[caption id="attachment_305418" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen pribadi Aryani"][/caption]
Aku mengalir dan menerjang Menggenangi jalan-jalan dan rumahmu Menghancurkan tempat tinggal kalian Membuat kemacetan di seluruh penjuru kota Bahkan di ibukotamu sekalipun aku tidak perduli
Tapi itu bukan mauku Ini bukan salahku Kalian sudah membuat aku jadi petaka Bagi negeri ini
Kalian sudah buat aku begini Siapa suruh menebangi pepohonan di puncak dan lereng pegunungan Salah sendiri menggunduli hutan-hutan itu Akhirnya aku berubah jadi banjir
Aku tidak suka villa-villa Aku benci real estate itu Aku jadi tidak punya tempat berlindung Padahal aku ingin meresap di dalam tanah dan akar-akar pohon
Kalian sudah menyumbat jalanku Dengan menebarkan sampah-sampah di sungai Padahal aku ingin bermuara di laut dengan tenang di jalurku Tapi terpaksa aku harus meluap kemana-mana
Sebenarnya kalian tahu kan takdirku Aku akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah Aku bisa melaju dengan cepat jika tidak yang menahannya Kuhancurkan apapun yang kulewati
Tapi aku tersiksa sekali Wahai manusia serakah Berhentilah membuatku jadi malapetaka bagi seluruh negeri Sekali lagi tolonglah aku Supaya aku bisa jadi rahmat bagi kehidupan kalian Bermanfaat bagi seluruh alam semesta Di musim kemarau atau musim penghujan Tolong jangan rubah fungsiku ya?!! NB : prihatin dengan adanya musibah banjir yang terjadi dimana-mana, padahal salah satu penyebabnya adalah karena ulah dan keserakahan manusia itu sendiri Bogor, 28 Oktober 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H