Mohon tunggu...
Arya Fernandes
Arya Fernandes Mohon Tunggu... -

Lahir di kaki Merapi. Menghabiskan masa kecil di Bukittinggi. Memilih merantau ke Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Flu Babi, SBY, dan Partai Golkar

22 Juli 2009   15:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:55 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak ada kaitan antara flu bali, SBY dan Partai Golkar. Namun, tiga hal ini menjadi perbincangan hangat di media massa dalam sepekan ini. Penyebaran virus influenza A (H1N1) atau flu babi sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Minggu ini, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan memperingatkan bahwa flu babi berpotensi menjadi pandemi terbesar dalam sejarah manusia. WHO juga telah meningkatkan status kewaspadaan flu babi pada level tertinggi (6) pada 11 Juni lalu.

Bahkan pemerintah Indonesia menganggap penyebarab flu babi sebagai kejadian luar biasa (KLB) meski tidak diumumkan secara khusus. Hingga kini, menurut catatan Departemen Kesehatan, secara kumulatif kasus penderita flu babli telah mencapai 64 orang (43 laki-laku dan 21 perempuan).

Selain isu flu babi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi tokoh yang populer dalam pekan ini. Terutama setelah klarifikasi SBY terkait pemberitaan media massa yang menengarai kemungkinan Ani Yudhoyono sebagai calon presiden 2014. Dalam konferensi persnya, SBY juga menepis adanya anggapan bahwa makelar politik dapat memfasilitasi seseorang untuk masuk dalam jajaran kabinet. Dalam minggu ini, Presiden juga menegaskan kemungkinan penerbitan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang (Perpu) sebagai alternatif sebelum lahirnya Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.

Partai Golkar paling banyak dibicarakan dalam pekan ini. Pemberitaan tentang partai Golkar berhasil mengalahkan PDI Perjuangan, PAN, Gerindra, dan PKS. Setelah kekalahan Golkar dalam pemilu legislatif dan presiden, desakan beberapa kelompok untuk mempercepat pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) mencuat ke permukaan.

Di internal Golkar, kubu politik pun mengemuka antara kubu yang menginginkan berkoalisi dengan Demokrat atau memilih beroposisi di parlemen. Selain itu, rivalitas antara kubu tiga "A" (Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, dan Agung Laksono) versus kubu Surya Paloh, Siswono Yudhohusono, dan Jusuf Kalla juga mewarnai pemberitaan media massa.

Hasil media monitoring yang dilakukan oleh Charta Politika Indonesia pada 13-19 Juli 2009 menunjukkan kasus flu babi sebagai berita paling hangat dalam sepekan ini, dengan bobot pemberitaan mencapai 36.900. Disusul isu pemberantasan korupsi (35.700 bobot); hasil pilpres (28.600 bobot); susunan dan struktur kabinet (25.000 bobot) dan pelanggaran pidana pemilu (20.900 bobot).

Pada jajaran tokoh paling populer pekan ini, SBY berada di jajaran teratas dengan intensitas statemen mencapai 39 statement. Disusul Wahidah Suaib (35 statement); Andi Nurpati (22); Anas Urbaningrum (20); dan M. Hatta Rajasa (17). Statement Wahidah Suaib, umumnya berbicara tentang hasil temuan Badan Pengawas Pemilu tentang pelangggaran yang terjadi ketika pemungutan suara. Statement Anas Urbaningrum banyak tentang penjelasan model kabinet yang akan dibentuk oleh SBY. Dan statement Hatta Rajasa tentang klarifikasi dugaan pelanggaran pemilu SBY ketika melakukan tele-conference sebelum pelaksanaan pemilu.

Partai yang populer pekan ini adalah Golkar dengan intensitas pemberitaan mencapai 17. Disusul PDIP (8), PAN (3), Gerindra (2), dan PKS (2). Pemberitaan tentang PDIP banyak berkisar tentang laporan PDIP kepada Bawaslu tentang dugaan pelanggaran kampanye oleh SBY dan hasil Rapat Kerja Nasional PDIP yang meneguhkan sikap oposisi. Pemberitaan tentang PAN banyak berkisar tentang rencana percepatan Kongres. Sementara, pemberitaan tentang Gerindra berkisar tentang sikap Gerindra melakukan oposisi di parlemen bersama PDIP. Dan pemberitaan tentang PKS, berkisar tentang posisi PKS dalam jajaran kabinet SBY mendatang (arya fernandes)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun