Mohon tunggu...
Muhammad AryaDika
Muhammad AryaDika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pesan dari langit (Tetaplah sholat, meski hidup sedang hancur-hancurnya)

Mahasiswa Administrasi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Pendidikan yang Tidak Pernah Tercapai dan Sosial Budaya Diklaim Negara Lain

28 Februari 2022   12:10 Diperbarui: 7 Maret 2022   13:44 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era sekarang ini, kita sudah banyak mengalami perubahan dalam hidup kita, dari kita bangun tidur sampai kita menjalani aktivitas, atau dari kita menjalani kehidupan di dalam rumah maupun sampai kehidupan diluar rumah seperti bekerja ataupun menimba ilmu pendidikan. Kita semua disini harus dituntut untuk dapat menyikapi hal-hal yang baru dalam menjalankan suatu kehidupan, karena dengan berkembangnya suatu zaman sudah pasti semua yang kita lakukan juga ikut mengalami suatu perubahan. Salah satunya di dunia pendidikan dan sosial budaya.

Di dalam sistem pendidikan tentunya sama kita ketahui sudah sering berapa kali mengalami perubahan, yaitu perubahan kurikulum pendidikan, dari KTSP ke kurikulum pendidikan K13. Secara umum, kurikulum merupakan suatu peraturan yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Di dalam pendidikan dan sosial budaya pasti mengalami banyak perubahan, dari segi pendidikan contohnya cara mengajar guru di kurikulum KTSP yang awalnya hanya mengajar ya sebatas mengajar, tidak membimbing seorang peserta didik untuk lebih memahami materi yang dipelajari. Dan sekarang berubah menjadi K13, yang dimana guru lebih melakukan pendekatan kepada peserta didik melalui metode memahami karakter peserta didik. Di dalam K13 juga guru tidak hanya menilai sebatas akademik saja, tetapi guru juga menilai keterampilan, sikap, dan pengetahuan berdasarkan hasil dan penilaian dari seorang guru.

Dan untuk perubahan sosial budaya banyak sekali yang kita alami dan kita rasakan, seperti pada dampak globalisasi dalam sosial budaya. Pada zaman modernisasi sekarang ini, dapat dirasakan bahwa dengan kemajuan teknologi informasi, dan komunikasi sangat berdampak terhadap politik, ekonomi bahkan ke sosial dan budaya. Seperti pada ketenagakerjaan, dengan berkembangnya teknologi, semua yang dulunya dilakukan secara manual oleh manusia, sekarang sangat berdampak dengan pengurangan tenaga kerja, karena sudah menggunakan teknologi yang canggih sehingga memudahkan pekerjaan, walaupun manusia juga tetap diperlukan untuk mengoperasikannya. Tapi, kebutuhan tenaga manusia tidak sebanyak seperti pada biasanya. Hal lainnya seperti pada unsur budaya, semakin modern zaman sekarang, banyak budaya asli dari Indonesia yang terlupakan, tidak pernah lagi dilestarikan oleh anak muda zaman sekarang yang sangat menyenangi gaya hidup dari luar, yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti budaya kita di klaim oleh negara lain.

Maka dari itu, yang saya harapkan dari pendidikan dan sosial budaya di Indonesia. Yang pertama untuk pendidikan, pemerataan pendidikan itu sangat perlu diperhatikan untuk saat ini, perubahan sistem pendidikan juga pasti ada unsur kebaikan di dalamnya untuk lebih baik lagi dalam dunia pendidikan, tapi pemerataan pendidikan belum terlaksana dengan baik. "Berdasarkan Data Pokok Pendidikan 2021, masih ada sekitar 19.000 desa yang belum memiliki satuan PAUD," ujar Nadiem dalam Seminar Nasional Kepala Desa secara daring, Kamis (24/2/2022). Di dalam forum diskusi yang sering terjadi, sangat sering membahas mengenai pemerataan pendidikan, namun tidak pernah ada solusi di dalamnya. Untuk sekarang ini saya rasa sistem pendidikan sudah cukup baik, tinggal diperhatikan ke arah pemerataan pendidikan di pelosok-pelosok negeri.

Dan untuk sosial budaya, saya mengharapkan anak zaman sekarang dapat melestarikan budaya di Indonesia tidak hanya dari bentuk barang, alat musik, pakaian dan sebagainya. Tapi dari perilaku dan sikap kita yang dimana budaya kita mengajarkan bagaimana hidup yang ramah, rukun, dan selalu menerima perbedaan yang ada. Menurut M. Syamsudin dan kawan-kawan dalam Pendidikan Pancasila : Menempatkan Pancasila dalam Konteks Keislaman dan Keindonesiaan (2009), Pancasila adalah ideologi terbuka yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman. Karena kita lihat sekarang ini akibat dibalik kurangnya kecintaan rakyat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri ialah, banyak Negara yang mengklaim kebudayaan kita, salah satunya dari Negara tetangga kita. Mereka beralasan karena kita serumpun, tapi pada akhirnya kebudayan tersebut diakuin oleh Negara tersebut kepada UNESCO. Dari kesenian, kuliner, dan segala hal kebudayaan yang mereka anggap itu semua asli dari Negara mereka. Jadi saya harapkan kebudayaan kita masih dapat kita lestarikan dan kita bangga menggunakannya ataupun membudidayakannya. Agar semua apapun sosial budaya yang ada di negeri kita tercinta tidak akan terjadi lagi yang namanya klaim dari negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun