Menjelang jam 10 pagi, ada ajakan dari uni Hesti, alumni Kimia Unand Angkatan 87, untuk mampir di kulineran yang dia kelola. Namanya tempat nya sesuai judul di atas, Teh Talua Organik. Posisinya pas di seberang SPBU Biaro, yang ada mushola mungilnya yang beberapa kalo saya singgahi. Mushalo yang cantik dari luar dan dalamnya dan dibelakangnya berdiri kokok Gunung Marapi.
Setelah selesai urusan di Kapau menjelang jum'atan, saya segera meluncur ke mesjid Nurul Huda yang berada di simpang Ampek Tanjuang Alam. Sengaja sholat di sini, karena sekalian mengambil jahitan yang titip jahit minggu lalu ketika baru datang dari rantau, Selasa 20 Desember lalu. Sesuai perjanjian dengan "kang jahit", hari ini selesainya.
Selesai sholat dan mengambil jahitan, langsung meluncur ke BTJ, lokasi Teh Talua Organik ini. BTJ ternyata singkatan dari Biaro Takana Juo. Nama yang kerenkan? Yang ternyata jaraknya tak jauh dari Dangau Kawa, yang saya liput sebelumnya.
Namun sebelum sampai di tujuan, sempat diguyur hujan beberapa detik dan saya terpaksa berteduh di AA Mart yang ada di sebelah kanan jalan. Setelah hujan reda perjalanan saya lanjutkan. Tak berapa lama sampai di BTJ. Masih sepi, begitu juga dengan SPBU di seberang BTJ, tak terlihat antrian kendaraan panjang.
Saya lihat menu dan price listnya dan saya pesan minuman dan makanan buat disantap siang ini. Pesanannya adalah "Teh Talua Organik Original" yang menggunakan gula aren dan seporsi soto ayam dengan nasinya. Untuk teh telor harganya Rp 12.000,- dan soto serta nasinya Rp. 15.000,-. Untuk detail menu lainnya bisa dilihat di tabel yang sengaja saya sertakan. Alhamdulillah, masih terjangkau.
Sementara pesanan saya dibuatkan, saya sempatkan untuk mengisi full tangki Mio yang saya gunakan. Ini sudah kebiasaan kami di Kapau, kalo mau balik ke rantau, motor harus terisi penuh. Dengan harapan mama tak repot dengan "minyak honda" bila ada yang akan menggunakannya nanti. Meskipun bukan motor keluaran terbaru, Mio ini minumnya pertamax, sesuai permintaan Mama Nova sejak dulunya. Alhamdulillah sampai sekarang motor ini senantiasa terjaga kondisinya dengan baik. Nggak pernah rewel. Yang agak rewel mungkin kantong yang ngisi "minyak"nya. Hahahaa.
Tak lama berselang, teh telor yang saya pesan sudah siap untuk diminum. Dinginnya hari membuat yang dihidangkan tak menunggu lama untuk di sruput. Dari penampilan nya teh telor ini unik. Perpaduan antara SKM dan gula aren yang ditambahkan dibagian bawah gelas, indah untuk dilihat. Kentalnya bagian atas teh telor, membuat membal sedotan yang ditancapkan. Kentalnya terasa.
Sengaja saya nikmati dahulu tanpa ditambahi jeruk nipis. Hmmm nikmatnya sangat terasa. Amisnya kuning telor nyaris tak saya rasakan. Setelah itu saya bandingkan dengan menambahkan jeruk nipis. Saya peras semuanya, setelah itu saya nikmati lagi dengan sedotan. Daaaaaan, kesimpulan saya, saya lebih suka tanpa jeruk nipis. Mungkin jeruk nipis nya terlalu banyak. But it's your choice, which one you like it. Tapi jujur saya lebih suka dengan pilihan pertama, tanpa jeruk nipis. Originalnya lebih terasa. Lamak bana.
Tak lama kemudian, soto ayamnya datang. Sayang selayang, "angeknyo" agak kurang. Cuaca yang cukup dingin membuat panasnya cepat berkurang. Segera saja soto yang hangat ini saya habiskan.