Saya meloncat girang bukan kepalang. Benda itu yang saya idam -idamkan sejak lama, menggantikan teve hitam putih merk JVC yang nampak mulai usang.
Dengan teve itu saya ingin melihat warna kulit Laura Ingals yang sesungguhnya. Juga warna-warni kuda mereka di film Litle house in the Praire. Pasti indah dibanding selama ini yang saya lihat dalam dua warna saja.
Kami bergegas pulang. Teve itu diikat dijok belakang motor oleh bapak dan saya memilih berlari pulang duluan.
Dulu siaran teve tak ada di siang hari jadi kami tak bisa langsung melihat acara teve. Karena saya bersekolah di siang hari, rasanya tak sabar melewati jam-jam pelajaran dikelas menanti saat-saat kemewahan baru tiba. Menonton layar televisi berwarna.
Usai sekolah saya berlari pulang. Menunggu pukul lima tiba. Bapak yang saya temui sedang merangkai kabel-kabel dari trafo step down menuju ke unit televisi. Ternyata untuk itulah ia membeli trafo sehari lebih dulu.
"Gak sabar ya?" ledek bapak kepada kami sekeluarga.
Siaran awal  TVRI telah lima menit dimulai, bapak baru selesai menyusun urutan kabel.
"Bismillah ya, sekarang kita nonton televisi berwarna!"
Kami semua menatap layar televisi yang kerap diiklankan oleh artis cilik ternama Adi Bing Slamet dalam siaran Manasuka Siaran Niaga.
Bapak menekan tombol televisi buatan jerman itu.
"Blaaas...." suara ledakan dikotak sekring begitu kerasnya. Listrik mati. Kami diminta bersabar sebentar.