Mohon tunggu...
Ary Anggraeni
Ary Anggraeni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka makan,renang, nonton dan travelling. Bekerja di Universitas Paramadina sebagai pustakawan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kerennya Kereta Shinkansen Kyoto-Osaka

12 Desember 2013   09:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:01 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13867470171373598364

Berkunjung ke Jepang rasanya kurang fun tanpa mencoba menaiki “Shinkansen”, kereta api super cepat Jepang yang telah terkenal menjadi salah satu kereta api tercepat di dunia. Shinkansen atau sering disebut The Bullet Train karena bentuknya yang mirip seperti peluru dan di desain dengan prinsip aerodinamik, merupakan kereta api super cepat dan super aman karena dalam kurun waktu 40 tahun selama beroperasi tidak ada satupun kecelakaan yang berarti, kecepatan shinkansen sendiri adalah 300 km per jam dan kecepatan tertingginya dapat mencapai 581 km per jam. Dengan kecepatan rata-rata 300 km/jam, shinkansen dapat menghemat waktu perjalanan dari satu daerah ke daerah lainnya di Jepang. Selain dapat menghemat waktu, interior shinkansen membuat siapapun yang berada di dalamnya akan merasa nyaman, bahkan lebih nyaman ketimbang menaiki pesawat terbang kelas ekonomi, karena jarak tempat duduk setiap deretnya di shinkansen sangat lebar.

Pada saat saya mengikuti tour ke Jepang tahun 2012, saya berkesempatan untuk menaiki kereta shinkansen, sungguh suatu pengalaman yang luar biasa bisa merasakan kereta yang termasuk dalam salah satu daftar kereta tercepat di dunia ini. Kami naik Shinkansen dari stasiun Kyoto menuju ke Osaka, sore itu Kyoto baru saja di guyur hujan, angin dingin menerobos jaket yang saya pakai, saat itu bulan juni memang sedang musim panas, tetapi ternyata panas nya Jepang tidak sepanas Jakarta, pada saat siang hari pun angin bertiup sepoi-sepoi, yang tentu saja sangat menguntungkan bagi kami yang sedang berwisata di sana. Pada saat turun dari bus, tampak muka-muka kami yang tidak sabaran ingin segera melihat kereta tersebut, anak-anak kecil yang ikut rombongan bahkan sudah ceriwis pada saat bus berhenti di stasiun, begitu mereka turun langsung mereka berlarian masuk ke stasiun, yang tentu saja membuat heboh para orang tua yang saling berteriak dengan nada khawatir, suasana sungguh ramai dan membuat kami semua tambah semangat.

Stasiun kereta api Kyoto merupakan pusat dari transportasi untuk seluruh kota. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Jepang, dengan dilengkapi pusat perbelanjaan (yang paling besar adalah ISETAN), hotel, bioskop, dan beberapa bagian dari kantor pemerintahan lokal, semuanya terletak di satu atap dalam bangunan setinggi 15 lantai, stasiun ini dihubungkan dengan Shinkansen dan beberapa jalur lokal serta kereta bawah tanah. Sore itu stasiun sedang ramai oleh para calon penumpang, semua orang disana berjalan dengan cepat dan kadang setengah berlari apabila kereta yang akan mereka tumpangi sudah datang atau akan meninggalkan stasiun, semua informasinya bisa dillihat di papan elektronik yang selalu berubah setiap saat dan juga melalui corong interkom yang selalu mengumumkan informasi kereta yang akan datang dan pergi. Rombongan kami berjalan dengan cepat mengikuti pemandu yang juga tampak stress karena banyak dari kami yang tiba-tiba berhenti hanya untuk berfoto atau melenceng ke toko-toko yang ada di stasiun tersebut, belum lagi dengan anak-anak yang berlarian kesana kemari. Suasana menjadi panik pada saat diumumkan melalui interkom bahwa kereta kami sudah datang, sedangkan posisi kami masih di lantai bawah dan belum sampai di peron tempat kereta kami berhenti, semua berlari-lari sambil menyeret tas dan menarik tangan anak masing-masing, mirip dengan film home alone yang hampir ketinggalan pesawat, sungguh seru dan heboh.

Akhirnya kami berhasil naik kereta Shinkansen Nozomi, karena tiket sudah ada di tangan pemandu, jadi kami tidak perlu antri untuk beli tiket lagi. Pertama kali naik yang saya perhatikan tentu adalah design interiornya, shinkansen memiliki design ruangan yang mirip dengan pesawat terbang, cuma bedanya ruangannya jauh lebih luas, jarak dari satu tempat duduk ke tempat duduk di depannya cukup luas, jadi kita masih bisa bebas menggerakkan kaki kita, tidak seperti di pesawat yang bangkunya biasanya sempit dan membuat pegal, kecuali kalo di pesawat kelas bisnis ya, itu beda lagi:) Kursinya model reclining seat (sandaran bisa direbahkan ke belakang), setiap baris dilengkapi dengan meja kecil, dan di dekat jendela dilengkapi dengan cantolan jaket. Tempat bagasi di dalam shinkansen, yang terletak di sepanjang atas tempat duduk memang tidak terlalu besar tapi cukup untuk memuat koper dengan ukuran medium. Di setiap gerbong, di atas pintu keluar atau masuk yang terbuka dan tertutup secara otomatis, juga dipasangi layar informasi, dan di tengah perjalanan akan diumumkan stasiun yang akan dicapai berikutnya dalam 2 bahasa, namun untuk ganti kereta di stasiun besar beserta waktunya, diumumkan hanya dalam bahasa Jepang saja.

Kategori seat dalam shinkansen dibagi menjadi 2, yaitu reserve dan non-reserve. Non-reserved berarti kita bebas memilih tempat duduk dimanapun kita mau selama berada di dalam 1 gerbong yang tertera di tiket kita, sementara reserved berarti tempat duduk kita sudah ditentukan dari sananya. Tiket yang kami miliki sudah pasti non reserve seat, karena kami bisa dengan bebasnya pindah duduk kesana kemari, tergantung background yang oke.

Tidak berapa lama kereta pun berangkat, awalnya saya merasa tidak sedang berada di kereta super cepat karena rasanya kereta melaju dengan normal, getarannya pun terasa halus. Saat saya melayangkan pandangan keluar jendela, pemandangan di luar sana pun melintas biasa saja, tak begitu terasa kecepatan kereta ini. Hanya saja begitu berpapasan dengan shinkansen lainnya...wuizzzzz, barulah terasa betapa super cepatnya shinkansen ini. Kereta dengan hampir 12 gerbong hanya melintas se per sekian detik, cepat, melesat! Sungguh sangat mengagumkan.

Sayang sekali Kyoto-Osaka di tempuh oleh Shinkansen ini hanya dengan waktu tempuh 15 menit, tiba-tiba kereta berjalan melambat memasuki sebuah bangunan dan saya melihat sebuah display 'SHIN-OSAKA'...yaaaahhhh seru dari hampir kami semua, tidak terima kenyataan bahwa kami sudah sampai tujuan. Akhirnya pada saat kereta benar-benar berhenti, kami semua berjalan keluar dengan tertib, tidak ada saling dorong-dorongan apalagi sikut-sikutan, semua sabar menunggu gilirannya untuk turun.

Pada saat sudah turun pun, kami tidak langsung turun ke bawah mengikuti pemandu, semuanya langsung menyebar untuk berfoto dengan kereta yang sangat keren dan ajib ini, target foto kami adalah bisa berfoto dengan moncong atau bagian depan dari kereta, tapi karena bagian depan kereta ini sangat jauh, jadi kami hanya bisa berlari-lari ke rel kereta di seberangnya, pasang aksi yang paling keren, lalu pada saat kereta datang, langsung klik..klik..klik dengan sigap teman kami yang pegang kamera, memfoto kami semua hehehe:) tapi karena dirasa belum puas, kami pun berlari-lari lagi ke rel kereta yang tadi kami tumpangi, yang sekarang sudah kosong, menunggu kereta yang akan datang lagi, lalu pasang aksi lagi, diikuti dengan tatapan heran orang-orang yang ada disana...hahahaha, maafkan kami Indonesia, bukan bermaksud berbuat nista mempermalukan bangsa, tapi kapan lagi kami bisa foto dengan kereta yang super keren ini? Akhirnya setelah sekitar setengah jam kami puas berfoto, akhirnya kami turun ke lantai bawah dengan senyum puas, dan setengah berlari menuju bis yang sudah menunggu kami di tempat parkir, untuk menuju wisata selanjutnya.

Demikian pengalaman saya menggunakan Shinkansen di Jepang, sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan, dan semoga suatu hari nanti saya bisa kembali lagi ke sana untuk mencoba rute-rute shinkansen lainnya...semoga:)

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun