Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Melahirkan Normal Vs Operasi Caesar?

16 Mei 2010   11:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:10 11882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_142384" align="alignleft" width="225" caption="Dokumen pribadi (Aryani)"][/caption] Beginilah kira-kira pertanyaan yang seringkali diajukan jika ada saudara, rekan, kerabat atau siapapun perempuan yang baru melahirkan, lahirnya normal atau caesar ya? Laki-laki atau perempuan? Berat dan panjangnya berapa ya? Melahirkan, baik itu normal ataupun operas caesar sama-sama merupakan satu fase yang menandai telah lengkapnya siklus hidup  seorang perempuan yaitu menjadi seorang ibu dalam artian sebenarnya, juga menandai dimulainya kehidupan seorang anak manusia di dunia fana. Saya sendiri belum pernah merasakan sih :-), tapi sharing aja cerita teman2 atau saudara yang sudah pernah mengalaminya. Kemajuan dunia kedokteran saat ini, membuat banyak wanita hamil yang memilih untuk operasi caesar pada saat melahirkan bayinya, padahal sebenarnya bisa melahirkan secara normal. Entahlah apa yang menjadi pertimbangannya, mungkin karena ingin menghindari rasa sakit, atau ingin bentuk tubuhnya tidak berubah atau punya uang yang berlebih, dan lain-lain. Yang jelas sekarang sudah menjadi bagian yang lumrah di masyarakat dan tidak hanya terjadi di kalangan artis saja, saya juga sebenarnya heran kenapa artis rata-rata melahirkan dengan operasi caesar ya, dan dokterpun kadang-kadang sangat mudah untuk memutuskan harus dioperasi padahal bisa melahirkan secara normal. Apa dalam hal ini dokter sekarang itu malas untuk bersusah payah membantu kelahiran bayi, atau ada faktor bisnis di dalamnya ya mengingat harga sebuah operasi caesar itu termasuk mahal. Sedangkan alasan medis yang melatarbelakangi dilakukannya operasi ini antara lain karena kondisi fisik ibu (ukuran panggul kecil, ukuran kantong rahim kecil, tinggi badan yang kurang mencukupi), bayi terlalu aktif sehingga terlilit tali pusar, tidak kunjung merasa mules padahal usia kehamilan sudah mencapai 9 bulan 4 minggu, air ketuban sudah pecah terlebih dulu. Kalau mengenai menghindari rasa sakit kayaknya gak benar deh soalnya banyak yang bilang kalau habis operasi itu sakitnya luar biasa, memang sih pada saat operasinya tidak terasa sakit karena dibius, tapi penyembuhan lukanya bahkan lebih lama dari yang melahirkan normal. Setidaknya itulah yang saya lihat ketika menjenguk saudara sepupu yang melahirkan kemarin di RSB Asih di kawasan Panglima Polim Jakarta. Dia dioperasi caesar karena posisi bayinya melintang dan terlilit tali pusar, serta tidak kunjung merasa mulas padahal usia kehamilan sudah mencapai 9 bulan 3 minggu. Mertuanya bilang ”gak enak melahirkan caesar itu, enaknya pas operasi aja, tapi setelah itu sakit akibat luka operasinya luar biasa. Sehari sebelum dioperasi harus puasa dulu, terus setelah dioperasi juga tidak boleh makan dan minum sampai 24 jam, karena dikhawatirkan akan kembung, makanan hanya masuk lewat selang infus” kebayang ya gimana keringnya mulut dan tenggorokan. Saya juga memperhatikan gimana saudara saya itu meringis kesakitan ketika hendak berjalan ke toilet, untuk melangkah saja sepertinya susah sekali. Lain lagi yang dialami teman sekantor saya, dia langsung minta dioperasi caesar karena tidak ingin kesakitan pada saat melahirkan baik anak pertama maupun kedua, bahkan karena operasi itu ASInya jadi tidak keluar, padahal ASI itu kan imunisasi alami bagi seorang bayi. Saya sampai geleng-geleng kepala dengarnya, bukankah itu sudah resiko bagi seorang wanita. Melahirkan normal itu katanya sakitnya juga luar biasa tapi proses penyembuhan lukanya lebih cepat (tergantung banyaknya jahitan juga sih hehehe), banyak faktor yang menentukan proses kelahiran secara normal antara lain faktor fisik ibu (ukuran panggul besar) dan posisi kepala bayi yang sudah masuk ke mulut rahim. Ada juga melahirkan normal tapi harus diinduksi atau divacum. Bagaimanapun melahirkan secara normal itu alami, dan yang alami itu lebih baik, saya sendiri kalau nanti suatu saat melahirkan juga inginnya yang normal saja. Saya juga tidak mengerti kenapa orang-orang dulu banyak yang berhasil melahirkan secara normal, meskipun banyak juga kendalanya dan angka kematian akibat melahirkan juga tinggi, apa karena belum ada yang namanya operasi caesar ya? Sesakit apapun dan ribetnya melahirkan, tetapi selalu saja diulang oleh para ibu, istilahnya kapok tapi kapok sambal gitu hehehe, mungkin bahagia karena lahir bayi mungil lucu, sakitnya jadi tidak terasa. Teman-teman saya yang sudah pengalaman bilang begini ”oh ini ya rasanya sakit melahirkan, mulai sekarang aku gak akan membangkang lagi sama ibuku”, begitulah hikmahnya melahirkan jadi tahu bagaimana beratnya menjadi seorang ibu, pantaslah kalau surga itu ada di telapak kaki ibu. Buat para suami dan akan menjadi seorang bapak, ada baiknya anda menemani detik-detik kelahiran bayi dari istri anda sampai proses kelahirannya, biar tahu bagaimana perjuangan seorang perempuan saat melahirkan antara hidup dan mati, biar semakin sayang kepada istri. Buat para wanita, berbanggalah karena setiap anda berpeluang menjadi seorang ibu yang sangat berperan penting dalam pendidikan anak, dimana dimulai sejak dari dalam kandungan, dari rahim anda akan lahir generasi-generasi penerus. Mungkin teman-teman kompasioner ada yang ingin berbagi pengalaman juga atau menambahkan atau ada yang mau mengoreksi tulisan saya, karena sekali lagi saya belum berpengalaman :-). Terima kasih dan semoga ada manfaatnya bagi semua. Salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun