Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lelaki Pemikat Punai (7)

29 Desember 2020   04:43 Diperbarui: 29 Desember 2020   04:52 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Renggo,”

“Renggo mana? Renggo Kelobot?”

“Ya..Renggo kelobot. Mulai banyak warga yang seperti menginginkanya. Ladang jagungnya mulai bertambah luasnya entah uang darimana, Dan yang paling penting, anak lelakinya pandai sekali, sekolah di Semarang, sepertinya namanya akan lebih harum lagi jika anaknya bisa kuliah ke Jogjakarta atau Jakarta dan akan menjadi sarjana pertama dari desa ini. Anak bungsunya yang perempuan juga akan menjadi gadis yang cantik. Keluarga yang ideal menurut orang-orang desa untuk menjadi Lurah,”

“Lantas apa reaksi bapak?” tanyaku memotong cerita Ayu.

“Bapak lantas membekap mulutku untuk tidak benar-benar bersuara. Bapak ingin terus mendengar pecakapan mereka,”

“Bahaya kalau begitu, Romo!”

“Hmm, yaa. Kamu masih ingin kaya, wir?”

“Masih Romo,”

“Kalau begitu, pikirkan cara menghentikannya!”

“Menghentikan? Menghentikan siapa, Romo?”

“Dapurmu….Utekmu macam sumur dangkal! Ya menghentikan Renggo! Kalo tidak, kamu akan terus jadi blandong jati..ngerti?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun