Sebagian besar orang benar-benar percaya bahwa bepergian jauh itu adalah sesuatu yang mahal dan tidak mungkin bisa mereka lakukan karena tidak ada uang tersisa untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Bagi sebagian kecil mereka yang kurang beruntung karena memiliki penghasilan minimum mungkin ketakutan itu betul tetapi sayangnya sebagian besar yang memiliki ketakutan itu adalah bukan dari kalangan mereka melainkan dari kalangan yang memiliki kemampuan untuk membayar atau membeli kesenangan disetiap minggunya dengan mengelililingi mall ke mall bahkan mereka yang mampu membeli kendaraan.
Pentingkah bepergian jauh ketempat dimana budaya, keyakinan dan kebiasaan berbeda dari keseharian kita?. Saya pribadi menjawab dengan serta merta YA. Bayangkan setiap hari anda yang berkutat dengan angka-angka, menyusuri jalanan macet tiap pagi untuk mencari calon pembeli produk perusahaan anda, berkubang dengan tengat waktu penayangan hasil karya anda yang berharap diminati dan sekian banyak kewajiban yang harus dijalani mulai dari subuh hingga menjelang tengah malam yang gulita. Keluh kesah anda akan tertumpah hanya pada sahabat/kerabat dekat atau pasangan dan yang tidak memiliki keakraban pada keduanya menumpahkan segala keluh kesah lewat sosial media. Marah tak tentu arah, mengeluh tak berujung dan mendengus melihat status berbeda pendapat dengan keyakinan agama dan politiknya.
Sebetulnya apa sih yang perlu dirancang untuk pergi ke tempat yang bisa sejenak melupakan kesibukan dan kepenatan anda dan keluarga?. Saya tak akan mengunakan sudut pandang orang lain tentang hal ini tetapi bisa memberikan pengalaman pribadi mensiasati segala halangan yang kita hadapi berkaitan dengan tujuan dan bagaimana membiayai perjalanan yang kita inginkan. Cerita teman dan browsing adalah satu cara yang efektif mengincar tempat menarik yang akan kita tuju saat liburan.
Saya cuma bisa tersenyum dengan komentar beberapa teman yang meledek perjalanan rekreasi saya yang hampir 80% menggunakan kendaraan jalur darat dan mengendarai sendiri kendaraan yang saya miliki. Saya berlelah-lelah untuk bisa punya kendaraan, bahkan mencicil jika tak sanggup membayar tunai dan itu semua hanya saya bisa nikmati di jalan-jalan ibu kota?. Berapa jam satu hari mereka yang membuang waktunya untuk perjalanan ke kantor didalam kendaraan miliknya pagi dan sore tanpa mau naik kendaraan umum tetapi begitu membayangkan perjalanan mengendarai mobil selama delapan jam kearah timur pulau jawa mereka bilang itu menyiksa diri. Padahal perjalanan anda pulang pergi ke kantor selama satu hari itu sama dengan perjalanan anda ke tegal jawa tengah, dengan berkendara yang sama anda sudah dapat menikmati kuliner kota tegal dan keindahan kawasan Guci di kaki gunung Slamet.
Sejak awal kelahiran anak kembar saya dihari ke-40, saya sudah menarik tuas persnelling mobil saya dari Jakarta menuju Tawang Mangu untuk memberikan kesegaran pikiran bagi istri yang telah bersusah payah menghadapi operasi cesarnya. Sejak awal saya tidak menyukai membeli mobil baru keluaran pabrik, pertama karena harganya mahal dan kedua terlalu banyak uang yang harus hilang ketika saya tidak membutuhkannya lagi.Â
Selisih antara harga mobil baru dan mobil bekas layak pakai terpaut lumayan jauh dan saya menggunakan sisanya untuk membiayai perjalanan rekreasi saya kemana saya mau. Ini belajar dari beberapa teman yang menelpon meminjam uang untuk membayar cicilan mobilnya yang untuk membayar cicilannya saja sudah senin kamis apalagi mau saya ajak adventure Jakarta-Bali-Lombok dengan kendaraannya. Ironisnya si peminjam duit memiliki mobil yang jauh lebih mentereng daripada mobil yang saya miliki. Saya berpikir, percuma punya mobil masa kini tapi kurang piknik!
Perhitungan saya jika anda sanggup membuang dua jam perjalanan kekantor dan dua jam lebih pulang dari kantor maka tabungan perjalanan anda selama dua minggu selama sepuluh hari adalah 40 jam. Itu sama dengan perjalanan anda ke jogja pulang pergi dua kali atau jalan santai ke kota Surabaya. Jika anda cuti selama dua minggu mengapa anda tak sanggup membayai konsumsi bensin selama 40 jam perjalanan untuk berjalan sejauh jam perjalanan tersebut? Â Bayangkan jika anda pergi ke Jogja berlima menumpang pesawat pada saat peak season liburan, niscaya uang delapan juta rupiah pasti akan keluar dari kantong anda. Mahal? Iya, kalau anda naik pesawat. Tapi kalau anda sanggup naik pesawat ya monggo naik pesawat!
Tapi kan biaya makannya mahal om?.
Pertanyaan begini cuma sebentar saja jawabnya dengan kembali kasih pertanyaan, manusia itu normalnya makan tiga kali sehari, apakah dengan bepergian harus makan lebih dari itu? Apakah kalau liburan dirumah bisa makan kurang dari itu?.
Tapi kan kalo makan dirumah bisa masak sendiri om?.
Mari kita hitung berapa banyak jenis makanan yang bisa disimpan lama untuk dimakan selama perjalanan: Rendang, Teri kacang, Empal, Ikan asap ..banyaak. Bungkus dan siapkan saja ketika dibutuhkan saat makan. Tinggal beli nasi putih, kelar!. Yang kadang lupa treveler bersama keluarga tidak menyediakan minuman air botol dan lebih memilih mampir ke minimarket untuk sekedar membeli minuman air kemasan padahal jika anda menyediakan dua boks disudut bagasi mobil dan membelinya di toko grosir dekat rumah cukup banyak penghematan yang bisa dilakukan.