Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melayat

28 Juli 2010   15:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:32 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207676" align="aligncenter" width="279" caption="www.arcapasa3.blogspot.com"][/caption] Tadi siang aku melayat. Bukan orang dewasa yang meninggal, tapi anak seorang teman kantor. Masih bocah, coba tebak berapa usianya? 4 tahun. Namanya Amran, masih kecil sekali ya, tapi sudah dipanggil untuk menghadap Yang Maha Kuasa. Meninggalnya juga mendadak, mudah sekali. Saat sedang bermain di pagi hari, tiba-tiba ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seketika itu juga kakinya menjadi lemas. Kedua orang tuanya panik dan segera membawanya ke rumah sakit, tapi ternyata di dalam perjalanan Tuhan sudah mengambil nyawanya. Kasihan ya. Amran yang susah makan, tubuhnya kurus dan kecil, setidaknya dibanding bocah seusianya, tapi aktif dan lincah. Bocah itu memang didiagnosa dokter mengidap leukimia, atau thalasemia, entahlah...masih belum jelas. Tapi dua-duanya sama-sama berbahaya. Tak terbayang betapa sedih hati orang tuanya, anak satu-satunya sudah pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Aku juga tidak menyangka meninggalnya secepat itu, padahal sekarang sedang masa pengobatan. Mungkin tadi Amran terlalu capek bermain, atau mungkin...dia mengerti, dia tidak ingin menyusahkan kedua orang tuanya. Orang tua yang sudah ke sana kemari membawanya berobat, dan tentu saja sudah mengeluarkan banyak biaya. Mungkin Tuhan punya rencana lain. Sekilas kulihat wajahnya sebelum dikafani, putih bersih, wajah tanpa dosa. Aku yakin bocah itu pergi dengan tenang, meskipun hidupnya hanya sesaat di dunia ini. Dan dia akan menunggu orang tuanya di pintu syurga, untuk mengajak mereka masuk. Semoga. Selamat jalan Amran... Bogor, 28 Juli 2010 Note : Buat orang tua yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan, semoga segera dapat penggantinya. Amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun