Mohon tunggu...
Arya Kelana
Arya Kelana Mohon Tunggu... -

Lahir di Medan Hidup Nomaden/\r\nUser K.Mobile ingin menjadi lebih baik/\r\nKejujuran itu mahal dan pahit ditengah zaman kemajuan ilmu pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membeli Waktu Orang Tua

21 Februari 2014   20:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam itu masih seperti malam kemarin
Seorang anak nan mungil terlelap disudut labirin
Masih berkisah mimpi tentang ingin membeli waktu
Sapa mesra ayunan canda papa/mama tak bertemu tentu

Hari berganti tak jua tentu di dapati
Sekedar bercengkerama dengan sibuah hati
Pergi pagi pulang sudah nyenyak dibuai mimpi
Tersapa senyum mungil dibibir indah bertepi

Sembilan pun telah berlalu tetap seperti dulu
Anak nan lugu coba bertanya sebelum detak bertalu
Berapa gaji papa/mama sebulan bila dibagi sejam?
Engkau sebut angka dengan kening berkerut diam

Anak pergi memecah terasa kurang
Pinjam papa/mama potong jajan pelunas hutang
Papa/mama bingung ulah tanya mengapa
Anak ingin beli waktu papa/mama sebentar tak apa

Batin terperih tak pernah belai menyentuh
Sibuk mengejar demi keluarga agar nyaman berteduh
Ternyata ada yang tidak bisa dibeli materi membagi
Perhatian, canda orangtua laksana sehangat mentari pagi

Arya®.21022014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun