Ditempat persembunyian mengatur strategi memuntahkan peluru-peluru“telur busuk”bau busuk pun semerbak tercium menempel kemana-mana mereka-mereka yang terkena baunya sibuk mencari miyak wangi. Kata orang tua zaman dulu bila berteman dengan penjual terasi pasti akan terkana bau terasi , dan kalau berteman dengan penjual minyak wangi pasti akan terkena bau wanginya, tetapisekarang kelihatannya sudahterbalikpenjual terasi ngakunya penjual minyak wangi, bagitulah kiranya nuansa politik di negeri ini.
Kalau M. Nazaruddin sempat baca tulisan ini kali ajaAbang M,Nazaruddinmembuka situs kompasiana aku pengen juga bisa bertemu, “ngomong-ngomong gitu lho” tidak ada salahnyarakyat ini mendengarkan suara hati M. Nazaruddinbenar atau tidak itu urusan lain dan juga belom ada ketetap hukum yang menyatakan bawah M.Nazaruddin bersalah dalam ilmu hukum disebut “Praduga Tak bersalah”teruslah bernyanyitapi mesti ada judul agar tu lagu jelas untuk siapa soallaku atau tidak pantas atau tidakbohong atau tidak entar ada aja yang berteriak.
Walaupun Nazarudidin sempat membatah bukan dia yang pelaku apa yang di dakwakan atas dirinya bahkan Nazaruddin menyebut beberapa nama siapa yang seharusnya terdakwa hal tersebut mambuat Petinggi-petinggi Partai Demokrat dimana Nazaruddin saat itu sebagai bendahara Partai menjadi “kebakaran jenggot” dan mencap Nazaruddin sebagai “pembohong” apakah rakyat sudah cukupterpuasakan dengan pernyataan seperti itu ?Beginilah jadinya kasus Korupsi bernuansa Politik, kita liahat saja Apakah petak umpet yang di lakoni M.Nazaruddin berakhir di pengadilanatau tenggelam begitu saja seiring berjalannya waktu, lalu semua melupakan seakan tidak pernah ada yang terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI