Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lelaki Pemikat Punai (7)

29 Desember 2020   04:43 Diperbarui: 29 Desember 2020   04:52 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

“Nggih..nggih Romo, laksanakan!”

“Bapak tidak langsung bersikap, Ayu?” kejarku.

“Tidak, mas. Bapak tetap memelukku, menutup mulutku sampai malam kembali hening,” balas Ayu.

“Kenapa bapak tidak pernah cerita ke aku atau Ibu?” tanyaku pada Ayu.

“Iya, Ayu. Kenapa kamu tidak bercerita pada Ibu?” timpal ibu. Ayu duduk terdiam, bulir air mata mulai merangkak jatuh.

“Bapak yang meminta untuk tak bercerita. Mungkinkah kalau aku tak menuruti kata bapak untuk tak bercerita, Bapak akan tetap bisa hidup bersama kita?” tangis Ayu yang telah berhasil ia tahan beberapa hari  kembali datang.

“Romo?..siapa di desa ini yang dipanggil Romo?” gumamku.

Malam melarut. Lolongan anjing liar melesat melintas langit malam, Kunang-kunang berpendar mampir ke tepi jendela kamarku yang sengaja terbuka. Beberapa hari lagi Ibu memintaku tetap berangkat ke Jakarta sementara cerita Ayu menyisakan teka-teki yang harus kuselesaikan. Dingin malam, wangi dupa dan  pendar cahaya kunang-kunang  membuatku… Gamang.

Part-8-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun