Apa yang Allah mau kadang memang tak bisa terduga, temasuk kenapa kita berada disuatu tempat yang sama sekali nggak direncanakan.
Matahari tersenyum lebar sekali ketika saya meninggalkan kota wonosobo menjelang siang dan bertambah benderang begitu memasuki garis demarkasi  wilayah Temanggung. Perjalanan menuju kota Jogja sebagai kota yang telah menunggu beberapa urusan nampaknya akan tak ada hambatan sampai disini.
Saat melaju dikecepatan sedang, mata saya mencari tempat makan tapi pandangan malah tertumbuk tulisan dikiri jalan "Base camp Sindoro Via Kledung"
Seumur hidup saya tak pernah kesini dan rasa lapar langsung hilang begitu tulisan gunung sindoro menggoda hati.
Saya parkir di base camp ini, nggak jadi makan dan malah masuk kedalam ruang besar lalu bertanya soal bagaimana prosedure naik gunung meskipun gak ada rencana naik gunung.
Diparkiran, serombongan motor meraung-raung, menurunkan lelaki perempuan berselimut lumpur. Satu diantaranya menghampiri dan tanpa basa-basi menawarkan diri untuk mengajak bergerak ke Pos 1, bahkan tanpa bayaranpun ia mau ajak saya, tentu saya menolak bila harus gratisan.
"Oke, ke Pos-1 tanpa simaksi (surat ijin pendakian)?" tanya saya, ia mengangguk.
"wis too...Berangkaaat...!"
Menurut saya Ojek-ojek ini memang gila. Kecepatan mendaki mereka tak kira-kira. Meski jalan batu keras yang menyimpan lumut licin, hujan berkabutpun mereka terabas tanpa jeda.
Tiba di Pos-1 puluhan operator ojek sedang berkumpul menunggu pendaki turun satu persatu.