Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

[Trip Sehari] Menjajal Kereta Bogor-Cianjur, Menuju Curug Cikondang dan Gunung Padang

18 Mei 2014   19:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24 4278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sana agak sukar mendapatkan kendaraan umum selain ojek. Tukang ojek menawarkan harga cukup tinggi untuk ongkos PP dan menunggu di dua tempat wisata tersebut, yaitu Rp. 100.000,-. Setelah tawar-menawar dengan sedikit ngotot, akhirnya ongkos berhasil diturunkan sedikit menjadi Rp. 90.000,-. Meskipun mereka terlihat agak merengut, tetapi akhirnya menyanggupi juga. Sebenarnya dalam hati merasa kasihan juga, ternyata setelah tahu, jalan yang dilalui ke Curug Cikondang cukup jauh dan jelek.

*****
Letak Stasiun Lampegan ke Curug Cikondang lebih jauh dibanding Gunung Padang, maka kami memutuskan untuk ke tempat ini dulu sebelum hujan turun. Awalnya jalan yang dilalui cukup bagus, tapi lama kelamaan sangat jelek dan bikin spot jantung. Kami harus melewati jalan berbatu-batu naik turun melewati bukit, dan adapula yang melewati jalan air kecil di sela-sela kebun teh yang sempit untuk memotong jalan. Untunglah kondisi cuaca cerah dan tidak becek.

Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya saya mengagumi pemandangan bukit-bukit yang terhampar di kanan kiri jalan. Tentu udaranya masih sangat sejuk, jauh dari polusi. Banyak perkebunan teh, terasering maupun tanaman kehutanan ditanam di atas bukit-bukit. Tetapi sayang banyak yang sudah agak gundul. Di sana banyak pula terdapat penambangan emas.

Tak berapa lama kami sampai di sisi sungai, pemandangan Curug Cikondang sudah dapat dilihat dari jalan yang kami lewati. Saat itu, suasana menuju jalan masuk curug agak ramai. Sepertinya curug ini dikomersialkan oleh warga setempat. Menurut tukang ojek yang kutumpangi, seharusnya tidak ditarik uang bayaran karena masih termasuk kawasan perkebunan dan belum dikelola resmi. Tetapi jika hari libur dan banyak pengunjung bisa dimanfaatkan untuk mencari uang dengan cara menarik tiket masuk sebesar Rp 5000,- dan tempat parkir Rp 2000,-.

[caption id="attachment_324274" align="aligncenter" width="350" caption="Landscape Curug Cikondang (Dok. Yani)"]

1400388781136398091
1400388781136398091
[/caption]

Kita tidak perlu jalan terlalu jauh untuk mencapai Curug Cikondang. Curug ini sendiri dikelilingi oleh areal terasering dan pohon-pohon yang tidak terlalu lebat. Aliran Curug Cikondang sekilas mirip dengan Curug Malela di Kabupaten Bandung Barat, hanya yang ini ukurannya lebih tinggi namun tidak tidak terlalu lebar. Bentuknya indah, Banyak yang menjulukinya Niagara kecil karena bentuknya melebar akibat air yang jatuh dari sungai di atasnya.

[caption id="attachment_324282" align="aligncenter" width="602" caption="Curug Cikondang "]

1400389332800280284
1400389332800280284
[/caption]

Meskipun cantik dan terlihat segar, kalau bisa hindari mandi atau cuci tangan di sungai ini karena akan menimbulkan gatal-gatal pada kulit. Airnya sudah tercemar oleh limbah merkuri akibat aktivitas pencucian emas yang dilakukan para penambang emas yang banyak terdapat di sekitar sini.

*****
Kami tidak berlama-lama di Curug Cikondang. Setelah puas berfoto-foto, motor yang membawa kami langsung melaju Ke Situs Megalitikum Gunung Padang. Berbeda dengan jalan ke Curug Cikondang. Jalan ke Gunung Padang sudah bagus, dan pengelolaannya sudah lebih baik.

Gunung Padang sendiri merupakan situs yang dibangun pada zaman Megalitikum. Letaknya di atas bukit. Ada 2 pilihan jalan naik yaitu tangga batu dengan kemiringan tajam tetapi jaraknya lebih dekat atau yang landai tetapi jaraknya lebih jauh. Sebaiknya coba deh dua-duanya sekalian olahraga.

[caption id="attachment_324277" align="aligncenter" width="350" caption="Tangga terjal menuju ke atas (Dok. Yani)"]

14003890151213520058
14003890151213520058
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun