dan semakin deras, seakan ingin dituangkan dari langit. Tanpa petir dan kilat yang menyambar-nyambar, sehingga suasananya tidak terlalu menakutkan. Udarapun tidak terlalu ingin. Aku suka ini. Aku tahu hujan itu akan turun dan turun terus ke bumi, menyapa bulan Februari. Oh...tentu bukan karena ada imlek bukan?! Aku memang suka hujan. Kau basahi tanah-tanah kering yang retak. Kau sudah memberi minum jutaan makhluk yang dahaga di muka bumi. Kau basahi daun-daun dan rerumputan berdebu, sehingga dapat berkilau indah tertimpa mentari pagi. Kau isi mata air dan sungai-sungai yang kekeringan. Dan yang pasti kau sudah membuat tidurku nyenyak di malam hari. Meskipun begitu, terkadang hujan tidak selamanya menyenangkan. Kau sudah membuat mentari pagi enggan bersinar. Seseorang pun membatalkan janjinya karenamu, wow...menyebalkan sekali ya?! Jalanan jadi becek. Jemuran susah kering. Sungai-sungai meluap karena tak sanggup menampung curahan airmu. Tapi tenang saja, tentu ini bukan salah hujan kan?!! Hujan itu anugrah. Tuhan sedang menurunkan rezekinya untuk makhluk di muka bumi.Bagiku turunnya seperti irama lagu tentang kesejukan, dan tentu saja ada berjuta romantisme yang indah di dalamnya. Menjanjikan kesuburan bagi ladang, sawah-sawah dan hutan. Seakan selalu setia untuk menghapus kekeringan. Hujan...janjimu selalu kutunggu, janji kesejukan dan kedamaian... Bogor ‘kota yang katanya identik dengan hujan‘, 28 Januari 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun