Mohon tunggu...
Suhita Aryaloka
Suhita Aryaloka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

M.Vet

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Probiotik, Solusi Peningkatan Produktivitas Ternak Sapi Perah

13 Desember 2023   10:10 Diperbarui: 13 Desember 2023   10:18 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha peternakan sapi perah di Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan. Produksi susu segar nasional saat ini hanya mampu memenuhi 22% dari kebutuhan nasional, 78% lainnya didatangkan dari luar negeri atau impor (BPS, 2020). Angka impor yang sangat tinggi merupakan sebuah kerugian besar mengingat potensi luas wilayah dan sumberdaya alam di Indonesia yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis peternakan sapi perah.

Usaha peternakan sapi perah idealnya memiliki lokasi di dataran tinggi untuk mendukung efisiensi produksi susu. Penulis memiliki beberapa ekor sapi perah di Dusun Sembon, Kecamatan Ngajum yang merupakan salah satu daerah penghasil susu sapi terbanyak di Kabupaten Malang. Lokasi dusun Sembon berada di lereng Gunung Kawi yang memiliki suhu 14-24°C, sehingga termasuk ideal untuk usaha peternakan sapi perah. Kawasan lereng gunung kawi merupakan salah satu kawasan yang banyak masyarakatnya bergerak dalam bidang produksi susu dimana manajemen pemeliharaannya sebagian besar masih bersifat tradisional, peternak memberikan pakan ternaknya dengan kombinasi hijauan dan konsentrat.

Menurut Anggraeni dan Mariana (2016), kualitas dan kuantitas susu pada peternakan rakyat sangat dipengaruhi oleh pakan. Selain pakan, periode dan fase laktasi juga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas susu. Kualitas dan kuantitas susu dipengaruhi oleh bangsa sapi perah, pakan, sistem pemberian pakan, frekuensi pemerahan, metode pemerahan, perubahan musim, umur ternak, waktu beranak, temperatur lingkungan, periode laktasi dan fase laktasi (Lingathurai et al., 2009).

Diperlukannya terobosan-terobosan baru dalam bidang teknologi peternakan terutama upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas susu itu sendiri seperti penambahan feed additive. Feed additive berupa probiotik dapat meningkatkan daya cerna pakan karena mengandung koloni mikroorganisme yang menguntungkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak. Hal ini sejalan dengan penelitian Hamid dkk. (2013) penambahan probiotik pada pakan mampu meningkatkan produksi susu sebesar 1,05 liter/ekor/hari, kadar protein susu sebesar 2,919%. Pada penelitian Zamzami (2015) peningkatan kadar protein susu sebesar 5,56%, lebih besar daripada penelitian Hamid dkk. (2013). Probiotik dapat didefinisikan sebagai suplemen makanan yang mengandung mikrobial hidup menimbulkan efek menguntungkan hewan sebagai induk semangnya melalui peningkatan keseimbangan mikroflora di dalam saluran pencernaan (Biotek, 2008).

Bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium merupakan bakteri asam laktat yang mempunyai kemampuan menghasilkan lactase, juga menstimulasi enzim proteolitik dan selulolitik, sehingga hasil akhir terjadi peningkatan penyerapan nutrient (Purnama et al., 2017). Kultur jamur Aspergillus oryzae dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum. Kecernaan serat yang lebih tinggi dengan adanya suplementasi Aspergillus oryzae sejalan dengan peningkatan bakteri selulolitik rumen (Lubis dkk., 2002). Peranan khamir seperti Saccharomyces cerevisae dalam bidang biologi molekuler adalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yang mempunyai kemampuan dapat disisipkan dengan gen mikroba lain (Nikon, 2004). Pemberian Saccharomyces cerevisae juga dapat meningkatkan produksi susu dan mengubah komposisi susu dengan meningkatkan protein susu atau lemak susu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan beberapa sumber diatas, penulis ingin mencoba mengimplementasikan beberapa hasil penelitian tersebut terhadap ternak sapi perah yang dimiliki oleh penulis. Data yang diperoleh oleh penulis nantinya dapat digunakan sebagai thesis untuk memperoleh gelar magister, dan hasil penelitian tersebut akan penulis sosialisasikan kepada kelompok kelompok peternak yang ada di lokasi pemeliharaan milik penulis. Penulis berharap hasil yang diperoleh nantinya berdampak signifikan, sehingga dapat segera diaplikasikan oleh peternak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak.

Referensi:

Anngraeni, A., dan Mariana, E. 2016. Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Perah Menuju Good Dairy Farming Practices pada Peternakan Sapi Perah Rakyat Pondok Ranggon. J. Agripet, 16(2) https://doi.org/10.17969/agripet.v16i2.5162

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Harga Konsumen Pedesaan Kelompok Makanan. Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun