Salah satu wisata yang terkenal di Brebes selatan adalah Kaligua, yangberada di lereng barat Gunung Slamet, tepatnya di Kecamatan Paguyangan. AgrowisataKaligua boleh dibilang wisata ‘Puncak’nya Brebes. Di sini kita tidak lagidisuguhi jalan mendatar khas pesisir dengan pemandangan ladang garang ataupunkebun bawang, melainkan jalan berkelok-kelok naik turun dengan kebun-kebunsayur maupun kebun teh di kanan-kirinya.
Beberapa bulan yang lalu,saya dan teman-teman melengkapi trip ke Brebes dengan menjelajahi AgrowisataKaligua. Sebagai penunjuk jalan adalah mbak Ramdiyah Luki, karena beliauberdomisili di Brebes. Dari Kota Brebes, perjalanan ditempuh dengan mobil kearah Purwokerto, melewati Bumiayu. Setelah memasuki Kecamatan Paguyangan, kamimengambil jalur menuju Desa Pandansari di sisi kiri jalan utamaBrebes-Purwokerto. Dari sini waktu tempuh perjalanan masih sekitar 1,5-2 jammenuju Kaligua. Jalan yang dilewati semakin menanjak dengan kondisi yang tidakterlalu mulus. View di atas bukit sedikit berkabut dengan udara yang semakin terasasejuk. Kebun sayur mayur nan ranum terhampar menghiasi pemandangan sepanjangperjalanan.
Melipir Sejenak di Telaga Renjeng
Perjalanan ke arah Kaliguamasih terus menanjak. Tak berapa lama pemandangan kebun sayur berganti menjadipepohonan terutama pinus dan damar. Di jalan yang agak landai, kami berhentisejenak di sebuah telaga bertuliskan “Cagar Alam Tlogo Ranjeng” atau biasadisebut Telaga Renjeng. Letaknya persis di tepi kiri jalan. Kalau saya bilangsih seperti rawa yang dikelilingi pohon-pohon rindang. Di atas telaga banyakditumbuhi rerumputan, sedangkan di dalam kolamnya banyak terdapat ikan masberwarna kuning dan hitam. Di telaga itu tidak ada gazebo untuk duduk-dudukatau sampan yang bisa membawa kita ke tengahnya. Di sana juga diberlakukanlarangan memancing ataupun mengambil ikan-ikan di telaga. Kita hanya bisamenikmati keindahan dari tepiannya saja, sembari memberi makan pada ikan. Ohya,makanan ikan banyak dijual di pintu masuk telaga.
Larangan mengambil ikan diTelaga Renjeng tak lepas dari adanya mitos yang menyebutkan bahwa siapapun yangmengambil ikan di telaga tersebut akan jatuh sakit. Entah benar atau tidak,rupanya mitos itu cukup dipercaya. Terbukti dari ukuran ikan menjadibesar-besar karena tidak pernah dipanen.
Di seberang telagatersedia warung makan dan MCK sederhana untuk beristirahat. Kita juga bisamenikmati kesejukan pohon pinus yang banyak tumbuh di lereng bukit. Batangnyayang berlumut berwarna kekuningan akan menimbulkan efek yang eksotis pada hasilfoto yang kita ambil. Setidaknya, adanya Telaga Renjeng ini bisa menjadi tempatuntuk melepas penat di sepanjang perjalanan ke kaligua yang cukup jauh.
Agrowisata Kaligua
Dari Telaga Ranjeng,perjalanan menuju Agrowisata Kaligua sudah tidak terlalu jauh lagi. Semakintinggi, udara terasa semakin dingin dan segar. Pemandangan hutan pinus bergantimenjadi hamparan kebun teh. Cangkir raksasa bertuliskan “Teh Kaligua” menjadiikon sekaligus pertanda bahwa kami sudah memasuki Kebun Kaligua. Perjalananmasih berlanjut melewati bukit-bukit sampai akhirnya kami tiba di parkiran tempat wisata. Di sana sudah ramai pengunjung.
Kebun Kaligua sebenarnyamerupakan perkebunan teh peninggalan zaman Belanda dan sekarang menjadi milikPT. Perkebunan Nusantara IX. Karena potensi alamnya yang indah, kebun ini sekaligusdifungsikan sebagai tempat wisata agro. Pengunjung bisa memilih tempat wisatadi antaranya Gua Jepang, Tuk bening, Air terjun, wisata permainan danpetualangan. Di samping banyak pilihannya, letaknya juga berdekatan antara satudengan yang lainnya sehingga mudah dijangkau.
Tak jauh dari tempat memarkirmobil, kita sudah bisa menikmati pemandangan kebun teh. Ada beberapa gazeboyang disediakan untuk tempat duduk-duduk. Ada pula sungai kecil yang mengalirke kolam untuk bermain perahu bebek. Bagi yang punya sedikit nyali, bisamencoba untuk bermain flying fox di atas hijaunya kebun teh. Jaraknya tidakterlalu jauh namun cukuplah membuat jantung berdegup. Saya sendiri belummencobanya.