TEMANKU, APAKAH ENGKAU BERUBAH?
Satu hal paling celaka dari manusia jaman sekarang adalah Pribadi kita akan dibentuk oleh sosial media sesuai dengan isi dan jalan pikirannya.
Jika anda hobby tamasya, sering browsing tentang tamasya maka berita tentang tamasya akan selalu muncul di linimasa anda.
Bila anda senang sepeda, sering browsing tentang sepeda maka berita tentang sepeda akan kerap nongol diberanda anda berikut segala iklan tentang sepeda.
Jika anda senang dengan kabar burung, maka berita burung akan berterbangan menghinggapi beranda anda sehingga anda betul betul percaya berita itu pada akhirnya, tentunya juga diikuti dengan iklan yang berkaitan dengan berita yang anda suka.
Jadi Media sosial akan membentuk anda menjadi pribadi berpikiran sempit yang terus menggiring sesuai dengan hal-hal yang anda buka dan cari. Sepertinya begitulah algoritma media masa men-setting manusia masa kini agar ia menjadi konsumen loyal satu produk atau suatu paham yang tengah dijajakan termasuk ideologi.
Satu-satunya cara menghindari hal itu adalah Manusia jangan hanya browsing, jangan hanya berselancar karena mereka akan hanya mendapat riak permukaan dari semua persoalan. Menyelamlah lebih dalam atau jika anda senang ombak yang ganas sesekali hampirilah daerah berombak tenang dengan begitu anda tak akan berpikir sempit bahwa mencapai tujuan bukan hanya lewat gelombang yang kuat karena terkadang gelombang yang lemah membawa kita lebih cepat ketujuan dengan kemampuan kita.
Bila anda telah melewati masa setua ini hari ini dan masih senantiasa berkicau penuh kemarahan tentang masalah pribadi, masalah politik, masalah bermasyarakat, masalah keimanan dan masalah ekonomi di sosial media maka anda akan terus dibentuk oleh algoritma sosial media yang menginginkan anda menjadi pribadi sesuai dengan jalan pikiran anda sendiri. Mereka seolah akan mendukung dengan segala informasi yang mereka punya secara otomatis hingga anda berkesimpulan.... ya.. ya.. ya.. sayalah yang hidupnya paling benar dan mulia.
Keluarlah! berdiskusilah! dan bergembiralah l! dan jangan dengan orang yang itu-itu saja, agar pikiran anda tak dibentuk algoritma menyesatkan, karena banyak sahabat yang saya kenal telah menjadi pribadi lain disosial media. Ia menjadi pemarah, pesungut dan emosional meskipun  seolah bukan dia yang sesungguhnya dibanding puluhan tahun lalu. Mungkin beberapa menganggap sayapun demikian adanya.
Sosial media, Anda memang the real penguasa. Saya melawannya dengan duduk disini, Â membaca dan menyelami isi buku-buku yang ada.
-Beyond Catatan Tepi-