CIREBON- Jika menyusuri Jalan Dipekalangan sisi timur, tepat sebelum lampu merah di tikungan keempat dari timur, terdapat tembok atau toko dengan beberapa lukisan di dalamnya. Beberapa karya seni tersebut adalah karya orang-orang yang memiliki seni lukis. Ya, tembok-tembok ini adalah rumah bagi Dwi dan karya lainnya. Bagaimana Anda mengatakannya?
Pelukis Cirebon dengan kuas cat aslinya berukuran 50 x 60 cm terlihat keren. Tak jauh dari tempatnya duduk, ada potret seorang wanita yang sedang memegang handuk. Ya, gambaran orang yang dilukisnya. Ini adalah desain kedua yang diraihnya saat mengerjakan dinding rumah kosong bercat kuning.
''Dari pagi hingga sore saya sendirian. Dari sore hingga malam ada teman yang lain."
Sebelum menemukan tempat di sebuah rumah kosong, seorang pelukis Cirebon melukis dan menjual lukisannya di pinggir jalan. Tak heran jika disebut AE Street Art. Warga Jalan Pekalangan, Kecamatan Pekalangan ini, dilukis dalam Rimba Darma di Jalan Kartini. Ia bersyukur bisa bekerja di organisasi tersebut setelah mendapat rumah dari Dewan Cirebon.
''Partai (PPM) menerima situs ini dari pemerintah (Kota Cirebon). Sekarang saya isi dengan Pak Joko Wiyono. Tapi tentu saja kita harus bersama."
Dwi mengaku di ruangnya kini orang lebih mudah melihat fotonya. Pasalnya, jaraknya beberapa meter sebelum lampu merah. Beberapa di antaranya gambar ditampilkan. .pengemudi akan berhenti. Tak heran, banyak pesanan yang diterima. Yang lain juga menginginkannya, dan banyak yang ingin rumahnya dicat seperti gambar yang digambar Dwi.
''Saya tidak suka membaca online. Jadi lebih baik begitu."
Dwi mulai melukis di rumah kosong sebelum bulan Ramadhan. Â Mulai pukul 09:00 hingga 14:00. Namun, juga mulai pukul 17:00 hingga 21:00. Ya, aku punya teman lain malam itu. Meski merupakan seni jalanan, namun karyanya tidak bisa dianggap remeh. Dari ratusan ribu, karyanya juga terjual dengan harga Rp 7,5 juta.
Sekarang Dwi pun menikamti pekerjaan tersebut yang kadang dimana Dwi sering di hina oleh tetangga rumah, karena mereka menganggap Dwi seorang pelukis yang mempunyai banyak mimpi dalam hidupnya. Orang-orang yang sirik kepadannya, karena mereka pun kaget dengan gaji atau bayaran Dwi dengan tas yang penuh alat-alat lukisnya.jalan
Â
"Jalanlah yang lurus capailah mimpimu tidak usah mendengar anjing yang menggong-gong" Dwi berkata.