Siapakah di dunia ini yang paling jujur? Jawabnya adalah Sejarah. Lalu siapakah didunia ini yang paling tidak jujur? Jawabnya adalah Penulis sejarah.
Jumlah kematian akibat virus Covid-19 di Spanyol hingga dua hari lalu sudah melampaui angka 4.000 orang dengan jumlah positif penderita melebihi 56.000 orang.Â
Adakah jumlah ini menakutkan?..Ya menakutkan, tetapi tahukah kita bahwa jumlah itu tak seberapa dibandingkan dengan peristiwa seabad yang lalu di tahun 1918, Spanyol telah memicu cerita pandemi dunia dengan korban kematian di Spanyol sendiri berjumlah lebih 100 ribu orang  oleh wabah yang disebut Flu Spanyol.
Seperti layaknya Donald Trump yang menyebut Corona virus  sebagai Chinesse flu, penduduk dunia saat 1918 menyebut wabah yang datang adalah Spanish Flu.Â
Begitulah kejujuran diuji, Spanyol yang saat itu merupakan Negara yang memilih netral dalam kancah perang dunia pertama memilih mewartakan kejadian sebenarnya kepada dunia bahwa Flu yang dideteksi sebagai buyut dari SARS atau H1N1 telah membuat negara mereka lumpuh, dan jatuh korban melebihi korban dari akibat perang dunia pertama itu sendiri.
Negara Eropa lain yang sibuk berperang karena sensor pers yang sangat kuat tak mau memberitakankan secara gamblang tentang keadaan mereka padahal sejatinya jutaan pasukan yang tengah bertempur dengan keadaan lapar dan tak higienis telah terjangkit penyakit ini hanya dalam kurun waktu hitungan  minggu.
Kematian di Eropa saat itu khususnya di Inggris saja mencapai 200.000 orang dengan terjangkit lebih dari setengah juta penduduknya.
Dalam sekejap flu ini menyebar ke sebagian besar daratan eropa. Tentara Amerika yang dikirim menuju kancah perang di Eropa diduga menjadi pembawa virus ini namun sebagian sejarawan menampik kemungkinan itu. Â
Berita tentang wabah simpang siur meskipun telah menimbulkan korban jiwa sedemikian banyak. India yang tak dapat peringatan ketika itu jatuh korban sebanyak 18 juta meninggal dunia. Satu milard lebih penduduk dunia terjangkiti dengan kematian sebanyak 20 hingga 100 juta jiwa lebih.
Bagaimana Indonesia? Gubernur jenderal VOC saat itu yang dijabat Johan  Paul Van  Limburg Stirum tengah sibuk dengan banjir besar  Jakarta. Urutannya mirip dengan yang dihadapi Jakarta masa kini.Â
Sejumlah otoritas pelayaran di Singapura telah memberikan peringatan untuk mencegah datangnya kapal-kapal dagang yang singgah di Hongkong tetapi peringatan itu tidak menjadikan kebijakan pencegahan oleh pemerintah Hindia Belanda.