Jurnalisme online, dirasa bukan istilah yang asing lagi ditelinga. Dalam era yang mulai dihujani oleh beragam teknologi kehadiran jurnalisme online sebenarnya merupakan salah satu fenomena yang cukup menggembirakan. Kemudahan, kecepatan, ruang yang diberikan dan banyaknya pilihan menjadikan jurnalisme online bisa dikatakan sebagai “cara yang efektif” untuk menyiarkan atau mendapatkan suatu informasi saat ini.
Konsep dasar jurnalisme online sebenarnya tidak terlalu rumit , yaitu menyajikan informasi dengan perantara internet. Apa lagi bagi mahasiswa komunikasi yang memilih konsentrasi studi jurnalistik. Sudah wajib hukumnya untuk mengetahui apa yang disebut dengan jurnalisme online.
Bukan hal yang asing lagi ketika jurnalisme online sangat bertolak belakang dengan juralisme konvensional. Belakangan, sejak mulai populernya keberadaan jurnalisme online ini, banyak dari kita yang kemudian mulai meninggalkan jurnalisme konvensional meskipun tidak seutuhnya.
Kelebihan yang dimiliki yang bisa disebut relevan dengan kehidupan sosial sekarang menjadi salah satu alasan jurnalisme online mulai diminati. Kelebihan yang ditawarkan ini seakan dapat memenuhi kebutuhan khalayak yang haus akan informasi.
Kelebihan jurnalisme online ini dapat dipetakan dalam beberapa hal, seperti real-time, feedback (non – linear), dan big data.
Real-time
Disini, yang dimaksud dengan real-time adalah dimana ketika suatu informasi yang secara berkala akan terus diupdate mengenai suatu peristiwa terbaru. Hal tersebut juga bisa digolongkan untuk berita yang sifatnya follow up news. Jika kita pengguna twitter yang aktif tentu tidak akan asing lagi ketika ada portal berita online yang “ngetwit” dan update suatu informasi setiap detik, menit, atau bahkan jam. Kecepatan juga dijadikan salah satu keunggulan dalam konteks ini.
[caption id="attachment_299663" align="aligncenter" width="600" caption="contoh akun twitter dari KOMPAS.com yang selalu update berita dalam kurun waktu tertentu."][/caption]
Feedback
Dalam posisi ini jurnalisme online dirasa akan memiliki kedekatan lebih dengan khalayak. Disini, khalayak diposisikan tidak lagi “hanya” sebagai pembaca dan penikmat, namun kita sebagai pembaca bisa ikut memberi tanggapan, opini, atau bahkan hanya sekedar komentar mengenai suatu berita yang disajikan oleh media tertentu. Hal ini juga bisa dikatan jurnalisme online memiliki sifat yang non-linear karena mengajak pembacanya untuk ikut berpartisipasi didalamnya.
[caption id="attachment_299662" align="aligncenter" width="600" caption="salah satu contoh yang diambil dari KOMPAS.com mengenai komentar dari pembaca terhadap suatu berita yang disajikan."]
Big Data
Maksutnya, dalam konteks ini dengan adanya internet kita bisa memproses informasi layaknya bank data, dimana suatu portal berita online didalamnya dapat menyimpan, memuat, dan mengolah ratusan hingga ribuan data atau artikel terkait dengan suatu fenomena dan peristiwa. Dengan memasukan keyword yang diinginkan dengan cepat pembaca akan mendapat banyak informasi dari satu atau bahkan berbagai sumber tertentu terkait dengan kata kunci yang dimasukan tadi.
Kelebihan yang ada tersebut pada dasarnya memudahkan kegiatan jurnalisme didalamnya. Namun, dalam kapasitas seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, hal tersebut merupakan tantangan baru yang harus dihadapi ketika nantinya akan berhadapan dengan realitas saat ini tentang jurnalisme online. Selain menguasai teknik – teknik jurnalisme secara teoritik, tuntutan untuk dapat mengaplikasikan teknologi yang ada demi menunjang aktivitas jurnalisme dirasa harus dapat dipenuhi. Selain agar tidak tertinggal, itu juga bisa membentuk seorang pribadi jurnalis menjadi lebih siap dalam menghadapai dunia jurnalistik saat harus terjun ke lapangan nantinya.
Paul Bradshaw, pada intinya juga menjelaskan bahwa dalam jurnalisme online ini proses – proses kerja untuk memproduksi dan menyajikan suatu informasi berbeda dengan jurnalisme konvensional pada umunya. Disini dalam jurnalisme online, mekanisme atau tahapan kerja seorang jurnalis akan berjalan secara sejajar dan berdampingan antara satu dengan yang lainya.
Dengan adanya fenomena jurnalisme online tadi, mahasiwa yang tentu saja tertarik dalam dunia jurnalistik memang sudah seharusnya untuk siap mempelajari serta menghadapi realitas bahwa seorang jurnalis nantinya harus mampu untuk melebur dalam perubahan tersebut. Karena perubahan merupakan suatu hal mutlak yang harus dihadapi dalam setiap kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H