Ini bulan dimana sebagian besar orang tua cemas luar biasa memikirkan anaknya  harus sekolah di sekolah atau universitas favorit mana.
Dulu sewaktu mas kembar dan adiknya  melewati masa-masa seperti ini, kami anehnya gak ikut dalam suasana itu.
Kami dulu cuma yakin semua usaha belajar mereka akan dibayar Allah pada waktunya, cepat atau lambat entah lewat sekolah favorit atau yang dianggap biasa.
Kami biarkan semua mengalir sambil menjaga mereka dari kekurangan air dan mencegah hama agar mereka terus tetap tumbuh.
Adalah hak orang tua untuk stress atau tidak menghadapi itu semua dan kami memilih untuk tidak stress sambil berkunjung kesetiap tempat yang mereka daftar untuk memastikan oxygennya cocok buat suasana belajar mereka nanti jika diterima.
Kami telusuri ruang kelasnya bersama-sama, beribadah di masjid atau mushollanya lalu mengucap salam kepada  gerbang masuknya karena meyakini setiap benda dibumi dapat bersaksi atas ijinNya.
Pertanyaan saya pada mereka ketika disana  adalah:
"Nyaman gak kira-kira tempat ini untuk kamu belajar?"
Sejak sekolah menengah hingga mereka kuliah tempat dimana mereka menyatakan 'Nyaman' ternyata ditempat itulah mereka diterima.
Dari situlah kami mendefinisikan apa itu sekolah favorit. Setidaknya favorit buat mereka yang menjalani bukan menurut kami.
Kami akui kami memang orang tua yang aneh. Maka janganlah ditiru!