Indonesia, layaknya Somba Opu. Benteng terakhir bagi Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape-Sultan Hasanuddin.
Sebuah korporasi setara VOC mencoba merebut kedaulatan dengan dalih perjanjian sakral bernama Kontrak Karya.
Sebelum mereka mencabik-cabik negeri ini yang rakyatnya sibuk mempertontonkan kesalehan demi merebut sepenggal teritori bernama Ibu kota. Para 'Aruppalakka' memupuk kekuasaan lewat pertarungan harga diri dengan menghabiskan waktu Memenuhi jalan-jalan dengan standard ganda. Melupakan saudaranya yang bernama Papua.
VOC bernama Freeport merayu, layaknya VOC merayu Bone, Buton dan Ambon untuk bersatu melawan negeri Somba Opu yang mempertahankan kedaulatan demi kebaikan rakyatnya.
Ketika bangsa ini telah terbelah dua maka gunungan emas di timur negeri bernama Papua akan lepas dengan mudahnya ke tangan korporasi. Hancur berkeping-keping menjadi serpihan emas yang cuma menjadi komoditas jual beli dan jadi hiasan tangan, leher dan kaki sang majikan.
Lalu kemanakah gaung mobil komando yang biasanya melengking keras meneriakkan kebesaran Tuhan saat merasa terancam?.
Kita bisa memilih menjadi 'Aruppalakka' yang berjuang hanya untuk golongannya atau menjadi I Makkuruni yang mempertahankan harga diri untuk kebenaran sejati.
Takbiiiiiir!!
-AN-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H