Tahun 1992, Dalam interview screening Litsus sebagai calon pegawai yang berafiliasi ke Korpri saya pernah ditahan sampai pukul 21:00 malam hanya karena saya salah dan enggan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang kamu pilih di pemilu sebelumnya? saya jawab: RAHASIA.
2.Apakah kamu setuju semua anak orang yang terindikasi PKI harus dilarang dan dibatasi, termasuk harus dipecat kalau ketahuan setelah jadi pegawai negeri atau tentara? saya jawab: TIDAK SETUJU.
Pertanyaan momor 1 diabaikan tapi akhirnya muncul pertanyaan lanjutan nomor 2 dari pewawancara yang nggak berhenti menyebulkan asap rokok selama interview:
1. Kamu simpati sama PKI? saya jawab AMIT-AMIT.
2.Kamu setuju cara-cara PKI? Â saya jawab SAMA SEKALI NGGAK.
3.Kamu mau negara ini dikuasai PKI? saya jawab SAYA AKAN IKUT BERJUANG MELAWAN KALO PKI BANGKIT LAGI.
4.Jadi kenapa kamu nggak setuju Anak-anak PKI dibersihin dan dibatasi geraknya? , mau lanjut terus jadi pegawai di Migas nggak?
saya jawab: KARENA BAPAK TANYA SOAL ANAK BUKAN BAPAKNYA SEBAGAI PELAKU.
"Sama aja, mereka pasti mencontoh bapaknya! mau masuk lanjut disini nggak?" sudah mulai kesal dia.
Kumpulan jawaban Litsus disodorkan ke saya dan disuruh ubah seperti yang dia mau.
Akhirnya Saya ubahkah?