Mohon tunggu...
Arya Hasa K
Arya Hasa K Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Terus belajar adalah caraku mengungkapkan betapa aku rindu kalian | Disaat kamu tidak pernah merasa bahagia, Ingatlah masih ada orang yang bahagia hanya karena ada kamu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buku Berdarah IK

25 Juli 2017   15:17 Diperbarui: 25 Juli 2017   15:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Astaghfirullah.." teriakku dalam kelas.

"Ada apa Raka? Kenapa kamu teriak?" Tanya guruku sambil menatapku tajam.

"Tidak apa-apa bu, saya tadi hanya melamun dan kaget." Jawabku dengan tersipu malu.

Lalu satu kelas menertawakan apa yang telah aku lakukan. Mungkin mereka percaya bahwa aku teriak karena melamun dan kaget namun, kenyataannya adalah aku dikagetkan oleh sesosok anak kecil yang ada dibawah mejaku. Hal ini dikarenakan kemampuan mataku untuk melihat hal-hal gaib di sekitar. Mungkin aku sering sekali bertemu dengan hal seperti itu namun, rasa terkejut manusia akan selalu ada bila makhluk halus yang dapat kulihat mengagetkanku seperti itu.

Akhirnya, bel pulang sekolah pun telah berdering. Ini merupakan momen yang sangat dinantikan para murid ketika di sekolah. Bagiku ini merupakan hal paling membahagiakan namun, perasaan itu pun harus hilang ketika guruku meminta tolong untuk mengembalikan beberapa buku ke perpustakaan di sekolah. Dengan perasaan jengkel, kubawa buku-buku itu menuju perpustakaan.

Ketika sedang berjalan menuju tempat tersebut, aku berpapasan dengan perempuan yang kuyakini sebagai murid sekolah ini juga. Raut wajahnya yang datar serta tatapan yang kosong membuat bulu kudukku berdiri ketika berpapasan. Selang beberapa langkah setelah aku berpapasan, kucoba menengok kebelakang melihat apakah dia masih ada. Aku pun terkejut ketika dia sudah tidak ada dibelakangku. Dengan cepat aku pun mengambil seribu langkah untuk segera sampai ke perpustakaan karena kejadian itu.

Sesampainya di perpustakaan, aku pun mengembalikkan buku yang dititipkan guruku kepada pengawas perpustakaan. Aku berpikir bila saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melihat buku-buku pada perpustakaan. Satu demi satu buku-buku tersebut aku pilah. Aku sangat menyukai buku-buku yang berhubungan dengan sejarah atau pun mengenai biografi. Kemudian mataku tertuju dengan sebuah buku lusuh nan tua dengan judul "IK". Ketika buku itu baru saja kusentuh, tiba-tiba pintu perpustakaan tertutup dengan suara keras diiringi dengan suara seperti pintu terkunci. Sambil ku pegang buku itu, aku pun mendekati pintu perpustakaan dan berusaha untuk membukanya. Aku pun sadar bahwa aku tidak sendirian, masih ada pengawas perpustakaan yang kulihat sedang menulis sebuah buku pembukuan.

Perlahan-lahan kudekati pengawas perpustakaan tersebut. Pengawas itu ku ajak berbicara namun tidak menjawab beberapa kali pertanyaan yang ku lontarkan. Perlahan-lahan kepalanya yang tertunduk terangkat perlahan. Aku benar-benar terkejut dan ketakutan ketika yang kulihat bukanlah sang pengawas perpustakaan namun sesosok makhluk halus yang menyerupai dia. 

Matanya yang berdarah dengan bolah mata yang putih, tersenyum lebar kepadaku sambil memperlihatkan taringnya. Aku pun terjatuh dan berusaha untuk mundur agar menjauh darinya. Kemudian aku pun berlari menuju sela-sela rak perpustakaan dan menunduk masuk ke dalam meja yang terdapat disamping rak perpustakaan tersebut. Mungkin aku merasa lega karena sudah tidak melihat makhluk itu namun, sayang rasa lega itu hanya sesaat. 

Aku harus dikagetkan lagi dengan sosok yang berada di bawah meja dengan posisi berhadapan di depanku. Spontan aku pun berteriak namun, teriakanku di bungkam oleh sosok tersebut dengan tangannya. Setelah kucoba perhatikan dengan seksama, ternyata sosok itu adalah perempuan yang tadi berpapasan denganku. Dia pun menyuruhku untuk tenang dan mengatakan bahwa makhluk itu menginginkan buku yang aku bawa. Dia pun menyuruhku untuk meletakkan buku itu dibawah lantai dan meletakkan tangannya  diatas buku tersebut.

Tiba-tiba cahaya putih pun muncul menerangi kami berdua. Kemudian kami pun seperti di perlihatkan oleh gambaran masa lalu oleh buku tersebut. Kami melihat bahwa ada pasangan suami istri bernama Marco dan Alene. Mereka dikejar oleh seorang dukun untuk dijadikan tumbal pada penunggu sebuah hutan. Mereka pun berlari di hutan dengan harapan dapat selamat dari kejaran dukun tersebut. Namun harapan mereka sirna, mereka berdua ditangkap oleh dukun tersebut dan dijadikan tumbal. Dalam kilasan itu kulihat bahwa dukun tersebut memiliki rupa yang sama seperti makhluk halus yang menyerupai pengawas perpustakaan. Kemudian kilasan masa lalu itu pun berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun