[caption id="attachment_118159" align="aligncenter" width="560" caption="Para keponakan laki-laki sedang kumpul. Alan dan Akmal (di tengah) sedang rebutan mainan (dokumen pribadi)"][/caption] Anak laki-laki memang rata-rata bandel. Itu kata kebanyakan orang. Tapi menurut saya juga begitu, dari apa yang pernah saya lihat dari anak laki-lakinya teman atau saudara (keponakan). Rata-rata mereka tidak bisa duduk diam dalam waktu agak lama, bahkan ada yang hiperaktif dengan tindakan-tindakan yang agak membahayakan seperti melempar barang-barang di sekitarnya, memukul atau menendang. Ini cerita saya sewaktu pulang kampung lebaran tahun kemarin (September 2010). Waktu itu saya berkunjung ke tempat budeku di Rembang. Bude saya sudah mempunyai 10 orang cucu dari 4 anaknya, wow banyak ya. Dan pada saat itu, anak-anak beserta cucu-cucunya yang tersebar di luar kota semuanya menginap di tempat budeku. Kebayang gak sih betapa ramainya rumah budeku itu, meskipun datangnya tidak bersamaan, tetapi kami semua sempat berkumpul satu hari dalam formasi lengkap. Dari ke semua cucunya, ada 4 anak laki-laki yang masih usia 2-7 tahun, dua di antaranya sehari-hari tinggal bersama budeku. Tapi hanya 2 orang saja sudah sanggup bikin rumah jadi kapal pecah dan suaranya gaduh sekali. Saya memperhatikan saja tingkah mereka satu-persatu dengan geli karena di rumahku memang tidak ada anak kecil. Sambil saya potretin mereka satu per satu. [caption id="attachment_118160" align="aligncenter" width="300" caption="Elru sedang di atas kapal"]
[/caption] Namanya El-Jalaludin Rumi, keren ya, kayak nama anaknya Ahmad Dhani hehe. Biasa dipanggil Elru. Usianya waktu itu masih 4 tahun lebih. Meskipun ini sudah ketiga kalinya ketemu, tapi dia selalu cuek pada saat awal mula bertemu, mungkin dia lupa kali ya. Tapi bandelnya minta ampun, kadang-kadang kalau ditanya itu jawabnya sambil teriak-teriak. Pernah waktu itu saya iseng godain, saya pegang kedua tangannya karena gak bisa diam, eh dia berusaha untuk berontak. Karena dia tidak bisa melepaskan cengekraman tanganku, akhirnya tanganku malah digigit sama dia. Wow...tentu saja aku jadi kaget sambil menahan sakit, dan pegangan tanganku jadi agak longgar. Lalu dia tiba-tiba menarik jilbabku ke belakang sampai lepas.Tentu saja ini di luar dugaanku. Waktu itu pernah kuberi uang, rupanya dia sudah mengerti dan langsung minta dibelikan mainan pesawat-pesawatan pada saat itu juga. Karena tidak langsung dibelikan akhirnya ngamuk-ngamuk sambil teriak-teriak. Duh begini ya tingkah polah anak laki-laki. [caption id="attachment_118162" align="aligncenter" width="300" caption="Alan di atas kapal"]
[/caption] Elru punya seorang adik laki-laki juga, namanya Al Kindy Najdwan, biasa dipanggil Alan, usianya sekitar 2 tahun lebih. Anaknya lucu banget, kalo ngomong suaranya pelan sekali. Elru senang sekali mengganggu Alan, kadang-kadang mainannya direbut sampai menangis. Alan itu lebih cuek lagi dengan orang apalagi yang tidak dikenal, tetapi tetap saja
nakal. Pernah suatu saat, sambil disuapin dia naik ke atas meja yang ada akuariumnya. Tangannya masuk ke dalam akuarium, sambil ngobok-ngobok airnya, gak takut kesetrum lho. Akhirnya karena dia ingin memegang ikan-ikan yang ada di dalam akuarium itu, diturunkan sama ibunya, wah langsung nangis kenceng banget deh. Sampai lama banget nangisnya baru reda setelah dihibur oleh ibunya, dasar anak kecil. Kadang-kadang ketika hendak disuapin, dia malah kabur ke luar rumah seperti terlihat di foto berikut ini. [caption id="attachment_118182" align="aligncenter" width="300" caption="Alan mau disuapin malah sembunyi di balik pintu (Dokumen pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_118184" align="aligncenter" width="300" caption="Malah mojok dan duduk di bawah (dokumen pribadi)"]
[/caption] Elru dan Alan punya adik perempuan yang masih bayi, namanya Neha Celestyn Hayyun (panggilannya Neha). Karena masih bayi dan belum bisa jalan atau ngomong, tentu saja lebih anteng dibanding kakaknya. Tetapi Neha sering sekali dibuat menangis oleh kedua kakaknya terutama oleh Elru, mungkin maksudnya sayang, tapi malah bikin adik perempuannya takut. [caption id="attachment_118164" align="aligncenter" width="300" caption="Dik Neha (Dokumen pribadi)"]
[/caption] Kalau dibawa ke pantai (kebetulan rumahnya di dekat pantai), mereka sekali karena bisa main air. Mereka lari-lari di atas pasir, sambil menunggu ombak yang datang ke arah mereka. Kalau sudah begitu mereka langsung ketawa-ketawa sambil nyiprat-nyiprati air ke wajahnya saking senengnya. Benar-benar masa kecil yang membahagiakan hehehe.
Ternyata tidak semua anak laki-laki bandel. Nah, ada 2 orang anak laki-laki lagi di situ yang masih kecil juga (kakak sepupunya Elru dan Alan), tetapi karena usianya sudah lebih tua jadi tidak terlalu nakal. [caption id="attachment_118174" align="aligncenter" width="300" caption="Dik Ilmi (Dokumen pribadi)"]
[/caption] Namanya Ilmi, saya lupa nama panjangnya, wajahnya cakep, gigi depannya belum tumbuh alias ompong tetapi wajahnya selalu kelihatan seperti tersenyum meskipun tidak senyum. Usianya mungkin sekitar 5 tahun. Pokoknya lucu deh, beberapa tahun lalu sebelum dia bisa bicara, bisanya hanya tersenyum saja. Lama juga sampai dia bisa bicara, eh setelah itu jadi cerewet banget, semua hal yang dia lihat ditanyakan. Ilmi relatif lebih tenang dibanding Elru dan Alan, dan hebatnya dia lagi, hafalan surat-surat pendek Al-Qur’annya lumayan banyak. [caption id="attachment_118175" align="aligncenter" width="300" caption="Akmal (di kiri) dan Ilmi (di kanan) sedang main perang-perangan (Dokumen pribadi)"]
[/caption] Ada satu anak laki-laki lagi, namanya Akmal (sepupunya Elru, Alan dan Ilmi). Usianya mungkin antara 6-7 tahun, sudah masuk SD koq. Akmal juga tidak terlalu nakal, mungkin karena sudah lebih dewasa jadi tingkat kenakalannya menurun, lagipula kedua kakaknya perempuan semua. [caption id="attachment_118176" align="aligncenter" width="560" caption="Elru, Alan, Ilmi dan Akmal sedang nonton video pocong, padahal ngerti juga nggak dan gak tahu kalau videonya paling cuma bohong-bohongan saja hehehe (Dokumen pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_118177" align="aligncenter" width="560" caption="Elru sedang gelutan (berantem) ama Alan, Akmal nonton dari belakang. Maaf foto kurang jelas hehehe (Dokumen pribadi)"]
[/caption] Tetapi tetap saja, meskipun Ilmi dan Akmal tidak terlalu nakal, kalau sudah berkumpul bersama Elru dan Alan tetap saja yang tidak nakal berubah jadi nakal juga. Sudah gak kebayang bagaimana gaduhnya rumah budeku itu. Kadang-kadang mereka berebutan mainan sampai guling-guling di karpet, bahkan ada yang sampai nangis, kadang-kadang mereka main perang-perangnya pakai senapan mainan. Kalau sudah begitu, ayahnya harus turun tangan untuk melerai, ibu dan neneknya cuma bisa teriak saja supaya mereka diam. Sempat saya potret meskipun susah untuk memfokuskan karena mereka bergerak terus. Tetapi adakalanya mereka juga bisa anteng ketika sama-sama nontong video pocong-pocongan yang ada di handphone. Semuanya dengan khusyuk memperhatikan adegan di layar HP, padahal mereka juga gak tau kalau itu hanya bohong-bohongan. Pokoknya diulang-ulang terus sampai berkali-kali, kalau sudah bosan ya mereka balik teriak-teriak lagi atau lari-larian. [caption id="attachment_118178" align="aligncenter" width="300" caption="Elru dan Ilmi lagi anteng, mau difoto (Dokumen pribadi)"]
[/caption] Ya, namanya juga anak kecil, apalagi anak laki-laki, kalau tidak bandel mungkin malah aneh. Meskipun katanya punya anak laki-laki ngasuhnya lebih capek daripada anak perempuan. Makanya kakak sepupuku bilang, lebih enak punya anak laki-laki dulu, baru anak perempuan karena bisa lebih santai. Ya gak sih?!! Maklum saya belum pengalaman hehehe. Orang tua, dan tante-tantenya cuma bisa geleng-geleng kepala saja menyaksikan tingkah mereka. Tetapi di sisi lain, kenakalan (sepanjang tidak melebihi batas kenormalan) sekaligus kelucuan anak kecil, justru malah dapat menghibur atau malah bisa mengurangi stress para orang dewasa, terutama bagi orang tuanya. Sebandel-bandelnya anak kecil terutama anak laki-laki, tetap saja tingkahnya akan menimbulkan kelucuan-kelucuan di mata orang dewasa. Ini baru cerita beberapa keponakan laki-laki, belum lagi keponakan yang lain atau anak laki-laki dari teman, wow pasti lebih hebat lagi tuh kenakalannya dan gak mungkin ditulis di sini semuanya. Bagaimana dengan cerita teman-teman? Semoga bermanfaat Bogor, 5 Juli 2011 Cerita terkait :
http://unik.kompasiana.com/2010/08/31/lucunya-anak-kecil/Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya